Dari Pengusaha Lidah Buaya sampai Kelompok Tani Bina Avera

“Tahun 2010 saya waktu itu pernah ngisi seminar kampus di UI Depok tentang pemanfaatan Lidah Buaya Bagi Kesehatan dan waktu itu saya mengajak para anggota saya buat ikut berpartisipasi juga dalam pelaksaan acara seminar itu. Semenjak itu saya sering diundang jadi Dosen tamu di IPB, UI, sampai UNBRAW juga saya juga pernah diundang menjadi Dosen tamu disan a”. 61 Di tahun 2011 Bu Tantri menjalin hubungan kerja sama dengan KTNA Kelompok Tani Nelayan Andalan di Kota Depok. Atas keberhasilan Bu Tantri dibidang pertanian, serta aktif di Organisasi di Kelompok Tani Nelayan Andalan. KTNA pun langsung memilih Bu Tantri sebagai Ketua KTNA di Kecamatan Cilodong. “.....saya di percaya oleh KTNA Kelompok Tani Nelayan Andalan Depok untuk menjabat sebagai ketua KTNA khusus di kecamatan cilodong ....”. ini adalah suatu Prestasi yang membanggakan bagi kelompok tani Bina Avera khususnya bagi Bu Tantri sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Bang Yunus selaku anggota KTNA di Kecamatan Cilodong: “Iya Benar, Bu Tantri menjabat sebagai ketua di KTNA Cilodong dari periode 2014 dan masih di percaya untuk menjadi Ketua KTNA Cilodong sampai sekarang. Soalnya di bawah kepemimpinannya KTNA Cilodong menjadi lebih hidup di banding sebelumnya ”. 62 Di akhir tahun 2014 Bu Tantri meresmikan dengan membuka kebun lidah buayanya di Cilodong, Depok, seluas 2.000 meter persegi, menjadi kebun edukasi yang terbuka untuk siapa pun yang ingin berkunjung. Seperti yang dikatakan oleh Bu Tantri. “Kebun itu diharapkan mampu membuka wawasan bagi siapa pun, termasuk anak-anak jika ingin mengenal lebih jauh tentang tanaman ini. Dan juga memberitahukan bahwa lidah buaya bukan sekadar tanaman hias, tetapi juga sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari- hari”. 63 61 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 62 Wawancara dengan Mahmud Yunus, Depok, 30 Maret 2016. 63 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. Perjalanan kehidupan yang dilalui Bu Tantri dari awal sampai sukses sekarang ini membuat penulis menjadi termotivasi. Karena beliau lah yang membuat masyarakat Cilodong menjadi sedikit lebih maju dan sejahtera. Bukan tidak mungkin sosok nya Bu Tantri akan selalu dihormati dan dikenang bagi masyarakat Luas khususnya di wilayah Cilodong Depok.

