Proses Ekstrusi Proses Ekstrusi dan Analisis Produk

16 Menir jewawut pancingan Timbang 1 kg Ekstrusi Air Pada suhu dan kecepatan ulir yang diujikan Pancingan keluar Gambar 6. Diagram alir proses ekstrusi pancingan Bahan yang ingin dimasukkan ke ekstruder langsung dimasukkan ketika pancingan sudah berhasil keluar ekstruder. Proses ekstrusi dapat dilihat pada Gambar 7. Menir jewawut 3 kg + minyak sesuai jumlah yang diuji Mixing Ekstrusi Produk ekstrusi Gambar 7. Diagram alir proses ekstrusi menir jewawut

b. Analisis Fisik

Produk yang dihasilkan dianalisis sifat fisiknya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakter fisik semua produk yang dihasilkan. Analisis yang dilakukan yaitu analisis tekstur kekerasan obyektif, uji rasio pengembangan, uji indeks penyerapan air, uji indeks kelarutan dalam air, dan derajat gelatinisasi ekstrudat. 17 1 Analisis Tekstur Kekerasan Obyektif Stable Micro System TA.XT Prinsip pengukuran ini adalah memberikan gaya tekan kepada bahan dengan besaran tertentu sehingga profil tekstur bahan dapat diukur. Jenis probe yang digunakan dipengaruhi oleh bahan yang dianalisis. Tingkat kekerasan produk ekstrusi diukur dengan menggunakan Texture analyzer TA.XT-2. Kekerasan dinyatakan dalam satuan kilogram force kgf. Probe yang digunakan untuk pengukuran ekstrudat ialah Warner-Bratzler BladeKnife Blade. Setelah dilakukan pemasangan probe, sampel diletakkan di atas meja uji, kemudian texture analyzer dinyalakan. Komputer dinyalakan untuk menjalankan program texture analyzer. Data hasil pengukuran texture analyzer dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik dan dapat dilakukan pengolahan data lanjut. Pengukuran sampel ekstrudat dilakukan sebanyak 3 kali untuk tiap sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Hasilnya berupa grafik pengukuran dengan texture analyzer. Grafik tersebut merupakan hubungan antara waktu s di sumbu-x dan gaya g di sumbu-y. Tabel 3. Setting texture analyzer pengukuran kekerasan produk ekstrusi 2 Uji Rasio Pengembangan Linko et al., 1981. Rasio pengembangan produk dihitung berdasarkan perbandingan diameter produk dengan diameter cetakan Linko et al., 1981. Perhitungan dilakukan berdasarkan rumus: Rasio pengembangan = diameter produk x 100 diameter cetakan Parameter Seting Pre test speed 1.5 mms Test speed 2.0 mms Post test speed 10.0 mms Rupture test distance 1.0 mm Distance 25.0 mm Force 100 g Time 5 sekon Count 2