18 oligopsonistik yaitu terdapat banyak pembeli dan produknya berbeda corak; 3
pasar oligopsoni yaitu sedikit pembeli dan produknya berbeda corak; 4 monopsoni yaitu terdapat satu pembeli dengan produknya bersifat unik.
Berdasarkan uraian diatas, struktur pasar persaingan sempurna dapat dilihat melalui dua sisi yaitu dari sisi pembeli dan sisi penjual. Hal ini juga
dikemukakan oleh Dahl dan Hammond 1977 yang disajikan dalam Tabel 3 yaitu mengenai lima jenis struktur pasar pangan dan serat dengan berbagai
karakteristiknya. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan monopoli, oligopoli, monopolistik, duopoli, dan sebagainya. Sedangkan dari sisi pembeli
terdiri dari pasar persaingan monopsoni, oligopsoni, dan sebagainya. Tabel 3 Perbandingan Struktur Pasar Bersaing Sempurna, Persaingan
Monopolistik, Oligopoli, dan Monopoli Bersaing
Sempurna Kompetisi
Monopolistik Oligopoli Monopoli
Jumlah penjual Sangat banyak
Banyak Sedikit Satu
Kesamaan Produk
Homogenus, identik
Berbeda, beberapa
variasi Sama atau
berbeda Unik, tidak
memiliki produk
substitusi
Kemudahan Perusahaan
Baru Masuk Mudah, tidak
ada rintangan
Relatif mudah
Sulit, ada rintangan yang
signifikan Dibatasi
Kemampuan Mempengaruhi
Harga Tidak dapat
Sedikit, tetapi dibatasi oleh
adanya barang
substitusi Mampu, tapi
tetap memperhitungkan
perilaku pesaing Mampu,
kecuali ada regulasi
Contoh Para petani,
future market
Toko makanan
kecil, restoran
Jaringan toko, pengolahan
makanan, pedagang grosir
BUMN
Sumber : Kohl dan Uhl 1990 Kohl dan Uhl 1990 mengemukakan perbandingan struktur pasar bersaing
sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, dan monopoli yang secara rinci
19 dapat dilihat pada Tabel 3. Pasar persaingan monopoli yaitu pasar dengan penjual
tunggal, dan monopsoni yaitu pasar dengan pembeli tunggal. Pasar persaingan oligopoli adalah pasar dengan beberapa penjual, dan oligopsoni adalah pasar
dengan beberapa pembeli. Sedangkan pasar persaingan monopolistik yaitu pasar yang berada di antara pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan oligopoli.
Struktur pasar ini ditandai dengan banyaknya perusahaan dalam pasar, dan tidak cukupnya kriteria untuk menjadi pasar bersaing sempurna, namun lebih dari
interdependen seperti dalam oligopoli. Masing-masing perusahaan mengusahakan produk dan jasa yang sifatnya unik atau berbeda dari perusahaan laiannya.
Dengan kata lain bahwa masing-masing perusahaan bagaikan “monopoli kecil” tetapi monopoli yang memiliki kekuatan yang kecil karena dari sisi konsumen
melihat pesaingnya memiliki barang substitusi yang hampir sama.
3.1.3. Perilaku pasar
Perilaku pasar adalah pola tingkah laku dari lembaga pemasaran yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana lembaga tersebut melakukan
kegiatan pembelian dan penjualan. Struktur pasar dan perilaku pasar akan menentukan keragaan pasar yang diukur melalui peubah harga, biaya, dan
marjin pemasaran, serta jumlah komoditas yang diperdagangkan Dahl dan Hammond 1977.
Perilaku pasar menurut Asmarantaka 2012 merupakan perilaku pembeli dan penjual, strategi atau reaksi yang dilakukan pembeli dan penjual secara
individu maupun kelompok dalam hubungan kompetitif atau negosiasi dengan penjual dan pembeli lainnya untuk mencapai tujuan pemasaran suatu pasar.
Perilaku pasar dapat diketahui melalui pengamatan terhadap penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh tiap lembaga pemasaran, sistem penentuan harga
dan pembayaran, serta kerjasama antar berbagai lembaga pemasaran. Dengan melihat perilaku pasar jagung, maka keragaan pasar jagung yang merupakan suatu
keadaan sebagai dampak dari struktur pasar dan perilaku pasar dalam menilai baik tidaknya suatu sistim pemasaran Dahl dan Hammond, 1977.