F. Pertanian Kecamatan Cilodong Depok

Kecamatan Cilodong sebenarnya salah satu kecamatan di Kota Depok yang tidak berpotensi dalam bidang pertanian. Hal tersebut dapat terlihat dari produksi tanaman yang dihasilkan dari Kecamatan Cilodong, seperti padi sawah. Setiap tahunnya hasil produksi dan luas panennya semakin berkurang dikarenakan banyak terjadi alih fungsi lahan yang sebelumnya dari lahan pertanian berubah menjadi pemukimanan, hal ini yang menyebabkan kelompok-kelompok pertanian yang berada di desa Cilodong itu mengalami penurunan di beberapa komoditi. 64 64 Tata Djumantara, “Statistik Daerah Kecamatan Cilodong 2015” Depok: BPS Kota Depok, 2015, h. 24 Gambar 2. Grafik Jumlah Produksi Tanaman Pertanian di Cilodong Depok Tahun 2015 sumber:Statistik Daerah Kecamatan Cilodong 2015 Seperti yang tertera dalam grafik diatas di wilayah kecamatan Cilodong juga masih ditemukan beberapa lahan pertanian yang memproduksi selain tanaman lidah buaya seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah. Disamping itu, berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2015 ditemukan bahwa produktifitas tanaman Pertanian juga semakin berkurang, hal ini juga disebabkan sudah beralih fungsinya lahan pertanian menjadi lahan perumahan. Diharapkan kedepannya pemerintah memberikan program-program yang terkait dalam pengembangan kualitas produksi pertanian dan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani agar lebih meningkat lagi dari tahun sebelumnya. Sehingga tidak terjadi lagi perubahan konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman karena para petani semakin menurun produktifitasnya dan melihat disektor pertanian kedepannya tidak menjamin 2015 2014 2013 1 2 3 4 5 6 Jatimulya Kalibaru Sukamaju Cilodong 2015 2014 2013 untuk kelangsungan hidup para petani. Dan ini merupakan salah satu pekerjaan rumah untuk kita bersama, agar terjadi kesinambungan dari produktifitas petani kedepanya menjadi lebih baik lagi. 65 Berikut daftar kelompok-kelompok yang berada di Cilodong Depok: Tabel 4 Database Holtikultura kelompok Petani di Kecamatan Cilodong Kelurahan Nama Kelompok Alamat Kelompok Komoditas Jatimulya Poktan Cinta Tani 1 Kp. Sawah Padi, Jambu Biji, Sayuran Poktan Cinta Tani 2 Jatimulya Padi, Jambu Biji, Sayuran Cilodong Poktan Bina Avera Cilodong Lidah Buaya, Olahan Hasil Pertanian Lidah Buaya Poktan Lestari Mandiri Cilodong Rt. 0106 Sayuran Sukamaju KWT Lotuse Komplek Tirta Mandala Rt.0204 Sayuran sumber: Dinas Pertanian dan perikanan pemerintah kota Depok, 2015 Menurut Widyati Riyandani Plt.Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Depok: “Tanaman lidah buaya jika dibudidayakan dengan baik, maka tanaman yang tumbuh subur di udara lembab tersebut dapat memberikan keuntungan bagi para petani. Selain banyak manfaatnya 65 Tata Djumantara, “Statistik Daerah Kecamatan Cilodong 2015” Depok: BPS Kota Depok, 2015, h. 28 untuk kesehatan, tanaman tersebut juga bisa memberikan pendapatan yang baik bagi pet aninya”. 66 Ini membuktikan bahwa pembudidayaan tanaman lidah buaya cukup memberikan peran besar terhadap perkembangan pertanian di Kota Depok khususnya masyarakat Petani di Cilodong.

G. Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya adalah satu-satunya tanaman di dunia yang secara alami mengandung vitamin B 12. Dan juga sebagai tanaman yang di sebut “tanaman keabadian” oleh bangsa mesir, karena gambar lidah buaya juga ditemukan di situs makam Raja-Raja Mesir dahulu. 1. Sejarah Pemanfaatan Lidah Buaya Al-Kindi seorang filsuf, Dokter, dan ilmuwan Arab abad ke 9 menyatakan bahwa lidah buaya manjur untuk mengobati sakit akibat radang, borok pada mata, dan masalah kesehatan lain. Di tambahkan, lidah buaya di gunakan masyrakat Iran sebagai pencahar, sementara di Mesir sebagai detersive untuk membersihkan sistem pencernaan dan membasmi racun pada tubuh. Setelah itu pemanfaatan lidah buaya makin meluas, di abad 16-17 tanaman lidah buaya di kembangkan secara komersial di Pulau Barbados, Karibia, oleh bangsa Spanyol dan oleh petani Belanda di Pulau Curacao. Dan hasilnya di ekspor ke seluruh Eropa. Pada tahun 1720, untuk kali pertama tanaman lidah buaya di beri nama Aloe Vera oleh Carl 66 Pemerintah Kota Depok, “Aloevera potensi unggulan lain kota Depok”, artikel di akses pada tanggal 24 januari 2016 dari http:www.depok.go.id3103201101-berita-depokaloevera- potensi-unggulan-lain-kota-depok