Hubungan Partisipasi Pendampingan PKH dengan Upaya Ibu

Uji statistika diatas menunjukan angka koefisien korelasi 0.300 dan signifikansi sebesar 0.004, karena angka koefisien korelasi berada diantara 0.25- 0.50 maka nilai korelasinya dan kedua variabel memiliki hubungan semakin kuat positif karena nilainya mendekati 1. Sementara nilai signifikasinya adalah 0.004 dengan α = 0.01, karena 0.004 0.01 sehingga dapat disimpulkan hubungan kedua variabel signifikan. Terdapat hubungan antara variabel partisipasi pendampingan dengan variabel upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga dengan koefisien korelasi 0.300 dan signifikansi sebesar 0.004 yang artinya berhubungan positif dan hubungannya signifikan. Maksudnya bahwa peran pendamping terlihat lebih optimal dalam bidang pendidikan dibandingkan kesehatan yang tidak ada hubungannya. Kesimpulan atas uji korelasi spearman variabel dana dan pendampingan PKH terhadap upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga memiliki nilai dan hubungan yang berbeda-beda. Ternyata yang berhubungan dan bernilai signifikan adalah dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dan partisipasi pendampingan PKH dengan kualitas pendidikan keluarga. Sementara untuk hubungan dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga dan hubungan partisipasi pendampingan PKH dengan kualitas kesehatan keluarga, hasilnya adalah tidak berhubungan dan tidak signifikan. Kondisi ini menjelaskan bahwa guna mencapai tujuan PKH untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari dua faktor input PKH ini, dana juga pendampingan PKH. Dilihat dari sisi kekuatan hubungan, maka kekuatan hubungan partisipasi pendampingan PKH dengan upaya ibu terhadap peningkatan kualitas pendidikan keluarga memiliki hubungan yang cukup kuat, dan jika dibandingkan dengan variabel sebelumnya, maka hubungan partisipasi pendampingan PKH dengan usaha ibu meningkatkan kualitas pendidkan keluarga menempati angka koefisien korelasi terbesar yaitu 0.300 sehingga kita bisa menyatakan bahwa dari segi pendampingan pendidikan, para pendamping sudah mampu berjalan lebih baik dibandingkan dengan kesehatan. Dan ternyata jika kita lihat lebih mendalam antara input dana PKH dan pendampingan PKH, maka koefisien yang memiliki angka tertinggi adalah pendampingan sehingga kesimpulan ini menunjukan perlu adanya peningkatan terkait pendampingan PKH di lapangan.

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Program Keluarga Harapan PKH adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun danatau ibu hamilnifas dan berada pada lokasi terpilih. Program ini juga merupakan program kolaborasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Departemen Komunikasi dan lnformatika, dan Badan Pusat Statistik. Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas: 1 Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; 2 Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM; 3 Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM; 4 Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM. RTSM penerima PKH diklasifikasikan menjadi 3 kategori berdasarkan 14 indikator kemiskinan menurut BPS. Hal ini dilakukan guna melihat ketepatan sasaran penerima PKH. Analisis data yang didapatkan dari 90 responden di DesaTegal Kecamatan Kemang menunjukkan dana PKH disalurkan kepada RTSM rendah sebesar 76 dan 34 untuk RTSM sedang. Pengalokasian dana yang digunakan secara tepat sebanyak 42 RTSM dan digunakan tidak tepat sebanyak 48 orang. Sementara untuk melihat usaha ibu dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga, terjadi perbedaan hasil. Uji analisis menunjukan ada hubungan berhubungan dan bernilai signifikan antara dana PKH dengan upaya ibu dalam meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dan partisipasi pendampingan PKH dengan upaya ibu dalam meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. Sebuah implementasi dari pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH tidak boleh terlepas dari tujuan utamanya yaitu mengurangi kemiskinan melalui peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan RTSM. Dalam upaya merubah perilaku RTSM dari segi kesehatan dan pendidikan memerlukan waktu yang relatif panjang karena diperlukan peningkatan kapasitas terlebih dahulu sehingga masyarakat siap terhadap perubahan tersebut. Kondisi yang terjadi di Desa Tegal, bentuk peningkatan kapasitas belumlah bisa terlihat jelas, pengetahuan, sikap dan keterampilan RTSM masih pada taraf perlu ditingkatkan dan dipicu kembali serta ada keterlibatan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PKH, baik di tingkat pusat dan daerah. Melihat hal ini, maka diperlukan adanya bentuk pemberdayaan terhadap RTSM penerima bantuan dengan melihat karakteristik rumah tangga, karena setiap rumah tangga pasti memiliki ciri dan kebutuhan yang berbeda sehingga disinilah peran institusi lokal yang perlu dilibatkan, misalnya peran pemerintah desa dan para opinion leader yang mampu menggerakan masyarakat melalui pemberdayaan.

7.2 Saran

Terdapat beberapa saran terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan , yaitu a. Melibatkan pemerintah desa dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan yang meliputi pemilihan RTSM penerima, pendampingan, pengawasan serta evaluasi. Pemerintah desa yang dimaksud bukan hanya Kepala Desa melainkan juga para ketua RT dan RW. b. Mendefinisikan kembali kebutuhan setiap rumah tangga melalui fungsi pendampingan yang dilakukan pendamping PKH. c. Adanya mekanisme yang lebih fleksibel untuk pengajuan tambahan RTSM yang membutuhkan, bukan hanya kewenangan tingkat pusat melainkan juga wilayah atau kabupaten melalui mekanisme yang jelas dan tegas. d. Melibatkan masyarakat dalam upaya pemberdayaan potensi RTSM dengan membuka jaringan pada pihak pemerintah dan swasta. e. Optimalisasi peran pendamping melalui prinsip kolaborasi dan pemberdayaan.