Analisis Marjin Pemasaran Analisis Kinerja Pasar

39 Dimana : FS = bagian harga yang di terima petani persen Pf = harga di tingkat petani Rpkg Pr = harga di tingkat konsumen Rpkg

4.4.3.3. Integrasi Pasar

Integrasi pasar oleh Harris 1979 diindikasikan sebagai keterpaduan diantara beberapa pasar yang memiliki korelasi terhadap harga. Ravallion 1986 dan Heytens 1986 mengatakan bahwa, pasar akan terintegrasi jika terjadi suatu aktivitas perdagangan di antara pasar-pasar tersebut. Dengan kata lain, seberapa jauh pembentukan harga suatu komoditi pada satu tingkat lembaga pemasaran mampu dipengaruhi oleh harga di tingkat lembaga lainnya. Untuk mengukur bagaimana harga pasar produksi mampu dipengaruhi oleh harga pasar konsumsi akan diterapkan model dari Ravallion 1986 yang selanjutnya dikembangkan oleh Heytens 1986 yaitu : P it = 1 + b 1 P it-1 + b 2 P t - P t-1 + b 3 - b 1 P t-1 + b 4 X Dimana : P it = Harga jagung pada pasar lokal petani waktu t P it - 1 = Harga jagung pada pasar lokalpetani waktu t-1 P t = Harga jagung pada pasar acuan waktu t P t-I = Harga jagung pada pasar acuan waktu t-1 X = Faktor musim atau faktor lain 1+b 1 = koefisien lag harga di tingkat pasar ke-i petani pada waktu t-1 b 2 = koefisien perubahan harga di pasar acuan pada waktu t dan t-1 b 3 -b 1 = koefisien lag harga di tingkat pedagang besar pada aktu t-1 Untuk melihat tinggi rendahnya keterpaduan antara kedua pasar, digunakan analisis indeks hubungan pasar atau IMC Indeks of Market Connection antara kedua pasar. IMC = 1 + b 1 b 3 - b 1 40 Integrasi jangka pendek terjadi bila b 1 = -1 dan IMC = 0. Jika pasar terpisah atau pasar tidak terpadu dalam jangka pendek, b 1 dan b 3 adalah sama b 1 = b 3 dan IMC bernilai tak hingga. Dalam kondisi normal, indeks bernilai positif dan nilai b 1 antara 0 dan -1. IMC yang mendekati 0, menunjukkan integrasi pasar yang tinggi, sedangkan IMC 1 menurut Timer dalam Heytens 1986 juga mencerminkan integrasi yang tinggi dalam jangka pendek. Sedangkan untuk melihat keterpaduan jangka panjang, digunakan koefisien b 2 . Semakin mendekati satu pada nilai koefisien b 2 , maka derajat keterpaduan pasarnya semakin tinggi. Dua pasar dikatakan terintegrasi secara sempurna dalam jangka panjang apabila nilai koefisien korelasinya sama dengansatu. Jika b1 = -1 dan IMC = 0, pasar dikatakan terjadi integrasi jangka pendek

4.4.4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dianalisis secara diskriptif yaitu berdasarkan pada situasi yang berkaitan dengan pemasaran jagung di Provinsi NTB. Analisis ini dilakukan pada lembaga pemasaran yang dominan dalam kegiatan pemasaran jagung di Provinsi NTB, yaitu dengan melihat pada bauran pemasaran jagung yang meliputi produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion Kotler dan Keller, 2008. Bauran produk dilihat berdasarkan karakteristik khusus produk, macam atau jenis produk, ukuran produk, mutu kualitas produk, dan pembungkus kemasan. Penetapan harga, dilakukan perusahaan berdasarkan penetapan harga bersaing. Sedangkan untuk kegiatan promosi produk di lihat melalui promosi yang dilakukan perusahaan baik media televisi, majalah, surat kabarmedia cetak, maupun promosi dari mulut ke mulut word of mounth. Begitu pula dengan tempat lokasi yaitu dilihat dari segi letak lokasi, distribusi produk, dan cakupan wilayah.

4.5. Definisi Variabel

Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Marjin pemasaran yaitu selisih harga beli dengan harga jual jagung pada tingkatan lembaga pemasaran yang dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram Rp kg.