Pendapatan dari Sektor Pertanian

nafkah untuk keberlangsungan hidup rumahtangga petani selain mengandalkan dari sektor pertanian. Sedangkan, rata-rata pendapatan per kapita rumahtangga petani per hari dari sumber pendapatan di sektor non-pertanian pada semua lapisan pendapatan masih belum bisa memberikan berkontribusi dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Melainkan dijadikan sebagai alternatif pekerjaan dalam menambah pendapatan rumahtangga petani untuk keperluan hidup apabila sewaktu-waktu terjadi gagal panen dan bencana alam serta tidak menentunya hasil panen yang diperoleh dari sektor PHBM dan sektor pertanian.

8.4 Ikhtisar

Struktur pendapatan adalah komposisi pendapatan rumahtangga petani dari berbagai aktifitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumahtangga. Pendapatan yang diperoleh rumahtangga petani di Dusun III, Desa Bogorejo berasal dari sektor PHBM hutan rakyat, sektor pertanian, dan sektor non- pertanian. Ketiga sektor tersebut saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari setiap rumahtangga petani. Hal ini bisa terlihat dari angka mutlak dan persentase struktur nafkah rumahtangga petani dari total pendapatan baik di sektor PHBM hutan rakyat, sektor pertanian maupun sektor non- pertanian pada setiap lapisan pendapatan menurut jenis sumber pendapatannya. Rumahtangga petani dengan lapisan pendapatan atas, sektor yang memberikan sumbangan terbesar dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani adalah sektor pertanian, dengan pendapatan per tahun sebesar Rp26 812 200 dan persentase sebesar 62.6 persen. Pada rumahtangga petani dengan lapisan pendapatan menengah, sektor yang memberikan sumbangan terbesar dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani adalah sektor pertanian, dengan pendapatan per tahun sebesar Rp7 647 421 dan persentase sebesar 45.3 persen. Kemudian pada rumahtangga petani dengan lapisan pendapatan bawah, sektor yang memberikan sumbangan terbesar dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani adalah sektor pertanian, dengan pendapatan per tahun sebesar Rp2 467 363 dan persentase 64.7 persen. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian memiliki banyak jenis hasil yang didapatkan, mulai dari tanaman perkebunan, tanaman pertanian, dari hewan ternak, dan bekerja sebagai buruh tani di lahan milik warga yang lebih luas. Sumber pendapatan dari sektor pertanian memberikan pemasukan terbesar bagi sumbangan pendapatan dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani, ini terlihat pada Tabel 18 dan Gambar 8 serta Tabel 19 dan Gambar 9 di atas dari setiap lapisan pendapatan dari yang atas, menengah, dan bawah. Sektor pertanian berpengaruh besar dalam memberikan sumbangan pendapatan dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani di Dusun III, Desa Bogorejo dibandingkan dengan sektor PHBM hutan rakyat dan sektor non- pertanian. Sumber pendapatan dari sektor PHBM tidaklah terlalu besar memberikan sumbangan pendapatan dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh dari sektor PHBM hanya memliki satu jenis hasil yang didapatakan dari menjual hasil panen tanaman MPTSbertajuk tinggi, seperti karet, kemiri, petai, dan durian. Meskipun demikian, sumber pendapatan dari sektor PHBM hutan rakyat telah membantu meningkatkan sumbangan pendapatan dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta untuk membiayai modal usahatani. Sumber pendapatan dari sektor non-pertanian hanya memberikan sumbangan pendapatan dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani pada lapisan pendapatan atas dan menengah saja. Sedangkan, pada lapisan pendapatan bawah tidak sedikit pun memberikan sumbangan pendapatan dan persentase terhadap struktur nafkah rumahtangga petani. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa rumahtangga petani yang berpendidikan rendah serta kurangnya keahlian sumberdaya manusia untuk mengakses pekerjaan di sektor non- pertanian. Selain itu, terdapat beberapa rumahtangga petani yang sudah tercukupi pendapatannya dari sektor PHBM hutan rakyat dan sektor pertanian, sehingga tidak perlu mencari alternatif pekerjaan dari sektor non-pertanian. Kasus rumahtangga petani di Dusun III, Desa Bogorejo untuk mengetahui tingkat kemiskinannya, maka digunakan rata-rata pendapatan per kapita per hari rumahtangga petani pada setiap lapisan pendapatannya terhadap garis kemiskinan menurut ukuran kemiskinan World Bank sebesar USD 2.00 per kapita per hari. Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa rata-rata pendapatan per kapita rumahtangga petani per hari dari sumber pendapatan sektor pertanian pada lapisan pendapatan atas sebesar Rp22 950. Dapat diketahui bahwa sumber pendapatan sektor pertanian dari lapisan pendapatan atas sudah berada di atas garis kemiskinan, kerena telah berada di atas angka 2.00 per kapita per hari atau ± Rp20 000 per kapita per hari. Berdasarkan Tabel 21 dan Gambar 11 dapat diketahui bahwa pada lapisan pendapatan menengah dan bawah masih di bawah garis kemiskinan, kemudian pada lapisan pendapatan atas sudah berada di atas garis kemiskinan menurut ukuran World Bank. Selain itu, sumber pendapatan dari PHBM belum bisa membantu untuk keluar dari garis kemiskinan bagi lapisan pendapatan menengah dan lapisan pendapatan bawah. Sumber pendapatan dari PHBM hanya semakin membantu meningkatkan rata-rata pendapatan per kapita per hari bagi lapisan pendapatan atas saja dan mengurangi kemiskinan. Kemudian bagi lapisan pendapatan bawah belum bisa mengurangi kemiskinan yang ada semakin memperlebar kesenjangan ekonomi dengan lapisan pendapatan atas. Kesenjangan ekonomi antara lapisan pendapatan atas dengan lapisan pendapatan bawah yaitu disebabkan dari diberikannya akses menggarap lahan di dalam kawasan Tahura WAR. Dimana lapisan pendapatan atas tetap mendapatkan akses lahan yang sama besarnya dengan lapisan pendapatan bawah untuk menggarap di dalam kawasan Tahura WAR, meskipun pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian dan non-pertanian sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini mengindikasikan lapisan pendapatan atas semakin jauh jarak kesenjangan ekonomi terhadap lapisan pendapatan bawah. Rata-rata pendapatan per kapita rumahtangga petani per hari dari sumber pendapatan di sektor non-pertanian pada semua lapisan pendapatan masih belum bisa memberikan berkontribusi dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Melainkan dijadikan sebagai alternatif pekerjaan dalam menambah pendapatan rumahtangga petani untuk keperluan hidup apabila sewaktu-waktu terjadi gagal panen dan bencana alam serta tidak menentunya hasil panen yang diperoleh dari sektor PHBM dan sektor pertanian.