Perubahan Budaya PERUBAHAN MASYARAKAT

Gaya Hidup also known as Life Style berbeda dengan cara hidup way of life. Cara hidup di tampilkan dengan ciri-ciri, seperti norma, ritual, pola-pola tatanan sosial, dan mungkin juga suatu komunitas dialek atau cara berbicara yang khas. Sementara itu gaya hidup di ekspresikan melalui apa yang dikenakan seseorang, apa yang ia konsumsi, dan bagaimana ia bersikap atau berprilaku ketika ada di hadapan orang lain. Gaya hidup bukan sekedar aktivitas atau mengisi waktu luang. Gaya hidup tumbuh dan di kembangkan oleh kekuatan kapital untuk kepentingan membangun pangsa pasar, memperbesar keuntungan dan menghela agresivitas masyarakat dalam mengkonsumsi berbagai produk industri Budaya. 38  Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.  perubahan karena adanya penemuan baru discovery. Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan sebaliknya, yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut. 39 38 Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi: kapitalisme dan konsumsi di Era Masyarakat Post Modernisme Jakarta: Kencana, 2014, h. 137 39 Elly M. Setiadi dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta: Prenada Media Group, 2006, h. 44

3. Perubahan Ekonomi

Ilmu Ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka dengan dan tanpa uang, dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. 40 Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu serta menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang selama jangka waktu tertentu. 41 Pendapatan yang terdiri dari:  Pendapatan upah tenaga kerja  Pendapatan dari kekayaan, seperti sewa, bunga dan deviden  Pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah, seperti tunjangan sosial dan asuransi pengangguran. Berdasarkan penjelasan di atas pendapatan ekonomi ialah penghasilan individu atau masyarakat yang diterima dalam jumlah nilai dari suatu badan usaha baik barang maupun jasa selama jangka waktu tertentu guna memperbaiki kualitas hidup di masyarakat. Penghasilan tinggi ialah pendapatan lebih tinggi dari pengeluaran. Jika pendapatan lebih rendah dari pengeluaran maka masyarakat tersebut belum bisa dikatakan sejahtera. 40 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikroekonomi dan Makro Ekonomi Edisi Ketiga Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008, h. 3. 41 Nur atikah nasution, “Dampak perubahan pemanfaatan tanah situ kuru terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar”, Skripsi S1 fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, Universitas syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 35 47

BAB III PROFIL KOMUNITAS

A. Profesi Bisnis Lidah Buaya dan Perkembangan Petani Lidah Buaya di

Depok Aloe vera atau yang biasa dikenal dengan nama lidah buaya merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup laris di dunia karena banyak diminati dan dicari oleh para pelaku industri. Lidah buaya telah dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang juga sudah banyak industri yang mengembangkan tanaman tersebut. Saat ini permintaan lidah buaya di Indonesia meningkat pesat, bahkan petani lidah buaya belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama pasokan ke sejumlah pasar modern dan toko-toko buah. Saat ini eksportir terbesar lidah buaya di Asia Tenggara adalah Malaysia dan Thailand. Sedangkan di Indonesia belum banyak daerah yang melakukan ekspor lidah buaya, hanya Kalimantan saja yang sudah melakukan ekspor lidah buaya karena perkembangan lidah buaya di Kalimantan lebih unggul dibandingkan daerah- daerah lain di Indonesia. Namun saat ini, daerah lain masih terus mengembangkan dan mengimpor usaha dari hasil olahan lidah buaya seperti sabun, sampo, powder, makanan, minuman dan olahan lainnya. Salah satu daerah penghasil lidah buaya beserta olahannya adalah di kota Depok, yaitu di daerah Cilodong. Masyarakat Cilodong sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani lidah buaya. Mereka telah meminta kepada Pemerintah Kota Depok agar menjadikan Cilodong sebagai sentra lidah buaya. Namun para petani lidah buaya ini hanya membudidayakan tanaman lidah buaya tetapi tidak mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Melihat peluang tersebut, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah UMKM mulai bermunculan dan memanfaatkannya dengan baik. Bermodalkan pengetahuan dan keahlian mengolah lidah buaya yang didapatkan dari berbagai pelatihan teknologi tepat guna, mereka membuat komunitas atau kelompok tani yang membudidayakan dan mengolah lidah buaya menjadi tanaman yang bernilai guna lebih tinggi. Salah satu pelaku usaha lidah buaya yang terbilang sukses adalah Bu Tantri Guntari. Hasil olahan lidah buayanya adalah seperti teh kulit lidah buaya, kerupuk lidah buaya dengan berbagai varian rasa, serta minuman lidah buaya dalam botol dan cup.

B. Sejarah Kelompok Tani Bina Avera Cilodong Depok

Berawal dari tahun 2004 seorang mantan pegawai swasta di salah satu perusahaan asing di Jakarta yaitu Ibu Tantri Pendiri Kelompok Lidah Buaya yang terjun langsung terlebih dahulu untuk ber eksperimen dengan tanaman yang berbahan dasar Lidah Buaya. Seperti yang dikatakan Bu Tantri: “Saya tuh dulu hanya karyawan swasta di salah satu perusahan asing, waktu itu ada seminar tentang lidah buaya gitu kan saya tertarik lalu saya mengikuti pelatihannya yang di adakan di depok, Waktu itu tahun 2004 di UI ama dinas kota Depok selama beberapa hari ”. 42 Bu Tantri mengikuti pelatihan teknologi budidaya tepat guna yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Depok, Jawa Barat, serta 42 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. Universitas Indonesia. Dari sana, Tantri kemudian terinspirasi untuk memulai usaha pengolahan lidah buaya, khususnya jenis chinensis yang dapat dikonsumsi dan berpelepah besar. Seperti yang dikatakan oleh Bu Tantri berikut. “Karena ada dua jenis utama dari tanaman lidah buaya yaitu lidah buaya barbadensis miller dan aloe vera chinensis. Kalau barbadensis miller itu dari Eropa dan biasanya jenis ini banyak permintaan dari industri kosmetik farmasi sedangkan aloe vera chinensis dari Asia diperuntukan menjadi berbagai produk olahan makanan seperti yang saya budidaya itu jenisnya Cinensis ”. 43 Setelah itu Bu Tantri menguji Lidah Buaya tersebut yang bermodalkan 10 kilogram pelepah lidah buaya yang ia beli di pasar kembang. “....Bu Tantri dulu awalnya penjual minuman Lidah Buaya keliling, kadang nitip barang dagangannya itu ke warung-warung kecil disekitar Desa.... ” 44 , ungkap Pak Asmawi. Seperti yang dikatakan oleh Bu Tantri: “Saya olah awalnya di jadiin es mambo lidah buaya, terus saya jualin ke SD-SD, anak-anak pada seneng kan, saya suruh orang untuk jualin Ke SD rutin, lalu saya buat olahan seperti minuman nata de coco dalam bentuk gelas saya pasarin ke masyarakat disini dan responnya bagus”. 45 Pembuatan olahan minuman yang berbahan dasar lidah buaya yang ia buat pertama adalah es mambo. Es mambo itu kemudian dipasarkan di sekolah-sekolah dan ternyata laku keras dengan harga Rp 1.000 per buah. Dan hasil eksperimennya ini lama-lama membuahkan hasil serta mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat. Maka bu Tantri sendiri membentuk suatu usaha home industry yang berbasis Lidah Buaya yang 43 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 44 Wawancara pribadi dengan Asmawi Buckhori, Depok, 18 April 2016. 45 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016.