Landasan Undang-Undang No.5 Tahun 1990
Masyarakat yang bisa mengakses ke dalam Tahura WAR melalui program PHBM di data dan mengikuti peraturan yang berlaku. Selanjutnya dilakukan
pembinaan dengan pembentukan kelompok tani agar mudah di data siapa saja yang memperoleh akses ke dalam hutan, kemudian mendapatkan informasi
tentang program PHBM lebih lanjut serta sebagai wadah untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam memanfaatkan hutan. Hadirnya program PHBM
merupakan suatu cara untuk mencegah dan meredam konflik antara pihak pemerintah dengan masyarakat. Selain itu, bisa memperbaiki jalinan komunikasi
dengan baik dan membangun kerjasama antar pihak.
Perubahan status sumberdaya hutan dari state property menjadi manajemen kolaboratif melalui program PHBM memberikan solusi bagi permasalahan
kerusakan hutan di Tahura WAR. Manfaat yang muncul dengan adanya program PHBM adalah masyarakat mendapatkan izin secara sah untuk bisa mengakses dan
memanfaatkan sumberdaya hutan di Tahura WAR tanpa harus berkonflik lagi dengan pemerintah. Masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi berupa sumber
nafkah dari mengelola dan memanfaatkan tanaman MPTS di dalam Tahura WAR, dimana masyarakat memperoleh hasil panen seluruhnya untuk mereka jual
sebagai pemenuh kebutuhan hidup. Manfaat yang didapatkan oleh pihak pemerintah adalah fungsi hutan kembali seperti semula sebagai hidrologi dan
klimatologi secara ekologis. Selanjutnya manfaat lain yang diperoleh adalah sebagai daerah resapan air untuk mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor.
Kemudian, munculnya sumber mata air baru yang berguna sebagai pasokan air bagi masyarakat di sekitar hutan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Permasalahan yang muncul dalam program PHBM adalah terhambatnya dalam merayu dan membujuk masyarakat agar tidak lagi merambah hutan secara
liar serta keluar dari dalam hutan. Hambatan yang terjadi adanya segelinitr oknum yang memprovokasi masyarakat untuk tidak mempedulikan program PHBM yang
dibuat oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat yang menolak program tersebut. Seiring berjalannya program PHBM dari waktu-waktu
masyarakat yang terprovokasi akhirnya mulai sadar dan ikut terlibat dalam program PHBM, karena masyarakat yang telah ikut sebelumnya telah
memperoleh hasil dan manfaat ekonomi lebih baik daripada sebelum mengikuti program PHBM.
Penyelesaian masalah konflik dan kerusakan hutan dengan manajemen kolaborasi melalui program PHBM telah memberikan dampak positif terhadap
hubungan kerjasama antara pemerintah dan masayarakat. Di sisi lain manfaat yang diperoleh masyarakat dan pemerintah lebih banyak menguntungkan daripada
merugikan. Pemerintah dan masyarakat sudah bisa bekerjasama dalam menjaga dan mencegah kerusakan hutan kembali serta sudah dapat menyelesaikan suatu
permasalahan yang terjadi dengan bijak dan tepat.