Analisis Kimia Produk Terbaik
20
2 Kadar Abu AOAC, 1995
Cawan porselin dikeringkan dalam oven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Sebanyak 3 g sampai
5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin. Selanjutnya sampel dipanaskan di atas hot plate sampai tidak berasap lagi, kemudian dilakukan
pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400 ⁰C-600⁰C selama 4 -6 jam atau
sampai terbentuk abu berwarna putih, dinginkan dan selanjutnya ditimbang. Kadar abu berat basah:
x 100 Keterangan:
a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g
c = berat sampel awal g
3 Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC, 1995
Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan ke dalam oven bersuhu 100°C-110ºC selama 15 menit, didinginkan dalam desikator selama 15 menit, dan
ditimbang. Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 5 g, bungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah
berisi pelarut heksana. Refluks dilakukan selama 6 jam dan pelarut yang ada di dalam labu lemak
didestilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven bersuhu 100ºC hingga beratnya konstan, didinginkan dalam desikator,
dan ditimbang. Kadar lemak berat basah =
x 100 Keterangan:
a = berat labu dan sampel akhir g b = berat labu kosong g
c = berat sampel awal g
4 Kadar Protein Metode Mikro-Kjeldhal AOAC, 1995
Sejumlah kecil sampel sekitar 0.1 g ditimbang dan diletakkan ke dalam labu Kjeldhal. kemudian ditambahkan 1 g K
2
SO
4
, 40 mg HgO, dan 2 ml H
2
SO
4
. Jika bobot sampel lebih dari 15 mg, ditambahkan 0.1 ml H
2
SO
4
untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg sampel didihkan sampai cairan menjadi jernih.
Larutan kemudian dimasukkan ke dalam alat destilasi, dibilas dengan akuades, dan ditambahkan 8 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
. Gas NH
3
yang dihasilkan dari reaksi dalam alat destilasi ditangkap oleh 5 ml H
3
BO
3
dalam Erlenmeyer yang telah ditambahkan 3 tetes indikator campuran 2 bagian merah metil 0.2 dalam
alkohol dan 1 bagian methylene blue 0.2 dalam alkohol. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H
3
BO
3
. Kondensat tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang sudah distandardisasi hingga terjadi perubahan
warna kondensat menjadi abu-abu. Penetapan blanko dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti penetapan sampel. Kadar protein dihitung
dengan menggunakan rumus:
21
Kadar N= Kadar Protein berat basah = N x faktor konversi 6,25
5 Kadar Karbohidrat by difference
Kadar karbohidrat ekstrudat diukur secara by difference. Metode ini didasarkan pada kadar karbohidrat sebagai kandungan bahan pangan selain
protein, lemak, abu dan air. Kadar karbohidrat berat basah = 100 - P+KA+A+L
Keterangan: P
= kadar protein KA
= kadar air A
= kadar abu L = kadar lemak
6 Kadar Serat Pangan Muchtadi et al., 1992
Sebanyak 1 g sampel yang telah bebas lemak dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian, ditambahkan 25 ml buffer natrium fosfat 0.1 M pH 6.0 dan
disuspensikan. Termamyl sebanyak 100 µl ditambahkan. Erlenmeyer ditutup dan diinkubasikan pada penangas air mendidih selama 15 menit dan sekali-kali diaduk.
Setelah itu, diangkat dan didinginkan. Sebanyak 20 ml air destilata ditambahkan dan pH-nya diatur dengan HCl sampai pH 1.5. Kemudian, sebanyak 100 mg
pepsin ditambahkan. Erlenmeyer diinkubasikan kembali pada suhu 40°C dan diagitasi selama 60 menit. Setelah itu, sebanyak 20 ml air destilata ditambahkan
kembali dan pH-nya diatur menjadi pH 6.8 dengan NaOH. Sebanyak 100 mg pankreatin lalu ditambahkan. Kemudian erlenmeyer diinkubasi pada suhu 40ºC
dan diagitasi selama 60 menit. Setelah itu, pHnya diatur kembali menjadi 4.5 dengan penambahan HCl. Saring melalui kertas saring kering berat tepat
diketahui. Lalu, cuci dengan 2 x 10 ml air destilata. Setelah kertas saring dicuci dengan air destilata, dilanjutkan dicuci dengan
2 x 10 ml etanol 95 dan 2 x 10 ml aseton. Kertas saring dikeringkan pada suhu 105ºC sampai berat tetap sekitar 12 jam. Kemudian, ditimbang setelah
didinginkan dalam desikator D1. Kertas saring lalu diabukan dalam tanur 150ºC selama paling sedikit 5 jam. Kemudian ditimbang setelah didinginkan dalam
desikator I1. Filtrat yang diperoleh pada penyaringan pertama dan setelah dicuci air
destilata, diatur volumenya hingga 100 ml. Kemudian etanol 95 hangat 60ºC sebanyak 400 ml ditambahkan. Setelah itu, disaring dengan menggunakan kertas
saring kering yang telah diketahui beratnya. Residu dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 78, 2 x 10 ml etanol 95, dan 2 x 10 ml aseton. Kemudian, ditimbang setelah
didinginkan dalam desikator D2. Kertas saring lalu diabukan dalam tanur 150ºC selama paling sedikit 5 jam. Kemudian ditimbang setelah didinginkan dalam
desikator I2.
22
Blanko untuk serat pangan tidak larut dan larut diperoleh dengan cara yang sama, tetapi tanpa sampel B1 dan B2.
IDF = D1-I1-B1 x 100 W
SDF = D2-I2-B2 x 100 W
Total dietary fiber = IDF + SDF
7 Kadar Mineral Ca, Fe, dan Zn Faridah et al., 2009
Analisis komposisi mineral dilakukan dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer. Sampel sebanyak 1-2 g untuk blanko tidak
ditambahkan sampel dimasukkan ke dalam cawan porselin ukuran 50 ml yang telah dikeringkan 100°C, 15 menit dan telah didinginkan. Selanjutnya sampel
dibakar atau dioven 250°C sampai asapnya habis 2 jam dan diletakkan dalam tanur pengabuan 550°C selama 6 jam. Apabila sampel tetap berwarna hitam
ditambahkan 1 ml air destilata bebas ion dan 1 ml HNO
3
pekat. Kemudian diuapkan sampai kering 110-150°C dan diabukan lagi pada 350°C selama 30
menit. Setelah semua sampel telah menjadi abu berwarna putih, ditambahkan 5
– 6 ml HCl pekat dan dipanaskan di hot plate dengan suhu rendah sampai kering.
Kemudian ditambahkan 15 ml HCl encer HCL: air = 1:1 dan dipanaskan kembali sampai mulai mendidih, dan didinginkan. Larutan abu dituangkan ke dalam labu
takar melalui kertas saring. Cawan dibilas dengan HCl encer 10 ml dan dipanaskan sampai mulai mendidih. Setelah didinginkan larutan dituang kembali melalui
kertas saring ke dalam labu takar. Selanjutnya cawan dibilas dengan air destilata bebas ion minimal 3 kali, dan air bekas pembilasan juga dituang melalui kertas
saring ke dalam labu takar. Labu takar ditepatkan dengan air destilata, lalu dianalisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometer.
Kadar mineral mgl = Keterangan: a = konsentrasi sampel dari kurva standar mgL
FP = faktor pengenceran W = berat sampel g