Ikhtisar Landasan Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2011
Tabel 12 Sejarah akses masyarakat terhadap kawasan Tahura Wan Abdul Rachman melalui program PHBM
Tahun Sejarah Akses PHBM
1995 Terjadinya perambahan liar di dalam kawasan Tahura Wan Abdul
Rachman oleh masyarakat sekitar hutan, sehingga fungsi hutan secara alami tidak optimal.
Tingginya dorongan akan kebutuhan lahan usaha bagi masyarakat. Sosialisasi keberadaan hutan masih lemah sehingga berakibat pembukaan
lahan di kawasan hutan menjadi tidak terkendali. 1997
Munculnya program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat yang dibuat oleh UPTD Tahura Wan Abdul Rachman Dinas Kehutanan Provimsi
Lampung. Program PHBM yaitu dengan melibatkan partispatif masyarakat di sekitar
kawasan Tahura WAR untuk mengembalikan fungsi hutan kembali secara optimal dan lestari serta bernilai ekonomi.
Masyarakat menolak adanya program tersebut, karena beranggapan dengan adanya program tersebut malah akan membuta hidup mereka
sengsara dalam kemiskinan. 1998
Akibat perambahan hutan yang telah dilakukan oleh masyarakat, terjadi bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor.
Terjadinya krisis moneter yang menyebabkan transmigrasi besar-besaran, mengakibatkan terjadi konflik antara warga pendatang dengan warga lokal
masyarakat Desa Bogorejo di kawasan Tahura Wan Abdul Rachman dalam memperubatkan akses lahan garapan.
Masyarakat mulai sadar akan dampak yang ditimbulkan, akhirnya menerima dan ikut berkerjasama dalam program PHBM yang dibuat oleh
pemerintah UPTD Tahura WAR. Kerjasama yang dilakukan melalui program PHBM adalah menjaga
kelestarian kawasan Tahura WAR dan memberikan akses atau jalan masuk bagi masyarakat untuk menggarap lahan di kawasan Tahura.
Masyarakat yang mengikuti program PHBM diberikan pelatihan, penyuluhan, dan perencanaan dalam menggarap lahan di kawasan dengan
baik dan bijak.
1999 Program PHBM membentuk kelompok tani bagi masyarakat Desa
Bogorejo yaitu kelompok tani Wana Karya. Fungsi kelompok tani tersebut adalah untuk mengkoordinir masyarakat
yang ikut dalam program PHBM di kawasan Tahura Wan Abdul Rachman serta sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi anggota kelompok
yang mengalami permasalahan atau kendala di dalam kawasan Tahura. Memberikan izin dan melegalkan masyarakat Desa Bogorejo untuk
mengakses dan menggarap lahan di dalam kawasan Tahura Wan Abdul Rachman.
2012 Program PHBM menjadikan suatu basis nafkah sebagai sumber
penghidupan, Ketersediaan air yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar Tahura
WAR Terjalinnya hubungan komunikasi secara harmonis dengan pemerintah.
Dilibatkan sebagai subjek dalam pengelolaan Tahura WAR.
6.3 Keterlibatan dan Peran dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM di Kawasan Tahura WAR
Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM diarahkan pada kawasan Tahura Wan Abdul Rachman WAR dengan melibatkan masyarakat
yang ada di sekitar kawasan. Program PHBM dilakukan dengan memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan Tahura, bukan sekedar untuk menghentikan
terjadinya perusakan sumberdaya hutan dan ekosistemnya. Melainkan pemberdayaan yang mengarah pada upaya untuk memberikan kesempatan,
kemudahan, dan fasilitas terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan. Masyarakat diberdayakan melalui program PHBM agar mereka secara mandiri
mau dan mampu mengembangkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan. Mandiri dalam pemberdayaan yaitu guna memanfaatkan sumberdaya alam hayati
serta ekosistem untuk kemakmuran sebesar-besarnya serta senantiasa memperhatikan upaya pelestarian ekologi, ekonomi, dan sosial budaya,
sumberdaya alam, dan lingkungan.
