keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat terselesaikan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.
e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seseorang atau beberapa orang aktor yang berisi sebuah justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang
telah dirumuskan.
2.1.2 Implementasi Kebijakan Publik
Kebijakan publik yang terbaik adalah kebijakan publik yang mendorong semua warga masyarakat untuk membangun daya saingnya masing-masing, bukan
semakin menjerumuskan pada pola ketergantungan. Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuan. Dalam
mengimplementasikan kebijakan publik maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program- program atau
melalui formulasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut Dwijowijoto, 2003. Dengan demikian, kebijakan publik yang umumnya masih abstrak berupa
pernyataan-pernyataan umum berisikan tujuan, sasaran, dan berbagai macam sarana akan lebih diterjemahkan dalam program-program yang lebih operasional
yang dimaksudkan mewujudkan tujuan ataupun sasaran dalam kebijakan tersebut Wahab, 2008.
Pada prinsipnya ada “empat tepat” yang harus dipenuhi dalam keefektifan implementasi kebijakan atau program, yaitu tepat secara kebijakan, tepat secara
pelaksanaan, tepat target, dan tepat lingkungan. Tepat kebijakan dapat ditinjau dari apakah kebijakan yang ada telah bermuatan hal-hal untuk memecahkan
masalah, apakah kebijakan sudah dirumuskan sesuai karakter masalah yang akan dipecahkan, dan dibuat oleh lembaga yang mempunyai wewenang terhadap
masalah yang akan dipecahkan. Tepat pelaksana maksudnya aktor yang terlibat tidaklah hanya pemerintah melainkan kerjasama antara masyarakat dan swasta.
Definisi ketepatan target bukan hanya sekedar tepat secara sasaran namun yang hendak dijelaskan adalah apakah target sesuai dengan yang direncanakan dan
tidak tumpang tindih dengan kebijakan lain. Kedua, kesiapan target secara fisik dan psikologis, dan apakah kebijakan ini bersifat baru atau memperbaharui
kebijakan sebelumnya. Tepat lingkungan adalah ada dua lingkungan yang paling
menentukan, yaitu lingkungan kebijakan dan lingkungan eksternal kebijakan. Lingkungan kebijakan adalah interaksi diantara lembaga perumus kebijakan dan
pelaksana dengan lembaga lain yang terkait Dwijowijoto, 2003. Menurut Grindle 1980 dalam Dwijowijoto, 2003 kebijakan
menyangkut banyak
kepentingan yang
saling berbeda
lebih sulit
diimplementasikan sehingga konten kebijakan harus diperhatikan dalam merumuskan suatu kebijakan, dan konteks kebijakan mempengaruhi proses
implementasinya.
.
Gambar 1. Model Implementasi Kebijakan menurut Grindle 1980 dalam Dwijowijoto 2003
Yang dimaksud dengan konten bahwa kebijakan yang akan diambil menurut Grindel 1980 dalam Dwijowijoto, 2003 dipengaruhi oleh:
a. Kepentingan yang dipengaruhi, bahwa setiap kebijakan yang akan diambil akan mempertimbangkan dampak terhadap aktivitas politik yang distimulasi oleh
proses pengambilan keputusan. b. Tipe manfaat, bahwa program yang memberikan manfaat secara kolektif akan
mendapatkan dukungan dalam implementasi dan sebaliknya. c. Derajat perubahan yang diharapkan, bahwa program yang ditetapkan yang
mengharapkan akan adanya sedikit perubahan perilaku di masyarakat akan