Perbedaan Kitab Suci dengan Kitab Lainnya Keistimewaan Kitab Suci

Alkitab adalah satu-satunya sumber bagi manusia untuk mengenal Allah.Maka penting sekali setiap orang yang hendak mengenal Allah, mendengar, membaca, mempelajari dan mengindahkan Alkitab. Mendengar Bacaan Kitab Suci dalam menghadiri kebaktian berarti beroleh kesempatan mendengar pembacaan dan pemberitaan Firman Allah. Kesempatan akan lebih bermanfaat bila kita membawa Alkitab sendiri dan mengikuti pembacaan dengan penuh perhatian;Mencatat pokok-pokok renungan dan merenungkan bagaimana Tuhan berfirman kepada kita melalui seseorang;sehingga Firman itu benar-benar menjadi santapan rohani bagi kita. Membaca Kitab Suci, Allah menyatakan seluruh kehendak-Nya kepada manusia melalui Alkitab. Semuanya penting untuk kehidupan kita di dunia ini.Maka setiap umat Kristiani.wajib berusaha membaca seluruh Alkitab. Mempelajari AlkitabAdalah sia-sia jika membaca Alkitab tanpa menghayatinya. Ada bermacam-macam cara untuk mempelajari Alkitab. satu cara yang lazim dipakai adalah menggunakan jadwal yang diterbitkan oleh Persekutuan Pembaca Alkitab PPA. Mengindahkah Alkitab,Percuma Seorang menjadi rajin mendengar, membaca dan mempelajari Alkitab, bilamana ia tidak mengindahkannya dengan menaatinya. Kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang menerapkan Firman Allah . Hanya dengan melakukannya terhadap berkat dari Alkitab buat manusia Mzm 119:1,2; Mat 7:24; Luk 11:29 ; Why 1:3.

V. Perbedaan Kitab Suci dengan Kitab Lainnya

Kitab Suci dan kitab-kitab lainnya memiliki kedudukan yang sama. Karena kita harus menghormati dan menghargai setiap agama dan kepercayaan tanpa harus membedakan agama tertentu.Pada dasarnya setiap agama dan kepercayaan pasti mengajarkan dan mengindahkan hal – hal yang postif yang diberikan oleh Yesus, Nabi, Dewa, Rasul kepada kita umat manusia. Dan sekarang, bagaimana cara kita menginterprestasikan, mewujudkan, menjalankan apa yang kita imani. Karena “Kasih” yang di ajarkan Yesus kepada kita, maka itulah apa yang harus kita lakukan.