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM di kawasan Tahura WAR diharapkan mampu memantapkan kelestarian keanekaragaman hayati dan
ekosistem serta meningkatkan peran aktif masyarakat. Kemudian, dengan program PHBM dapat mengembangkan partisipasi, desentralisasi, kemitraan,
pemerataan, keberlanjutan, kemandirian, dan guna meningkatkan kelestarian kawasan Tahura WAR. Tujuan dari PHBM di kawasan Tahura WAR adalah
menjamin keseimbangan ekologi, ekonomi, dan sosial budaya serta menigkatkan kemandirian masyarakat sebagai pendukung utama dalam pelaksanaannya.
Program PHBM di Tahura mengaktualisasikan akses timbal balik peran masyarakat dan fungsi kawasan Tahura terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Mekanisme proses penyusunan PHBM ditentukan oleh UPTD Tahura WAR sebagai pihak pengelola. Penentuan lokasi atau patokan untuk lahan yang digarap
oleh masyarakat dan jenis tanamanpohon yang akan ditanam merupakan wewenang UPTD Tahura. Pihak UPTD Tahura mengajak masyarakat secara
partisipatif dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Tahap perencanaan di kawasan Tahura
meliputi pendataan masyarakat yang menggarap di kawasan, orientasipemilihan tanaman yang akan diatanam, penyusunan rancangan dalam kegiatan fisik di
lapangan. Tahap selanjutnya yaitu pembinaan dan pelatihan sebagai upaya penyadaran hukum masyarakat dan proses menyamakan persepsi tentang
kepahaman pentingnya kelestarian hutan antar pihak stakeholder yang berkepentingan.
Kemudian, pembentukan kelembagaan dan pranata sosial sebagai pembentuk aturan dan wadah aspirasi dalam keberhasilan PHBM. Pelaksanaan
pengembangan kawasan hutan, membangun kepahaman dan pengakuan masyarakat akan status hutan secara de jure ataupun de facto dan
menanggulanginya. Pendampingan dilakukan oleh pihak UPTD Tahura yang bertujuan member arahan bagi terbentuknya kelembagaan yang mantap dan
teratur serta meningkatkan keterampilan teknis dan pengetahuan. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana program PHBM dapat
berjalan serta hasil penilaian selanjutnya menjadi bahan perbaikan bagi prinsip-
prinsip PHBM pada masa datang. Berikut ini Tabel 13 matriks dalam kegiatan dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR:
Tabel 13 Penjelasan tahapan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM di kawasan Tahura WAR
Tahapan Program PHBM
Penjelasan Tahapan Program PHBM di Kawasan Tahura WAR Perencanaan
Tanaman yang akandiperkenakan untuk di tanam di lahan PHBM adalah tanaman MPTS Multi Purpose Tree Species atau
tanaman bertajuk tinggi seperti karet, kemiri, petai, dan durian. Lahan yang diberikan untuk digarap seluas 0.5 ha
– 3 ha, dimana setiap lahan hanya digarapoleh satu orang saja.
Hasil dari menggarap lahan tersebut 100 persen hasilnya untuk masyarakat, karena tanggung jawab yang diberikan adalah hanya
menjaga dan merawat tanaman yang ditanam agar lestari Pembinaan dan
Pelatihan Adanya sosialisasi secara intensifkepada masyarakat terkait
mengenai fungsi hutan dan manfaat kawasan Tahura WAR, agar memberikan kesepahaman antar pemangku kepentingan yang ada
dengan bijak. Peningkatan kapasitas masyarakat, seperti pelatihan substansi
pengembangan keterampilan
sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Pembentukan Kelembagaan
Membentuk kelompok tani secara mandiri, membutat aturan- aturan dalam kelompok serta sanksi jika ada yang melanggar.
Pembentukan kelompok berfungsi sebagai wadah aspirasi dalam menyampaikan permasalahan dalam program PHBM di kawasan
Tahura WAR . Adanya rencana kerja kelompok, sehingga kelompok mempunyai
arahan yang jelas dalam program PHBM. Pelaksanaan
Pengembangan Kawasan Hutan
Masyarakat ikut aktif dalam penataan wilayah lahan garapan seperti pemetaan, adanya batas-batas lahan garapan antar anggota
kelompok secara jelas. Masyarakat mengikuti rehabilitasi dan pengamanan kawasan,
agar bisa mengantisipasi dini penanggulangan kebakaran hutan, pencegahan pembukaan lahan garapan baru, dan pencegahan
pencurian kayu illegal logging. Pendampingan
Pihak UPTD Tahura berperan menjadi fasilitator terhadap permasalahan yang ada dalam masyarakatkelompok.
