Visi dan Misi Kelompok Tani Bina Avera

“Pada tahun 2007 saya meresmikan usaha Home Industri Lidah Buaya, yang saya namakan Tanolavera. Tanolavera itu sendiri singkatan dari Tantri dan aloevera, karena nama saya Tantri sedangkan aloevera itu nama latin dari Lidah Buaya. tahun 2008 saya baru memperluas usaha saya dengan menjual tanaman hias lainnya seperti anggrek, kaktus, sampai kamboja jepang karena disini belum ada yang menjual tanaman hias seperti itu ”. 57 Pada periode ini Bu Tantri sudah meresmikan serta memperbesar Usaha nya dengan menjual hasil tanaman yang ia kembangkan seperti anggrek, kaktus, kamboja, bahkan waktu saya kesana pun sudah banyak tanaman lainnya yang juga Bu Tantri jual ada bunga Lavender, Lotus, Teratai dan banyak lagi yang lainnya. Tetapi kesuksesan Bu Tantri ini ingin sekali dia bagikan kepada masyarakat setempat, khususnya bagi warga Cilodong. Lalu dia mulai mempersentasikan kepada warga sekitar, awalnya hanya menjelaskan beberapa manfaat dari isi kandungan dari tanaman Lidah Buaya itu sendiri sampai peluang tanaman ini di kalangan masyarakat. Akhirnya warga setempat tertarik dan ikut berpartisipasi dalam mendirikan kelompok tani Bina Avera ini. Seperti yang dikatakan Bu Tantri. “Karena saya ada keinginan untuk mengajak para warga sekitar untuk ikut membudidayakan Lidah Buaya. jika kita explore hasil Lidah Buaya itu sendiri, ini akan menjadi suatu barang yang bernilai tinggi. Dan lagi ada beberapa petani Lidah Buaya disini yang perlu untuk diberdayakan”. 58 Seperti yang dikatakan Pak Asmawi. “Memang benar de, kelompok Bina Avera ini terbentuk pada tahun 2009. Karena beberapa dari kami sebagai petani Lidah Buaya juga ingin mengembangkan usaha kami seperti yang dialami oleh Bu 57 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 58 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. Tantri. lalu kami sepakat untuk membentuk suatu kelompok yang bernama Bina Avera ”. 59 Ketika sudah terbentuk Bu Tantri pun langsung mengajak para anggota nya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian Kota Depok seperti yang dialami oleh Bu Tantri sendiri ketika waktu pertama kali mengenal Lidah Buaya ini. Seperti yang dikatakan oleh BuTantri. “Pada awal terbentuknya kelompok saya langsung mengajak para anggota saya untuk mengikuti program pelatihan yang diadakan Dinas Pertanian Kota Depok tahun 2009. Agar mereka paham dengan tanaman Lidah Buaya dan ini juga menjadi kegiatan tahunan bagi program Kota Depok, sama saya juga waktu itu kenal Lidah Buaya dari Dinas Pertanian Depok. ” 60 Ini menandakan bahwa sosok Bu Tantri di Desa Cilodong itu mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Khusunya bagi perubahan sosial masyarakat Cilodong, dari awalya mereka tidak mengetahui adanya kegiatan seperti itu jadi mereka tahu peran-peran dari pemerintah salah satunya melalui pelatihan kegiatan dari Dinas Pertanian Depok. Selain dari Dinas Pemerintahan dari Institusi lainnya juga mengetahui sosok Bu Tantri yaitu Universitas Indonesia Depok. Bu Tantri pernah mengisi seminar dan diundang menjadi narasumber oleh pihak Universitas Indonesia tentang Pemanfaatan Lidah Buaya bagi kesehatan. Tak jarang juga Bu Tantri dipanggil untuk menjadi dosen tamu di beberapa Universitas di Tanah air. Seperti yang dikatakan oleh Bu Tantri: 59 Wawancara pribadi dengan Asmawi Buckhori, Depok, 18 April 2016. 60 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016.