Strategi Pemberdayaan Kelompok Tani Bina Avera

Pemberdayaan Kelompok Tani Bina Avera melalui kegiatan seperti membangun irigasi akan menggunakan dana kas kelompok tani dan apabila memerlukan biaya yang cukup banyak maka menggunakan iuran dari anggota. Selain itu, seperti yang disampaikan oleh Bu Tantri, pemerintah pernah memberikan bantuan kepada kelompok tani Bina Avera berupa sarana produksi sumur bor. Sumur bor dibuat dengan bantuan alat bor untuk mencapai kedalaman sumur yang cukup sehingga akan bertemu dengan sumber air dalam tanah. Adanya bantuan sarana tersebut mampu membantu memenuhi sistem irigasi para anggota dengan harga lebih rendah dibanding membeli pengairan pada petani lain yang menyediakan pengairan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bu Tantri. “Sampai saat ini sudah dikasih sumur bor kok, Untuk mengairi tanaman Lidah buaya, karena waktu itu pernah kemarau berkepanjangan, jadi untuk masalah pengairan kita membutuhkan air yang banyak dan sumur bor tersebut sangat membantu untuk mengairi tanaman lidah buaya yang kita tanam di lahan ”. 73 Menurut hasil penelitian penulis dengan adanya program praktik di lapangan mampu membuat para anggota kelompok tani menjadi lebih bersatu dan kompak dalam kerjasama atau menjalani program-program yang telah direncanakan. Selain itu faktor eksternal juga meringankan Kelompok Tani Bina Avera ini, seperti Pemberian bantuan dari pemerintah berupa sumur bor yang mampu memberikan kemudahan dalam penyediaan sarana yang dibutuhkan oleh para petani. Hal-hal 73 Wawancara pribadi dengan Tantri Guntari, Depok, 17 April 2016 seperti itu sangat diperlukan dalam keberlangsungan kegiatan-kegiatan pertanian Lidah Buaya para anggota Kelompok Tani Bina Avera menjadi lebih baik.

2. Tahapan-Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Tani Bina Avera

Tahapan-tahapan pemberdayaan adalah salah satu yang terpenting dalam pemberdayaan yang berbasis masyarakat. Oleh karena Kelompok Tani Bina Avera melakukan tahapan-tahapan pemberdayaan Masyarakat Tani sebagai berikut:

a. Tahap persiapan Engagement

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharto 2005 bahwa proses yang dilakukan pada tahap engagement adalah dengan melakukan persiapan petugas dan persiapan lapangan. Pada tahap persiapan ini meliputi sekurangnya dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu:  Pada tahap penyiapan petugas ini, agen perubahan yaitu Bu Tantri yang telah mempersatukan pandangan bersama anggota kelompoknya, supaya terjadi keselarasan dalam melakukan program pemberdayaan Masyarakat Tani Cilodong. Seperti hal yang dikatakan Bu Tantri. “Berawal dari kumpul ibu-ibu disini kan waktu itu hanya berkumpul bagi para ibu-ibu PKK, lalu saya tuh ngajak mereka untuk membentuk kelompok tani Lidah Buaya. Dengan ilmu yang saya miliki, saya ada keinginan untuk memberdayakan masyarakat Tani Cilodong agar supaya ada perubahan terhadap kesejahteraan mereka. yaa lumayan kan selain menghasil kan juga menambah ilmu bagi mereka ”. 74 Seperti hal yang dikatakan Pak Asmawi: 74 Wawancara pribadi dengan Tantri Guntari, Depok, 17 April 2016 “Sebenernya pada ikut-ikutan de orang-orang disini, ngeliat bu Tantri sukses jadi pengen ikutan kaya bu Tantri gitu nanem lidah buaya. Dan kami akhirnya membentuk sebuah kelompok Tani Bina Avera yang diketuai langsung oleh Bu Tantri, sekertarisnya Bu Dewi dan Bendaharanya Bu Manih sisanya menjadi anggota ”. 75  Tahap penyiapan lapangan dimana petugas pada awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Bu Tantri menganggap bahwa masyarakat Cilodong perlu untuk diberdayakan melalui Lidah Buaya. Selain itu informasi yang telah didapat oleh Bu Tantri mengenai manfaat Lidah Buaya juga menjadi salah satu kesiapan Bu Tantri sebagai petugas dalam melakukan pemberdayaan tersebut. Seperti yang di katakan Bu Tantri. “Saya ada keinginan untuk mengajak para warga sekitar untuk ikut membudidayakan Lidah Buaya. jika kita explore hasil Lidah Buaya itu sendiri, ini akan menjadi suatu barang yang bernilai tinggi. Saya tahu informasi tersebut sejak saya mengikuti pelatihan yang diadakan Dinas Pertanian Kota Depok mengenai manfaat Lidah Buaya. Dan lagi ada beberapa petani Lidah Buaya disini yang perlu untuk diberdayakan ”. 76 Dari hasil pengamatan 77 ini menunjukan bahwa terbentuknya kelompok berawal dari para perkumpulan ibu-ibu di Desa Cilodong. Dan juga ada hal yang memotivasi para warga untuk terjun usaha bisnis lidah buaya. Sedangkan Ibu Tantri menganggap bahwa masyarakat tani lidah buaya di sekitar perlu di berdayakan, karena jika tanaman lidah buaya ini di kelola dengan baik bisa meningkatkan tanaman lidah buaya yang berkualitas. 75 Wawancara pribadi dengan Asmawi Buckhori, Depok, 18 April 2016. 76 Wawancara pribadi dengan Tantri Guntari, Depok, 17 April 2016 77 Observasi Peneliti terhadap Kelompok Tani Bina Avera pada tanggal 30 Maret 2016.