Pihak UPTD Tahura bisa sebagai motivator dan dinamisator sebagai membangun hubungan kerja yang baik dengan pihak lain
serta untuk mengefektivitaskan komunikasi antar kelompok lainnya.
Monitoring dan
Evaluasi Pihak UPTD melakukan penilaian terhadap terlaksananya hasil
program PHBM yang sudah dijalankan di kawasan Tahura WAR Pihak UPTD bersama masyarakat membuat pembinaan dalam
mencari jalan alternatif penyelesaian masalah, agar kelancaran pembinaan pengembangan PHBM tetap berjalan baik di kawasan
Tahura WAR.
Program PHBM diarahkan untuk mempertahankan kelestarian kawasan Tahura WAR, agar optimalnya manfaat hutan sebagai wisata alam, penelitian,
pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya, dan kesejahteraan masyarakat. Hadirnya program PHBM di kawasan Tahura WAR ditujukan untuk
terwujudnya konservasi sumberdaya alam hutan dan ekosistemnya yang aman secara legal formal, didukung kelembagaan yang kuat dalam pengelolaan serta
mampu memberikan manfaat optimal pada masyarakat. Merealisasikan program PHBM tersebut dengan baik dan bijak, maka masing-masing pihak petani yang
menggarap di lahan PHBM dan UPTD Tahura WAR memiliki kebijakan dalam pengelolaannya. Sebagaimana dalam Tabel 14 matriks kebijakan antar dalam
program PHBM di kawasan Tahura WAR berikut ini:
Tabel 14 Matriks peran antar pihak dalam program PHBM di kawasan Tahura WAR
Peran Petani Penggarap di Kawasan Tahura WAR
Peran UPTD Tahura WAR dalam Program PHBM
Mentaati dan mematuhi peraturan- peraturan yang berlaku undang-
undang dalam
mengelola dan
mengakses di dalam kawasan Tahura WAR.
Mewujudkan kelembagaan pengelolaan Tahura WAR yang mantap dalam
penyempurnaan struktur kelmbagaan yang mengarah kepada prinsip
”back to for
est”. Menjaga dan mengamankan kawasan
hutan Tahura WAR dari gangguan perambahan
liar serta
dilarang menebang hasil tanaman dan menjual
hasil tebangan tanaman di dalam kawasan Tahura WAR.
Mewujudkan produktivitas
dan peningkatan nilai sumberdaya hutan
Tahura WAR yang berkelanjutan, seperti menjaga dan mempertahankan status dan
keamanan kawasan Tahura WAR.
Mendapatkan hasil panen berupa hasil hutan bukan kayu, seperti buah-
buahan dan getah serta menjualnya untuk sumber pendapatan sebagai
pemenuh kebutuhan hidup sehari- sehari.
Mewujudkan efektivitas pengelolaan kawasan Tahura WAR berdasarkan blok-
blok pengelolaan, seperti peningkatan sosialisasi dan pemahaman terhadap
masyarakat tentang blok-blok pengelolaan Tahura WAR sampai tingkat lapangan.
Memperoleh akses dan lahan di dalam kawasan Tahura WAR sebagai sumber
mata pencaharian untuk mendapatkan nafkah.
Mewujudkan iklim investasi wisata di Tahura WAR, seperti pembangunan
infrastruktur pasar hasil hutan bukan kayu serta mengembangkan mekanisme insentif
dan disinsentif bagi usaha kehutanan serta membantu
mengentaskan kemiskinan
dengan penyediaan lapangan pekerajaan. Selalu dilibatkan dalam pengelolaan
hutan secara partsipatif agar tidak terjadi
konflik sosial
dalam pengurusan
sumberdaya hutan,
sehingga pengelolaan hutan tetap berkelanjutan.
Mewujudkan kesejahteraan dan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan
yang adil dan bertanggung jawab, seperti menjamin kemandirian masyarakat dalam
pengelolaan hutan serta meningkatkan pendapatan
masyarakat di
bidang kehutanan yang adil, transparan, dan
proposional.