VI. Keistimewaan Kitab Suci

Alkitab adalah Firman Allah kepada manusia.Kesimpulan iniadalah ungkapan berdasarkan pandangan orang, baik pria maupun wanita, yang dipengaruhi oleh pengetahuan mereka dalam membaca Alkitab.Alkitab itu “unik.” 41 Profesor M. Montiero-Williams, mantan dosen Sansekerta di Boden, yang menggunakan masa 42 tahun untuk mempelajari kitab-kitab Timur, ketika membandingkan semuanya itu dengan Alkitab berkata: “Susunlah kitab-kitab itu, jika Saudara mau, pada sebelah kiri di atas meja belajar Saudara; tetapi letakkan Alkitab Saudara di sebelah kanan – sendiri, tanpa didampingi yang lain – dengan jarak yang lebar di antara keduanya. Karena,ada jurang di antara Alkitab dengan yang disebut sebagai kitab-kitab suci dari Timur itu, dan jurang itu sungguh-sungguh memisahkan satu dari yang lain secara mutlak, tanpa dapat dipertemukan, dan untuk selamanyasuatu jurang pemisah yang demikian luas dan dalam sehingga tidak dapat dijembatani oleh ilmu pengetahuan agamawi yang manapun.” Unik dalam Kesinambungan Ditulis dalam kurun waktu lebih dari 1500 tahun. Penulis pertama kitab-kitab Perjanjian Lama adalah Musa yang hidup pada sekitar tahun 1500 S.M. Sedangkan Yohanes adalah penulis terakhir bagian dari Kitab Perjanjian Baru Injil Yohanes, surat-surat kiriman Yohanes dan surat Wahyu. Ditulis pada masa yang berbeda: Masa penulisan tiap kitab berbeda satu dari lainnya. Daud menulis pada masa peperangan. Sedangkan Salomo menulis dalam masa damai. Ditulis dalam suasana yang berbeda: Kitab-kitab itupun ditulis dalam suasana yang berbeda-beda. Ada penulis yang menggoreskan penanya ketika ia ada di puncak sukacita yang dialaminya. Yang lain menulis dalam suasana yang penuh duka dan keputusasaan. Ditulis dalam dua bahasa: Ibrani adalah bahasa yang digunakan pada masa Perjanjian Lama. Dalam II Raja-raja 18:26-28 disebut sebagai “bahasa Yehuda” sementara dalam Yesaya 19:18 disebut “bahasa Kanaan.”Bahasa Aram adalah “lingua franca” bahasa pengantar di kawasan Timur Dekat sampai dengan masa pemerintahan Iskandar Agung abad ke-6 S.M. sampai dengan abad ke- 4 M. sehingga beberapa bagian kitab Daniel yang mengandung pesan yang ditujukan kepada bangsa non-Yahudi ditulis dalam bahasa Aram. Bahasa Yunani adalah bahasa Perjanjian Baru, yang merupakan bahasa internasional dipakai dalam wilayah dengan batas-batas Spanyol sampai dengan India Barat dan Jerman Selatan sampai dengan Afrika Utara pada masa Yesus Kristus melawat dan tinggal di tengah dunia. Unik dalam Peredarannya Unik dalam Penerjemahannya Unik dalam Peredarannya 42 Pada dasarnya saya mengutip angka-angka yang disiapkan oleh berbagai Lembaga Alkitab saja. Angka-angka ini tersedia dalam Encyclopaedia Britannica, Encyclopaedia Americana, One Thousand Wonderful Things About the Bible Pickering, All About the Bible Collett, Protestant Christian Evidences B. Ramm dan A General Introduction to the Bible Geisler and Nix. Alkitab telah dibaca oleh lebih banyak orang dan diterbitkan dalam lebih banyak bahasa dibandingkan dengan kitab-kitab lain. Tetapi, secara keseluruhan, secara mutlak tidak ada kitab yang mencapai atau mulai menyamai peredaran Kitab Suci. Kitab utama yang dicetak untuk pertama kali adalah Vulgata dalam bahasa Latin. Kitab itu dicetak di percetakan Gutenberg. Unik dalam Terjemahannya Alkitab adalah salah satu dari kitab-kitab utama yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain Septuaginta: terjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani yang dikerjakan pada tahun 250 S.M. Encyclopaedia Britannica mengatakan bahwa “pada tahun 1966 seluruh Alkitab telah ada dalam 240 bahasa dan dialeksalah satu kitab atau lebih yang menjadi bagian Alkitab itu diterbitkan dalam 739 bahasa lain, sehingga jumlah penerbitannya ada dalam 1,280 bahasa.” Ada 3,000 penerjemah Alkitab yang menerjemahkan Kitab Suci pada kurun waktu 1950- 1960. Unik dalam Ketahanannya Bertahan terhadap usaha penghancuran Alkitab telah bertahan dalam menghadapi keganasan yang belum pernah dialami oleh buku lain. Banyak orang yang telah berusaha untuk membakarnya, melarang pengedarannya, dan “menyatakannya sebagai kejahatan dari sejak zaman kekaisaran Romawi sampai dengan pemerintahan negara-negara moderen yang dikuasai oleh orang-orang Komunis.” Sidney Collett dalam bukunya berjudul All About the Bible Apa Alkitab Itu Sebenarnya mengatakan, “Voltaire, orang kafir berkebangsaan Perancis terkenal yang meninggal pada tahun 1778 itu, pernah mengatakan bahwa dalam masa seratus tahun dari sejak masa hidupnya, Kekristenan akan tersapu habis