Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

e. Pelaksana program, bahwa keputusan yang dibuat dalam tahapan formulasi kebijakan akan mengindikasikan siapa yang akan ditugaskan untuk melaksanakan berbagai macam program, dan keputusan itu juga akan mempengaruhi bagaimana kebijakan tersebut dicapai. f. Sumberdaya yang dilibatkan, bahwa setiap keputusan yang diambil akan berakibat pada pemenuhan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan program yang telah ditetapkan 2. Aktor PKH adalah pihak-pihak yang terlibat dalam Program Keluarga Harapan meliputi tugas dan kewenangan mereka dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program dibatasi di tingkat kabupaten, seperi Dinas Sosial, UPPKH, pendamping, dan BPS. 3. Ketepatan program adalah penilaian ketepatan dari implementasi Program Keluarga Harapan yang meliputi: a. Tepat kebijakan dapat ditinjau dari apakah kebijakan yang ada telah bermuatan hal-hal untuk memecahkan masalah, apakah kebijakan sudah dirumuskan sesuai karakter masalah yang akan dipecahkan, dan dibuat oleh lembaga yang mempunyai wewenang terhadap masalah yang akan dipecahkan. b. Tepat pelaksana maksudnya aktor yang terlibat tidaklah hanya pemerintah melainkan kerjasama antara masyarakat dan swasta. c. Tepat sasaran. Definisi ketepatan target bukan hanya sekedar tepat secara sasaran namun yang hendak dijelaskan adalah apakah target sesuai dengan yang direncanakan dan tidak tumpang tindih dengan kebijakan lain. Kedua, kesiapan target secara fisik dan psikologis, dan apakah kebijakan ini bersifat baru atau memperbaharui kebijakan sebelumnya. d. Tepat lingkungan adalah ada dua lingkungan yang paling menentukan, yaitu lingkungan kebijakan dan lingkungan eksternal kebijakan. Lingkungan kebijakan adalah interaksi diantara lembaga perumus kebijakan dan pelaksana dengan lembaga lain yang terkait. 4. Input adalah bentuk bantuan, masukan yang diberikan dalam menunjang Program Keluarga Harapan PKH yang dikategorikan dalam bentuk dana dan pendampingan yang disiapkan tim pelaksana PKH. 5. Dana adalah besarnya bantuan uang langsung yang diberikan kepada penerima PKH. Skala pengukuran ordinal. Besar dana dibagi dalam tiga kategori rendah, sedang, dan tinggi yang dihitung dari: Rendah : nilai minimum ≤x nilai minimum+1 IK Sedang : nilai minimum+1 IK ≤x nilai minimum+2 IK Tinggi : ≥nilai minimum+2 IK IK = nilai maksimum-nilai minimum kategori = Rp 550.000- Rp. 150.000 = Rp. 133.000 setelah dibulatkan 3 sehingga didapatkan Rendah : Rp. 150.000 ≤x Rp. 280.000 Sedang : Rp. 280.000 ≤x Rp. 410.000 Tinggi : ≥Rp. 410.000 Kategori ini kemudian disesuaikan dengan alokasi dana PKH, dimana dana berkisar antara Rp. 150.000, 250.000, 350.000, 450.000, dan 550.000 sehingga didapatkan kategori dana PKH yang dijadikan sebagai kerangka sampling adalah: Rendah : Rp. 150.000 ≤x Rp. 250.000 = skor 1 Sedang : Rp. 250.000 ≤x Rp. 400.000 = skor 2 Tinggi : ≥Rp. 400.000 = skor 3 6. Pendamping PKH adalah pihak yang menjembatani penerima PKH dengan pemerintah setempat juga berperan dalam melakukan sosialisasi pengawasan dan pendampingan terhadap penerima PKH. Pendampingan PKH dinilai dari sikap masyarakat terhadap pendamping dan partipasi masyarakat terhadap pendampingan dengan skala pengukuran ordinal sebagai berikut: a. Sikap terhadap pendampingan PKH 1. Tidak Setuju, 2. Kurang Setuju, 3. Setuju, 4. Sangat Setuju b. Perilaku terhadap pendampingan PKH 1. Tidak Pernah, 2. Kadang- kadang 3. Sering, 4. Selalu 7. Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM adalah rumah tangga yang berada pada garis terbawah kemiskinan menurut klasifikasi BPS, dimana RTSM yang dimaksud adalah dengan kriteria penerima PKH, yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0- 15 tahun danatau ibu hamilnifas dan berada pada lokasi terpilih dengan penerima bantuan adalah ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan jika tidak ada lbu maka: nenek, tante bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan. Disamping itu, pengklasifikasian RTSM ini didasarkan pada beberapa indikator dengan skala pengukuran ordinal sebagai berikut: a. Pendapatan rumah tangga 1. Rp. 1.100.000,00 = skor 1 2. Rp. 1.100.000,00-Rp. 3.300.000,00 = skor 2 3. Rp. 3.300.000,00 = skor 3 b. Pengeluaran rumah tangga 1. Rp. 1.100.000,00 = skor 1 2. Rp. 1.100.000,00-Rp. 3.300.000,00 = skor 2 3. Rp. 3.300.000,00 = skor 3 c. Besar tanggungan keluarga didapatkan dengan rumus: Rendah : nilai minimum ≤x nilai minimum+1 IK Sedang : nilai minimum+1 IK ≤x nilai minimum+2 IK Tinggi : ≥nilai minimum+2 IK IK = nilai maksimum-nilai minimum kategori = 12-2 = 3.3 = 3 setelah dibulatkan 3 sehingga didapatkan Rendah : 2 ≤x 5 = skor 1 Sedang : 5 ≤x 9 = skor 2 Tinggi : x≥ 9 = skor 3 d. Kepemilikan aset didapatkan dari total aset 17 1. Tidak, 2. Ya sehingga didapatkan: Rendah : nilai minimum ≤x nilai minimum+1 IK Sedang : nilai minimum+1 IK ≤x nilai minimum+2 IK Tinggi : ≥nilai minimum+2 IK IK = nilai maksimum-nilai minimum kategori = 34-17 = 5.6 = 6 setelah dibulatkan 3 sehingga didapatkan Rendah : 17 ≤x 23 = skor 1 Sedang : 23 ≤x 29 = skor 2 Tinggi : x≥ 29 = skor 3 e. Kondisi rumah; dilihat dari status rumah, dinding rumah, lantai rumah, tempat buang air, dan bahan bakar yang digunakan dengan rincian: Rendah : nilai minimum ≤x nilai minimum+1 IK Sedang : nilai minimum+1 IK ≤x nilai minimum+2 IK Tinggi : ≥nilai minimum+2 IK IK = nilai maksimum-nilai minimum kategori = 15-5 = 3.3= 3 setelah dibulatkan 3 sehingga didapatkan Rendah : 5 ≤x 8 = skor 1 Sedang : 8 ≤x 11 = skor 2 Tinggi : x≥ 11 = skor 3 Kumpulan lima variabel diatas kemudian disatukan guna menentukan klasifikasi RTSM dengan rincian: Rendah : nilai minimum ≤x nilai minimum+1 IK Sedang : nilai minimum+1 IK ≤x nilai minimum+2 IK Tinggi : ≥nilai minimum+2 IK IK = nilai maksimum-nilai minimum kategori = 15-5 = 3.3= 3 setelah dibulatkan 3 sehingga didapatkan RTSM Rendah : 5 ≤x 8 = skor 1 RTSM Sedang : 8 ≤x 11 = skor 2 RTSM Tinggi : x≥ 11 = skor 3 8. Pemerintah desa penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan permusyawarahan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Penguatan kapasitas adalah penguatan kapasitas atau kemampuan RTSM terhadap pelaksanaan PKH yang meliputi: a. Pengetahuan dan sikap adalah perubahan pengetahuan dan sikap RTSM ibu dalam hal kesehatan dan pendidikan yang menjadi fokus PKH. b. Kelembagaan dalam organisasi, manajemen, keuangan, budaya adalah perubahan yang dialami RTSM ibu terkait dengan kemampuan dalam berorganisasi dan manajemen. c. Kemandirian, keswadayaan adalah perubahan penguatan kapasitas dengan melihat sisi kemandirian RTSM ibu sehingga tidak bergantung kepada program dan mampu mandiri. 10. Upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga adalah sikap dan perilaku ibu dalam upaya peningkatan status kesehatan diri dan anaknya. Skala pengukuran ordinal sebagai berikut: a. Sikap terhadap pelayanan kesehatan 1. Tidak Setuju, 2. Kurang Setuju, 3. Setuju, 4. Sangat Setuju b. Perilaku kesehatan 1. Tidak Pernah, 2. Kadang-kadang 3. Sering, 4. Selalu 11. Upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga adalah sikap dan perilaku ibu dalam upaya peningkatan taraf pendidikan anak. Skala pengukuran ordinal sebagai berikut: a. Sikap terhadap pelayanan pendidikan 1. Tidak Setuju, 2. Kurang Setuju, 3. Setuju, 4. Sangat Setuju b. Perilaku peduli pendidikan anak 1. Tidak Pernah, 2. Kadang-kadang 3. Sering, 4. Selalu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi berdasarkan informasi dari Ketua Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kabupaten Bogor yang menyatakan bahwa dari 16 kecamatan penerima Program Keluarga Harapan PKH ternyata di Kecamatan Kemang terdapat 1545 RTSM yang tersebar di 10 desa khususnya terbesar berada di wilayah Desa Tegal sebanyak 611 RTSM penerima PKH sehingga dirasa tepat untuk menggambarkan implementasi Program Keluarga Harapan. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2011.

