Sejarah Kelompok Tani Bina Avera Cilodong Depok

jadikan olahan seperti minuman, krupuk dan Teh yang siap untuk di pasarkan. Seperti yang dijelaskan oleh Bu Tantri berikut. “Harga satu cup minuman lidah buaya yang saya jual di pasaran bisa mencapai dua ribu lima ratus rupiah, perbulan Usaha Bisnis saya ini bisa memproduksi hingga 500 duz yang per duz nya berisi 24 cup minuman lidah buaya untuk di supply ke warung-warung kecil sampai super market besar seperti hypermart dan supermarket besar se jabodetabek ”. 49 Dari hasil usaha olahan Lidah Buaya yang sudah meluas ini Bu Tantri berinisiatif untuk membentuk sebuah kelompok masyarakat petani yang berbasis Tanaman yang mempunyai nama latin Aloevera ini. Seperti yang dikatakan Bu Tantri. “Berawal dari kumpul ibu-ibu disini kan waktu itu hanya berkumpul bagi para ibu-ibu PKK, lalu saya tuh ada inisiatif ngajak mereka untuk membentuk kelompok tani Lidah Buaya. yaa lumayan kan selain menghasil kan juga menambah ilmu bagi mereka”. 50 Berawal dari perkumpulan ibu-ibu di desa Cilodong bu Tantri mempersentasikan tanaman tersebut serta memberikan pelatihan-pelatihan kepada para ibu-ibu tersebut terhadap tanaman Lidah Buaya untuk di jadikan barang yang bernilai tinggi. Dalam Pembinaan tersebut Bu Tantri memberikan beberapa Tanaman Lidah Buaya kepada Masyarakat Cilodong serta mengajarkan kepada mereka bagaimana cara berbudi daya lidah Buaya sampai mengolah tanaman ini menjadi suatu produk yang siap di pasarkan ke masyarakat setempat. Dan dalam tahapan pembentukan kelompok tersebut Bu Tantri Menjalin Relasi ke berbagai kelompok petani baik yang berbasis lidah buaya maupun kelompk Petani Tanaman lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Bu Tantri: 49 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 50 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. “Sebelum pembentukan kelompok saya sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik dari pemerintahan setempat maupun dari kelompok tani lainnya seperti Kelompok Tanaman Hias, Kelompok Tanaman Belimbing serta kelompok petani se daerah Kota Depok ”. 51 Maka di tahun 2009 kelompok ini terbentuk dengan nama “Kelompok Bina Avera” dan diresmikan oleh kelurahan setempat. Serta sampai saat ini kelompok tersebut beranggotakan 22 orang dengan bimbingan bu Tantri sebagai Pembina kelompok di wilayah Cilodong.

C. Visi dan Misi Kelompok Tani Bina Avera

1. Visi Kelompok Bina Avera. Menjadikan kelompok tani yang bermanfaat dalam membangun potensi masyarakat serta berkontribusi guna menumbuhkan ketrampilan dalam bidang pertanian yang produktif dan inovatif. 2. Misi Kelompok Bina Avera a. Meningkatkan penghasilan anggota Kelompok b. Memupuk kerjasama dan kekompakan antar anggota kelompok c. Meningkatkan Produktivitas budidaya lidah buaya dari anggota kelompok d. Meningkatkan keterampilan budidaya dan berwirausaha dari anggota kelompok 52 51 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 52 Proposal kelompok tani Bina Avera, Depok, 30 Maret 2016, h. 11

D. Daftar Pengurus Anggota Kelompok Tani Bina Avera

Berikut adalah susunan para anggota kelompok tani Bina Avera yang terdiri dari: 53 Ketua : Tanti Guntari Sekretaris : Dewi Utari Bendahara : Hj Manih Ferdiana Anggota : 1. H. Asmawi Buchori 11. Sri Susanti 2. Wiyah Sanawiyah 12. Purwiyati 3. Atminingsih 13. Saemah 4. Pardi 14. Marja Subarkah 5. Elly Saini 15. Siti Aisyah 6. Rimin 16. Anah 7. Tinoh 17. Hayati 8. Anar 18. Neman 9. Yahya 19. Karpasih 10. Muhayar 20. Bahrudin 53 Proposal kelompok tani Bina Avera, Depok, 30 Maret 2016, h. 15