b. Tahap Pengkajian Assessment

Proses pengkajian atau mengidentifikasi masalah yang dilakukan disini dapat dilakukan secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat. Pada tahap ini, Bu Tantri sebagai agen perubahan berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki para anggota kelompok Tani Bina Avera. Seperti yang dikatakan Bu Tantri. “Para anggota mayoritas banyak yang belum tahu bagaimana cara budidaya lidah buaya, bibit lidah buaya seperti apa yang bagus, media tanah juga, lalu pupuk nya yang bagus itu dari kotoran apa, dan sebagainya. Tetapi ada juga anggota kelompok yang sudah paham dengan tanaman ini ”. 78 Sama hal yang dikatakan Bu Manih: “Kami tuh belum sangat paham tentang tanaman lidah buaya ini, dan bu Tantri menjelaskan kepada kami para anggota sampai mengerti. Dulu itu saya nanem lidah buaya sampai ada yang layu bahkan ada yang mati karena waktu itu gak dikasih pupuk makanya sampai ada ya ng mati”. 79 Berbeda dengan Pak Muhayar yang mengatakan: “Saya itu selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok, karena itu penting bagi kelangsungan budidaya lidah buaya yang saya tanam, seperti halnya di musim kering kan tanaman ini harus terkena air yang cukup tak jarang juga kalau musim kemarau banyak tanaman yang mati, jadi kami membeli mesin pompa air agar mudah melakukan penyiraman ”. 80 Dari hasil pengamatan terlihat bahwa pada tahap ini kelompok tani Bina Avera melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh anggota kelompok tani dan juga sumber daya yang dimiliki kelompok tani. Dalam tahap ini masyarakat tani sudah terlibat 78 Wawancara pribadi dengan Tantri Guntari, Depok, 17 April 2016 79 Wawancara pribadi dengan Manih Ferdiana, Depok, 18 April 2016. 80 Wawancara pribadi dengan Muhayar, Depok, 17 April 2016. secara aktif dan langsung agar mereka merasakan sendiri bahwa permasalahan yang ada benar-benar bisa di atasi. Sistem pelaksanaannya dalam tahap ini, kelompok tani mengumpulkan semua anggota untuk membicarakan dan memprediksikan kebutuhan-kebutuhan kelompok tani, seperti kebutuhan akan transformasi teknologi pertanian, pupuk dan bibit. c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Designing Pada tahap ini, Bu Tantri sebagai agen perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan anggota kelompok nya untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada pada Kelompok diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. Seperti yang dikatakan oleh Bu Tantri. “Awalnya saya hanya memberikan kepada para anggota yaitu lima bibit untuk setiap anggota, dari situ banyak yang mati terus bilang ke saya, “kok bu tanaman saya pada mati yaa?” dari situ lah saya merencanakan kegiatan kelompok bersama para anggota agar mereka semua paham tentang Budidaya Lidah Buaya ”. 81 Dari hasil pengamatan peneliti 82 pada tahap ini kelompok tani Bina Avera melibatkan para anggotanya dalam memikirkan masalah- masalah yang dihadapinya dan mencari pemecahan masalah yang tepat. Dalam pemecahan atau mengatasi masalah disini diharapkan menjadi dasar dari kegiatan yang akan dilaksanakan Kelompok Tani Bina Avera. Rencana kegiatan tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi 81 Wawancara pribadi dengan Tantri Guntari, Depok, 17 April 2016 82 Observasi Peneliti terhadap Permasalahan Kelompok Tani Bina Avera, tanggal 12 April 2016.