Hubungan Dana PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga
nilai signifikasinya adalah 0. 005 dengan α = 0.01 sehingga 0.005 0.01 jadi dapat
disimpulkan hubungan kedua variabel signifikan. Interpretasi diatas menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara variabel
dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga, jadi tinggi rendahnya dana PKH yang diperoleh oleh RTSM berhubungan dengan
upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga karena hubungannnya positif maka semakin tinggi dana PKH yang diperoleh maka semakin baik pula upaya ibu
dengan hubungan yang signifikan. Adapun kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai koefisien korelasinya sebesar 0.296, berarti kekuatan hubungan diantara
variabel dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga bernilai cukup kuat hubungannya. Data ini ditunjang pula oleh keterangan
beberapa responden bahwa partisipasi mereka meningkat dalam pelayanan kesehatan yang ada di Desa Tegal seperti partisipasi atas pelayanan posyandu,
puskesmas, atau lainnya.
6.2.2 Hubungan Partisipasi Pendampingan PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga
Indikator lain dalam variabel PKH adalah partisipasi pendampingan, hal ini dilatarbelakangi karena salah satu hal yang membedakan PKH dengan
program bantuan lainnya adalah adanya pendamping PKH yang langsung ditugaskan di lapangan dan bertemu dengan para RTSM untuk menjadi fasilitator
dan mendampingi mereka terkait PKH. Tabel 11. Koefisien Korelasi, Signifikan, dan N dalam Hubungan Partisipasi
Pendampingan dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga menurut Analisis Spearman, Tahun 2011
Korelasi
Partisipasi Pendampingan
Kualitas Kesehatan
Korelasi Spearman
Partisipasi Pendampingan
Koefisien Korelasi
1.000 .142
Signifikan .
.182 N
90 90
Upaya ibu Kesehatan
Koefisien Korelasi
.142 1.000
Signifikan .182
. N
90 90
Tabel 11 menunjukan angka koefisien korelasi 0.142 dan signifikansi sebesar 0.182, karena angka koefisien korelasi berada diantara 0- 0.25 maka
korelasinya sangat lemah, walaupun memiliki hubungan semakin kuat positif karena mendekati 1. Sementara
nilai signifikasinya adalah 0.182 dengan α = 0.05, karena 0.182 0.05 jadi dapat disimpulkan hubungan kedua variabel tidak
signifikan. Berbeda dengan variabel dana yang memiliki hubungan dan signifikansi
dengan variabel upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga, maka untuk partisipasi pendampingan tidak ada hubungannya dengan nilai korelasi sangat
lemah sebesar 0.142. Kondisi ini menunjukan bahwa peran pendamping dalam hal peningkatan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga tidak signifikan.
Pernyataan ini dikuatkan karena masing-masing pendamping Ibu Evi dan Bapak Erik memiliki metode tersendiri dalam mendamping para peserta PKH. Rata-rata
mereka lebih sering berinteraksi dengan ketua kelompok PKH setiap bulan, namun untuk RTSM lain mereka hanya bertemu saat pencairan dana saja. Para
pendamping hanya melakukan pengecekan kepada kader posyandu terkait daftar hadir dan keterlibatan peserta PKH, dan peserta PKH pun berinteraksi dengan
pendamping sebatas apa yang mereka ingin sampaikan saja. Secara kekuatan hubungan diantara partisipasi pendampingan dengan upaya ibu meningkatkan
kualitas kesehatan keluarga juga menunjukan angka yang kecil, yaitu 0.142 yang menunjukan kekuatan yang sangat lemah sehingga dapat dikatakan tidak
berhubungan nyata.