dalam kesejahteraan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat petani di
kampung Sukamaju Cilodong Depok.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana rinciannya sebagai
berikut : BAB I :
Pendahuluan, Bab ini berisi tentang latar belakang
masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
Teknik Penulisan, Tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori,
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yang terdiri dari Pengertian
Pemberdayaan, Proses
Pemberdayaan, Strategi
Pemberdayaan, dan Tahapan-tahapan Pemberdayaan. Pengertian Perubahan, Perubahan Sosial, ekonomi dan
Budaya, Faktor pendukung Perubahan Sosial, Faktor perubahan Budaya dan Pendapatan Ekonomi.
BAB III :
Profil Komunitas,
Bab ini berisi tentang profil dari kelompok Tani Bina Avera, yang terdiri sejarah singkat,
visi dan misi, Daftar Pengurus Kelompok Tani Bina Avera, Dari Pengusaha Lidah Buaya sampai Kelompok Tani Bina
Avera, Pertanian Kecamatan Cilodong Depok, tentang Lidah Buaya.
BAB IV : Analisis Hasil Temuan di Lapangan
, Bab ini berisi tentang
Perubahan Sosial,
Ekonomi dan
Budaya masyarakat petani melalui pemberdayaan Kelompok Tani
Bina Avera di Cilodong, Depok. BAB V :
Penutup, Bab ini berisi tentang kesimpulan dan Saran
penulis.
24
BAB II LANDASAN TEORI
A. PEMBERDAYAAN
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai suatu program biasanya dilihat dari tahapan tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah
ditentukan jangka waktunya. Jika pemberdayaan dilihat sebagai suatu proses yang berkesinambungan on-going sepanjang komunitas itu
masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja.
18
Menurut Soetomo, Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar
kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses pembangunannya. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya memberi
wewenang terhadap masyarakat, tetapi juga meningkatkan kapasitas yang ada di masyarakat.
19
Edi Soeharto berpendapat bahwa, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan keiornpok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami
18
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002, h. 162.
19
Soetomo, Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, h. 69.
masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial;
yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
20
Sedangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan suatu proses meningkatkan keterampilan hidup sekumpulan orang yang masuk
kategori fakir miskin atau dhuafa agar dapat memiliki mata pencaharian yang membuat kondisi hidupnya masuk kategori muzakki.
21
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau
kemampuan dalam a memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan freedom, dalam arti bukan saja bebas
mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; b menjangkau sumber-sumber
produktif yang
memungkinkan mereka
dapat meningkatkan
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan c berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
20
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung: PT Refika Aditama, 2005, h. 60
21
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan Al- Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa Jakarta:
Dakwah Press Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 226