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perpaduan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti, terdapat usaha untuk menambahkan informasi kualitatif pada data kuantitaif. Dalam penelitian survei penambahan data kualitatif terhadap data kuantitatif dilakukan dengan menggunkan slip, yakni sepotong kertas yang khusus disediakan untuk data kualitatif tersebut disamping penggunaan kuesioner Singarimbun dan Efendi, 1989. Pada penelitian ini, pendekatan kualitatif selain digunakan sebagai pendekatan tunggal untuk menjawab rumusan permasalahan tertentu, juga digunakan untuk memperkaya data kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk saling melengkapi informasi yang diperoleh untuk mengetahui hasil pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH. Dalam hal ini pendekatan kuantitatif dan kualitatif dilakukan untuk melihat bagaimana proses pemilihan RTSM penerima PKH, apakah dilakukan secara tepat secara sasaran sesuai dengan kriteria penerima PKH, yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun danatau ibu hamilnifas dan berada pada lokasi terpilih dengan penerima bantuan adalah ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan jika tidak ada lbu maka: nenek, tante bibi, atau kakak perempuan, juga mengidentifikasikan sejauhmana keterlibatan pemerintah desa dan aktor lainnya dalam penentuan RTSM penerima bantuan. Di samping itu, juga menilai bagaimana bentuk alokasi dana yang digunakan oleh RTSM, apakah sudah sesuai dengan tujuan PKH, dimana dana itu digunakan untuk keperluan kesehatan dan pendidikan. Pendekatan kuantitatif juga membantu untuk melihat sejauhmana usaha ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga. Pendekatan penelitian ini secara kuantitatif memang diarahkan bukan untuk mengukur pengaruh, karena pengukuran pengaruh berarti mengukur sebelum dan sesudah adanya program. Namun, penelitian kuantitatif diarahkan untuk melihat sejauh mana ketepatan sasaran, bentuk alokasi dana dan melihat upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga.

3.3 Teknik Pemilihan Informan dan Responden

Pemilihan informan dalam penelitian ini dikhususkan pada aktor-aktor yang terlibat dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, seperti Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bogor, UPPKH Kabupaten Bogor, pendamping PKH yang bekerja di lapangan, dan pemerintah desa. Informan juga berasal dari RTSM penerima PKH, khususnya ibu yang menjadi objek utama program ini dilengkapi keterangan dari ketua kelompok PKH yang ada di Desa Tegal. Penentuan jumlah sampel atau responden dengan menggunakan batas minimum responden penelitian sosial, yaitu sebanyak 30 responden untuk masing- masing klasifikasi sehingga didapatkan total responden sebanyak 90 orang. Pemilihan responden didasarkan dari data penerima PKH yang diperoleh dari pendamping PKH Desa Tegal, yaitu Ibu Evi dan Bapak Erik untuk periode pencairan bulan Januari 2011 dengan menggunakan tabel angka acak.

3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari jenis data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pihak terkait serta melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data