dan berubah menjadi sekadar sejarah. Tetapi apakah yang telah terjadi? Voltaire telah berubah, kini hanya sebagai sejarah, sementara peredaran Alkitab terus bertambah luas sampai hampir ke seluruh bagian dunia ini, dengan membawa berkat ke tempat-tempat yang menjadi tujuan Alkitab itu berkelana. Misalnya, Katedral Inggris di Zanzibar dibangun di atas tanah yang semula adalah tempat Pasar Perbudakan Kuno, dan Meja Perjamuan ada di tempat tiang untuk mengikat budak 43 yang harus didera Dunia penuh dengan hal-hal seperti itu. Seperti yang dengan tepat dikatakan oleh seseorang, ‘Mungkin juga usaha untuk menghentikan peredaran Alkitab itu ibarat kita menempelkan pundak kita pada roda matahari yang menyala-nyala dan berusaha untuk menghentikan peredarannya yang membara itu.’ ” Tentang kesombongan Voltaire atas penghapusan Kekristenan dan Alkitab dalam masa 100 tahun, Geisler dan Nix menunjukkan bahwa “hanya dalam waktu lima puluh tahun sesudah kematiannya Lembaga Alkitab Jenewa mempergunakan percetakan dan rumahnya untuk menerbitkan bertumpuk-tumpuk Alkitab.” Dalam tahun 303 M., Diocletian mengeluarkan ketetapan Cambridge History of the Bible, Cambridge University Press, 1963 untuk melarang orang-orang Kristen melaksanakan ibadah mereka serta menghancurkan Kitab Suci mereka: “. . . surat kerajaan diumumkan di mana-mana, yang isinya adalah memerintahkan agar gedung-gedung gereja dihancurkan sama sekali dan Kitab Suci dibakar, serta mencanangkan bahwa mereka yang mempunyai kedudukan tinggi akan kehilangan semua hak kewarganegaraann mereka, sementara itu mereka yang tinggal di rumah, apabila mereka bersikeras untuk mempertahankan pengakuan iman Kristen mereka, maka mereka tidak akan diberi kebebasan lagi.” Ironi historik surat perintah untuk menghancurkan Alkitab tersebut, menurut catatan Eusebius, adalah bahwa surat perintah yang dikeluarkan 25 tahun kemudian oleh Constantine, kaisar penerus Diocletian, menyatakan agar 50 eksemplar Kitab Suci disiapkan dengan biaya dari pemerintah. Fakta ini membuktikan bahwa Alkitab mampu bertahan. Bertahan terhadap kritikan H. L. Hastings, sebagaimana dikutip oleh John W. Lea, memberikan ilustrasi demikian kuat tentang cara unik Alkitab untuk bertahan terhadap berbagai serangan yang dilontarkan oleh kekafiran serta ketidakpercayaan: “Orang-orang kafir selama seribu delapan ratus tahun telah berusaha untuk membantah kebenaran dan menggulingkan kitab ini, dan saat ini kitab ini masih berdiri tegak seperti batu karang. Peredarannya bertambah luas, dan saat ini lebih disayang dan lebih dihargai serta dibaca oleh lebih banyak orang dibanding pada masa-masa yang silam. Orang-orang kafir, dengan segala macam serangan mereka, telah menciptakan kesan tentang kitab ini seperti usaha seseorang yang berusaha menghancurkan Piramid-piramid di Mesir itu dengan sebuah palu untuk paku payung. Ketika raja Perancis menyarankan rencana penganiayaan terhadap orang-orang Kristen yang ada di kawasan kerajaannya, seorang negarawan dan pejuang tua berkata kepadanya, ‘Baginda, Gereja Allah adalah ibarat landasan besi yang telah 44 menyebabkan banyak palu godam menjadi usang.’ Oleh karena itu, palu godam orang-orang kafir tak henti-hentinya menghantam kitab ini selama berabad-abad, namun ketika palu godam itu menjadi usang, landasan besi itu sendiri masih tetap berdiri tegar di tempatnya. Jika kitab ini bukan kitab dari Allah, maka manusia telah berhasil menghancurkannya sejak lama. Para Maharaja dan Paus, para raja dan imam-imam, para pangeran dan para penguasa telah berusaha sekeras tenaga untuk menghancurkannya; mereka telah sirna dan kitab itu masih tetap bugar.” Bernard Ramm menambahkan: “Lebih dari seribu kali, lonceng kematian Alkitab telah dibunyikan, arak-arakan untuk pemakaman telah dibentuk, prasasti telah terukir pada batu nisan dan pengantar penguburan jenazah telah dibacakan. Namun, bagaimana pun juga jenazahnya tidak pernah terletak di dalam peti mati. “Alkitab masih disayang oleh jutaan orang, dibaca oleh jutaan orang, dan diselidiki oleh jutaan orang.” Robert Dick Wilson, orang yang dapat berbicara dengan lancar dalam lebih dari 45 bahasa dan logat tertentu, sesudah mengadakan penelitian atas Perjanjian Lama sepanjang hidupnya, menyimpulkan:“Dapat saya tambahkan bahwa sebagai hasil penelitian saya selama empat puluh lima tahun atas Alkitab telah senantiasa menuntun saya kepada iman yang lebih kokoh tentang kenyataan bahwa di dalam Perjanjian Lama kita miliki catatan historis yang benar tentang sejarah bangsa Israel.”

VII. Alkitab dan Akal Manusia