Rumahtangga Petani RTP PENDEKATAN TEORITIS

2.6 Definsi Operasional

Definisi operasional peubah dimaksudkan untuk memberikan batasan yang jelas, sehingga memudahkan dalam melakukan pengukuran. Definisi operasional dan pengukuran peubah dalam rencana penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sumber pendapatan PHBM hutan rakyat adalah pendapatan yang diperoleh dari berbagai kegiatan di lahan PHBM. Kemudian akan dibagi menjadi tiga kategori menurut lapisan pendapatannya yaitu lapisan pendapatan atas, lapisan pendapatan menengah, dan lapisan pendapatan bawah. Penentuan kategori menurut lapisan pendapatan diukur dengan menggunakan sebaran kurva normal, yaitu: a. Lapisan pendapatan bawah, jika x- ½ sd b. Lapisan pendapatan menengah. jika x – ½ sd x x + ½ sd c. Lapisan pendapatan atas, jika x + ½ sd 2. Sumber pendapatan pertanian adalah pendapatan yang diperoleh dari berbagai kegiatan di sektor pertanian dan off-farm. Kemudian akan dibagi menjadi tiga kategori menurut lapisan pendapatannya yaitu lapisan pendapatan atas, lapisan pendapatan menengah, dan lapisan pendapatan bawah. Penentuan kategori menurut lapisan pendapatan diukur dengan menggunakan sebaran kurva normal, yaitu: a. Lapisan pendapatan bawah, jika x- ½ sd b. Lapisan pendapatan menengah. jika x – ½ sd x x + ½ sd c. Lapisan pendapatan atas, jika x + ½ sd 3. Sumber pendapatan non-pertanian adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan di luar sektor pertanian seperti berdagang, warung atau toko, buruh bangunan, PNS, wiraswasta, dan lain-lain. kemudian akan dibagi menjadi tiga kategori menurut lapisan pendapatannya yaitu lapisan pendapatan atas, lapisan pendapatan menengah, dan lapisan pendapatan bawah. Penentuan kategori menurut lapisan pendapatan diukur dengan menggunakan sebaran kurva normal, yaitu: a. Lapisan pendapatan bawah, jika x- ½ sd b. Lapisan pendapatan menengah. jika x – ½ sd x x + ½ sd c. Lapisan pendapatan luas atas, jika x + ½ sd 4. Tingkat kemiskinan diukur melalui rata-rata pendapatan per kapita rumahtangga petani per hari pada setiap kategori menurut lapisan pendapatan berdasarkan sumber pendapatan PHBM hutan rakyat, pertanian, dan non-pertanian jumlah total sumber pendapatan selama periode tahun 2012. Penentuan kategori menurut lapisan pendapatan diukur dengan menggunakan sebaran kurva normal, yaitu: a. Lapisan pendapatan bawah, jika x- ½ sd b. Lapisan pendapatan menengah. jika x – ½ sd x x + ½ sd c. Lapisan pendapatan atas, jika x + ½ sd Kemudian rata-rata pendapatan per kapita rumahtangga petani per hari pada setiap kategori menurut lapisan pendapatan berdasarkan sumber pendapatan yang diperoleh di ukur menggunakan standar kemiskinan World Bank yang mengasumsikan bahwa pendapatan yang diperoleh individu di bawah 2 per hari.

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dusun III, Desa Bogorejo, Kecamatan Gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung yang tergabung dalam kawasan Tahura Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachmantepatnya di Dusun III. Kawasan Tahura Wan Abdul Rachman terdapat pengelolaan hutan rakyat dengan pola PHBM. Pihak Dinas Kehutanan Provinsi Lampung memberikan kebijakan dalam bentuk Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM yang dianggap sebagai salah satu metode proses penyelesaian perambahan hutan secara illegal loging , okupasi lahan, pembalakan liar, dan kerusakan hutan yang ada. Lokasi penelitian di Dusun III dipilih secara sengaja purposive karena lokasi tersebut merupakan lokasi terdekat dengan kawasan Tahura Wan Abdul Rachman dalam program PHBM.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dirancang dengan menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif korelasional Singarimbun dan Effendi 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner dan wawancara mendalam. Kuesioner dibagikan kepada responden, namun dalam pengisian kuesioner peneliti tidak membiarkan kuesioner diisi sendiri oleh responden. Kuesioner tetap dipegang oleh peneliti, kemudian peneliti menanyakan satu persatu pertanyaan yang ada dalam kuesioner, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengisian, dan membantu responden yang kurang mengerti dalam segi bahasa. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan panduan pertanyaan kepada informan maupun responden. Data sekunder diperoleh dari sumber, yaitu kantor Desa Bogorejo, Departemen Kehutanan Provinsi Lampung, dan UPTD Tahura Wan Abdul Rachman serta dokumen-dokumen dan pustaka yang berhubungan dalam menunjang penelitian. Informasi dan data penelitian diperoleh melalui responden dan informan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani yang ikut dalam program PHBM di kawasan Tahura Wan Abdul Rachman. Responden adalah rumahtangga petani atau pihak yang memberikan keterangan mengenai dirinya dan keluarganya, sedangkan informan adalah pihak yang memberikan keterangan dan informasi mengenai situasi-situasi yang terjadi di sekitarnya. Populasi penelitian ini adalah rumahtangga petani di Desa Bogorejo berjumlah 985 rumahtangga. Populasi sasarannya yaitu rumahtangga petani di Desa Bogorejo yang mengikuti program PHBM dan mengakses lahan PHBM berjumlah 372 rumahtangga petani. Responden yang diambil sebanyak 35 rumahtangga petani di Dusun III yang dilakukan secara purposive sengaja yang mengikuti program PHBM dan mengakses lahan PHBM. Penentuan pengambilan responden di Dusun III, Desa Bogorejo dilakukan dengan teknik pengambilan simple random sampling .