E. Dari Pengusaha Lidah Buaya sampai Kelompok Tani Bina Avera

Sosok Bu Tantri ialah salah satu wanita inspiratif yang patut untuk dicontoh dan diteladani. Tetapi tidak hanya dilihat ketika Bu Tantri sukses saja tetapi pas beliau dari bawah lah juga harus diikuti bagaimana proses dia menjadi seperti sekarang ini. Seperti yang dikatakan Bu Tantri: “Saya tuh dulu hanya karyawan swasta di salah satu perusahan asing, waktu itu ada seminar tentang lidah buaya gitu kan saya tertarik lalu saya mengikuti pelatihannya yang di adakan di depok, Waktu itu tahun 2004 di UI ama dinas kota Depok selama beberapa hari ”. 54 Ketertarikannya tersebut membawa berkah tersendiri bagi Bu Tantri, karena dari situ lah cikal bakal Bu Tantri dalam meraih kesuksesan. “....berapa kali saya gagal dalam bereksperimen pada tanaman Lidah Buaya ini, tak sedikit juga saya menghabiskan dana sendiri dalam percobaan saya waktu itu .....” 55 . Hampir seluruh hidupnya ia fokuskan dalam usaha nya ini dan akhirnya membuahkan hasil. Seperti yang dikatakan Bu Tantri berikut. “Sekitar waktu tahun 2005 saya membuat produk pertama saya yaitu Es Mambo Lidah Buaya, dan saya jajakin ke orang-orang supaya dapat hasil yang memuaskan terutama para anak SD ya namanya juga anak-anak pasti suka sama E s”. 56 Ketika mendapat respon yang positif dari masyarakat, Bu Tantri tidak puas dengan hasil yang di dapat segitu-segitu saja. Lalu Bu Tantri mengkreasi kan dengan berinovasi dari bahan dasar Lidah Buaya, seperti krupuk dan Teh akhirnya hasilnya pun sangat di terima khalayak banyak dari warga setempat. Seperti yang dikatakan Bu Tantri: 54 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 55 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 56 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. “Pada tahun 2007 saya meresmikan usaha Home Industri Lidah Buaya, yang saya namakan Tanolavera. Tanolavera itu sendiri singkatan dari Tantri dan aloevera, karena nama saya Tantri sedangkan aloevera itu nama latin dari Lidah Buaya. tahun 2008 saya baru memperluas usaha saya dengan menjual tanaman hias lainnya seperti anggrek, kaktus, sampai kamboja jepang karena disini belum ada yang menjual tanaman hias seperti itu ”. 57 Pada periode ini Bu Tantri sudah meresmikan serta memperbesar Usaha nya dengan menjual hasil tanaman yang ia kembangkan seperti anggrek, kaktus, kamboja, bahkan waktu saya kesana pun sudah banyak tanaman lainnya yang juga Bu Tantri jual ada bunga Lavender, Lotus, Teratai dan banyak lagi yang lainnya. Tetapi kesuksesan Bu Tantri ini ingin sekali dia bagikan kepada masyarakat setempat, khususnya bagi warga Cilodong. Lalu dia mulai mempersentasikan kepada warga sekitar, awalnya hanya menjelaskan beberapa manfaat dari isi kandungan dari tanaman Lidah Buaya itu sendiri sampai peluang tanaman ini di kalangan masyarakat. Akhirnya warga setempat tertarik dan ikut berpartisipasi dalam mendirikan kelompok tani Bina Avera ini. Seperti yang dikatakan Bu Tantri. “Karena saya ada keinginan untuk mengajak para warga sekitar untuk ikut membudidayakan Lidah Buaya. jika kita explore hasil Lidah Buaya itu sendiri, ini akan menjadi suatu barang yang bernilai tinggi. Dan lagi ada beberapa petani Lidah Buaya disini yang perlu untuk diberdayakan”. 58 Seperti yang dikatakan Pak Asmawi. “Memang benar de, kelompok Bina Avera ini terbentuk pada tahun 2009. Karena beberapa dari kami sebagai petani Lidah Buaya juga ingin mengembangkan usaha kami seperti yang dialami oleh Bu 57 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016. 58 Wawancara dengan Tantri Guntari, Depok, 30 Maret 2016.