Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
karena hasilnya dapat meningkatkan mutu makanan penduduk dan kesejahteraan para petani.
3
Sudah sewajarnya para petani mendapatkan hak-hak mereka yang telah di nobatkan sebagai pahlawan bangsa, karena hasil kerja keras mereka
lah kita mendapatkan sumber-sumber makanan yang menjadikan kita sebagai orang yang berguna khususnya bagi keluarga sendiri. Tetapi mayoritas para
petani ini tidak ada yang merasakan kesejahteraan, baik secara ekonomi maupun sosial. Karena pada saat ini, kualitas sumberdaya manusia yang
bekerja pada sektor pertanian masih rendah dibandingkan dengan sektor lain.
4
Sesuai amanat yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, tujuan negara adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
5
Tujuan bernegara ini diwujudkan dalam landasan sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Pencapaian tujuan negara tersebut dilakukan dengan pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh masyarakat.
Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan kondisi yang mendukung produktivitas petani. Salah satunya diwujudkan
dengan adanya pihak yang berperan dalam memberikan pemberdayaan atau penyuluhan kepada para petani. Penyuluhan ataupun pemberdayaan ditujukan
guna meningkatkan edukasi dan praktik di lapangan agar para petani di Indonesia lebih maju dan sejahtera.
3
Kebijakan Pertanian Perlu dibenahi, Tabloid Agropolitan, Edisi I, 26 Desember 2015, h. 2
4
Dillon, “Pertanian Membangun Bangsa”, Jakarta: Sinar Harapan, 1999, Cet 1, h. 32.
5
Pancasila Dasar 1945
Konsep kesejahteraan juga tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan Sosial, yang menjelaskan
bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
6
Sedangkan dalam Pasal 2 Ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial ditegaskan bahwa
kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.
7
Adapun dalam al-Quran juga terdapat perintah bagi manusia untuk bekerja agar dapat menyejahterakan kehidupannya, yakni dalam sûrah at-Taubah09 :
105 berikut.
Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
6
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
7
Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan
”.
8
Pada ayat diatas dijelaskan mengenai perintah bagi umat Islam untuk melakukan aktivitas-aktivitas sebagaimana Allah SWT telah memberikan
rezeki kepada seluruh umat Islam yang beriman. Sebagai hambanya, manusia hanya untuk disuruh mencari keridhaannya agar apa yang telah kita hasilkan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian yang perlu
diberdayakan agar mereka mampu menganalisa masalah dan peluang yang ada serta mencari jalan keluar sesuai sumber daya yang dimilikinya. Konsep
yang digunakan dalam memberdayakan petani melalui konsep kelompok. Pentingnya kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada kenyataan
bahwa manusia adalah mahluk sosial. Artinya secara alamiah manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam perjuangan hidupnya, guna memenuhi
kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari interaksinya dengan manusia sekelilingnya. Dengan demikian, hampir dari seluruh waktu dalam kehidupan
sehari-hari dihabiskan melalui interaksi dalam kelompok, dapat dikatakan bahwa pada setiap perkembangannya manusia membutuhkan kelompok.
Dengan adanya kelompok tani maka akan ada kemudahan petani dalam meyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang
ada pada
bidang pertaniannya, selain itu juga dapat memberikan kelanggengan usaha pada
petani serta lebih terorganisir lagi terhadap petani. Sehingga petani dapat
8
Al Quran dan terjemah, Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012
lebih kreatif dan mandiri dalam pengelolahan pertanian serta petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya dengan semaksimal mungkin.
9
Kota Depok berpeluang besar menjadi sentra usaha pembudidayaan, baik tanaman dan perternakan. Bila dilihat dari banyaknya lahan yang bisa
dipakai untuk usaha pembudidayaan, ataupun menggunakan halaman pekarangan rumah sebagai sarana pembudidayaan, seperti pembudidayaan
ikan hias, tanaman hias burung hias berkicau yang tersebar di seluruh penjuru Kota Depok. Disisi lain, ada sebuah potensi unggulan Kota Depok yang
mempunyai prospek cerah di masa mendatang, yakni Aloevera atau sering disebut lidah buaya.
10
Demikian halnya yang terjadi pada kelompok tani yang dinamakan “Bina Avera” berada pada Desa Cilodong, Kota Depok. Kelompok Bina
Avera ini
fokus terhadap
Tanaman Lidah
Buaya dari
mulai membudidayakannya sampai menjadi barang yang bernilai tinggi, seperti
produk olahan yang berbahan baku lidah buaya. Kelompok yang berbasis tanaman Aloevera ini sudah menggeluti pada sektor pertanian lidah buaya
kurang lebih 5 tahun. Berawal dari salah seorang pengurus yang terjun terlebih dahulu yang bereksperimen dengan tanaman lidah buaya seperti
pembuatan minuman Aloevera dan hasil olahan produk beliau mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Lalu beliau mengembangkan usahanya
sampai sukses seperti sekarang ini. Beliau pun berinisiatif untuk
memberdayakan masyarakat sekitar dan sudah ada 22 warga yang ikut
9
Bustanul Arifin, Pertanian Era Transisi, Lampung: Universitas Lampung Press, 2001, hlm 47.
10
Hasil wawancara dengan Bu Tantri, Pendiri Kelompok Tani Bina Avera, 30 Maret 2016
berpartisipasi dalam kelompok yang dinamakan “Kelompok Tani Bina Avera
”. Apabila dilihat dari keberadaan kelompok tani Bina Avera, Cilodong
Depok, kelompok ini merupakan satu-satunya kelompok petani yang menggunakan konsep pemberdayaan dibidang pertanian Lidah Buaya. Selain
itu, tanaman Lidah Buaya sendiri memiliki berbagai khasiat, yaitu mengobati wasir, diabetes, mengatasi obesitas, hipertensi, AIDS, kanker, dan penyakit
lainnya. Oleh sebab itu, alasan penulis meneliti tentang kelompok tani Bina Avera karena tanaman lidah buaya yang unik, memliki banyak khasiat dan
jarang di temukan dalam bentuk olahan seperti makanan dan minuman. Sehingga penulis mengambil judul penelitian, yaitu
“Perubahan Keberdayaan Masyarakat Kelompok Tani Bina Avera di Cilodong
Depok”