Strategi Pengembangan Usaha TINJAUAN PUSTAKA

8 150 responden dikota Pare-Pare. Teknik pengambilan sampel digunakan simple random sampling. Data pengujian hipotesanya dianalisis secara deskriptif dengan Structural Equation Modeling SEM. Hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh positif seperti, faktor eksternal kebijakan pemerintah, sosial ekonomi, dan budaya terhadap faktor internal Usaha Mikro dan Kecil UMK dengan kontribusi 98 persen, faktor eksternal kebijakan pemerintah, sosial ekonomi, dan budaya terhadap kinerja Usaha Mikro dan Kecil UMK sebesar 25,4 persen, dan Faktor Internal SDM, Keuangan, teknik produksi, operasi, dan aspek pasar terhadap kinerja Usaha Mikro dan Kecil UMK sebesar 79,2 persen. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan nilai probabilitas α sebesar 0,05, sehingga pengaruh faktor eksternal dengan UMK menjadi signifikan. Pengembangan pada penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan nilai probabilitas 0,01 untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

2.2. Strategi Pengembangan Usaha

Beberapa penelitian mengenai strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Aromdhani 2009 dan Rahmanto 2010 menggunakan alat analisis yang sama yaitu, IFE, EFE, SWOT, dan QSPM dengan kajian pada Pengembangan Usaha Roti PD. Galuh Sari Bogor dan Pengembangan Usaha Elsari Brownis Bakery, Bogor. Penelitian strategi pengembangan usaha lain dilakukan oleh Herlina 2008 dengan pengembangan usaha Pia Apple Pie Bogor terdapat perbedaan pada tahap terakhir alat analisisnya yaitu, menggunakan analisis IPA. Hasil yang didapatkan dari ketiga pengembangan usaha itu disimpulkan bahwa, perusahaan berada pada matriks V yang merupakan posisi menjaga dan mempertahankan hold and maintain. Strategi yang umum digunakan dengan melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Perbedaan pada penelitian yang tahap akirnya menggunakan analisi QSPM Quantitattive Strategic Planning Matrix selalu disesuaikan dengan keperluan atau prioritas bagi perusahaan tersebut. Pada usaha roti terdapat enam prioritas strategi dan untuk usaha Elasari Brownis memerlukan tujuh prioritas strategi. Untuk persamaan yang terdapat pada proses prioritasnya adalah pada kedua perusahaan dianjurkan untuk melakukan strategi diferensiasi inovasi produk. 9 Berbeda dengan penggunaan alat analisis IPA, dimana pada matriks IPA diperoleh empat kuadaran yang harus diprioritaskan adalah harga produk, kemudahan memperoleh produk, keramahan dan kesopanan karyawan, areal parkir dan waktu buka toko. Purwono et al 2007 dalam penelitan tentang pengembangan usaha industri kecil tape Bondowoso melakukan analisis dan identifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internalnya. Perbedaan penggunaan alat analisis yang dilakukan yaitu setelah diidentifikasi dengan SWOT dilakukan pengolahan menggunakan PHA Proses Hirarki Analitik. Hasil yang didapatkan dari pengolahan menggunakan AHP Analytical Hierarchy Process maka industri ini perlu meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan nilai tambah dan mutu produk, dan memperluas daerah pemasaran.

2.3. Martabak Air Mancur