Asmarantaka 2009 mengemukakan tiga cara dalam mengenal perilaku pasar yaitu :
20 1.
Penentuan harga dan setting level of output; yaitu menetapkan harga dimana harga tersebut tidak berpengaruh pada perusahaan lain dan dilakukan secara
bersama-sama penjual atau berdasarkan price leadership pemimpin harga. 2.
Product promotion policy; yaitu dilakukan melalui pameran dan iklan atas nama perusahaan.
3. Predatory and Exclusivenary tactics; yaitu dengan cara menetapkan harga di
bawah biaya marjinal sehingga perusahaan lain tidak dapat bersaing secara sehat. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan pesaing keluar dari pasar.
Berdasarkan ke tiga cara tersebut di atas, maka yang umum dilakukan dalam mengenal prilaku pasar adalah penentuan harga yang dilakukan oleh price
leadership. Cara salanjutnya adalah product promotion yang dilakukan melalui beberapa pameran produk, dan cara terakhir adalah penetapan harga di bawah
biaya marjinal untuk menyingkirkan pesaing usaha. Hal ini dikarenakan, produk yang dihasilkan terutama komoditi pertanian dengan sifatnya yang mudah rusak
serta membutuhkan penjualan yang cepat.
3.1.4. Marjin Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah sistim yang meliputi seluruh aliran produk dan jasa yang ada, mulai dari tingkat produksi pertanian hingga produk dan jasa
teersebut sampai di tingkat konsumen Kohls dan Uhls, 2002. Pemasaran produk agribisnis menurut Purcell 1979 dalam Asmarantaka 2012 yaitu semua
aktivitas bisnis atau fungsi pemasaran yang terjadi dalam komoditi pertanian atau produk agribisnis setelah produk tersebut lepas dari petani produsen hingga ke
konsumen akhir. Aktivitas bisnis melibatkan lembaga pemasaran untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran antara lain yaitu fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitas guna meningkatkan atau menciptakan nilai guna bentuk Hammond dan Dahl, 1977.
Menurut Tomek dan Robinson 1977, marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen.
Marjin pemasaran yaitu perbedaan harga di berbagai tingkat lembaga pemasaran dalam menjembatani gap antara pasar di tingkat petani dengan pasar di tingkat
pengecer retailer Sudiyono, 2002; Asmarantaka, 2009. Marjin pemasaran
21 menurut Waite dan Trelogan 1951 dalam Sudiyono 2002 merupakan biaya dari
jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari pemasaran. Dengan demikian, tinggi biaya pemasaran, dapat menyebabkan
tingginya marjin pemasaran Kegiatan pemasaran produk dalam hal ini produk pertanian yaitu jagung,
dalam pendistribusiannya hingga ke konsumen melibatkan lembaga pemasaran. Kegiatan yang dilakukan pada setiap lembaga pemasaran akan menyebabkan
perbedaan terhadap harga jual, dimana semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka akan semakin besar perbedaan harga komoditas tersebut dari
produsen hingga konsumen. Marjin pemasaran suatu komoditi per unit pada kurva marjin pemasaran
Gambar 3, ditunjukkan oleh Pr - Pf, dimana Pr merupakan harga di tingkat konsumen dan Pf merupakan harga di tingkat petani. Marjin pemasaran hanya
diperoleh dari perbedaan harga, tidak berkaitan langsung dengan quantiti produk yang dipasarkan. Apabila produk mengalami proses pengolahan, quantity di
petani dan konsumen harus setara equivalent. Pengertian ini menurut Asmarantaka 2012 merupakan pengertian yang sifatnya statis, karena hanya
menganalisis biaya-biaya dari petani dan konsumen. Namun bila marjin dikalikan dengan jumlah komoditas yang ditawarkan maka hasilnya disebut Nilai Marjin
Pemasaran atau Value Marketing Marginal VMM. Besarnya nilai marjin pemasaran dinyatakan dalam Pr - PfQr.f. Marjin pemasaran menunjukkan
perbedaan harga yang terjadi di pasar. Sehingga jumlah produk di tingkat petani sama dengan jumlah produk di tingkat pengecer atau Qr=Qf=Qrf.