anak pada rumah tangga yang bersangkutan jika tidak ada lbu maka: nenek, tante bibi, atau kakak perempuan, juga mengidentifikasikan sejauhmana
keterlibatan pemerintah desa dan aktor lainnya dalam penentuan RTSM penerima bantuan. Di samping itu, juga menilai bagaimana bentuk alokasi dana yang
digunakan oleh RTSM, apakah sudah sesuai dengan tujuan PKH, dimana dana itu digunakan untuk keperluan kesehatan dan pendidikan. Pendekatan kuantitatif juga
membantu untuk melihat sejauhmana usaha ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga. Pendekatan penelitian ini secara kuantitatif memang
diarahkan bukan untuk mengukur pengaruh, karena pengukuran pengaruh berarti mengukur sebelum dan sesudah adanya program. Namun, penelitian kuantitatif
diarahkan untuk melihat sejauh mana ketepatan sasaran, bentuk alokasi dana dan melihat upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga.
3.3 Teknik Pemilihan Informan dan Responden
Pemilihan informan dalam penelitian ini dikhususkan pada aktor-aktor yang terlibat dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, seperti Dinas Sosial
Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bogor, UPPKH Kabupaten Bogor, pendamping PKH yang bekerja di lapangan, dan pemerintah
desa. Informan juga berasal dari RTSM penerima PKH, khususnya ibu yang menjadi objek utama program ini dilengkapi keterangan dari ketua kelompok
PKH yang ada di Desa Tegal. Penentuan jumlah sampel atau responden dengan menggunakan batas
minimum responden penelitian sosial, yaitu sebanyak 30 responden untuk masing- masing klasifikasi sehingga didapatkan total responden sebanyak 90 orang.
Pemilihan responden didasarkan dari data penerima PKH yang diperoleh dari pendamping PKH Desa Tegal, yaitu Ibu Evi dan Bapak Erik untuk periode
pencairan bulan Januari 2011 dengan menggunakan tabel angka acak.
3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari jenis data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapangan, wawancara mendalam dengan
pihak terkait serta melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data
sekunder diperoleh dari studi literatur berupa arsip atau dokumen resmi dan pribadi dari Pemda dan Dinas yang terlibat dalam Program Keluarga Harapan
PKH. Data kuantitatif diperoleh melalui survei kepada ibu-ibu penerima PKH,
dimana populasi yang digunakan adalah RTSM penerima bantuan PKH dengan sampel atau responden adalah ibu-ibu. Teknik penarikan sampel dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel acak distratifikasi stratified random sampling yaitu populasi dibagi ke dalam subpopulasi berdasarkan klasifikasi
kesejahteraan sehingga satuan elementer dalam masing-masing subpopulasi menjadi homogen, dimana pada akhirnya terdapat 3 klasifikasi sampel yang
diambil dengan menggunakan rumus: Rendah
: n ilai minimum ≤x nilai minimum+1 IK
Sedang : nilai minimum+1 IK ≤x nilai minimum+2 IK
Tinggi : ≥nilai minimum+2 IK
IK = nilai maksimum-nilai minimum
kategori = Rp 550.000- Rp. 150.000 = Rp. 133.000 setelah dibulatkan
3 sehingga didapatkan
Rendah : Rp. 150.000 ≤x Rp. 280.000
Sedang : Rp. 280.000 ≤x Rp. 410.000
Tinggi : ≥Rp. 410.000
Kategori ini kemudian disesuaikan dengan alokasi dana PKH, dimana dana berkisar antara Rp. 150.000, 250.000, 350.000, 450.000, dan 550.000
sehingga didapatkan kategori dana PKH yang dijadikan sebagai kerangka sampling adalah:
Rendah : Rp. 150.000 ≤x Rp. 250.000
Sedang : Rp. 250.000 ≤x Rp. 400.000
Tinggi : ≥Rp. 400.000
Pengklasifikasian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana besarnya dana dapat berhubungan dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan
pendidikan keluarga.