Pengertian Taat Perkawinan Menurut Kitab Suci Tujuan Perkawinan Ciri – Ciri Perkawinan Katolik

Bab 9 Taat dalam Yesus

I. Pengertian Taat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Taat berarti senantiasa tunduk; patuh: tidak berlaku curang; setia;menaati sumpah yang diucapkan. Sedangkan Ketaatan memilikiarti kepatuhan; kesetiaan; kesalehan; fungsi untuk tidak membahayakan atau mengganggu kedamaian atau keadilan. Jadi, TaatKetaatan adalah Tunduk kepada wewenang, menjalankan apa yang diperintahkan, mematuhi apa yang dituntut, atau menjauhkan diri dari apa yang dilarang. Begitu pun di dalam Yesus, kita sebagai pengikut Kristus harus taat pada apa yang Yesus dan kehendaki.

II. Mewujudkan Ketaatan terhadap Yesus

A. Taat Karena Kasih

Yoh. 14:15 “Yesus berkata: Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”” Jika kita tidak taat, jangan-jangan sebenarnya kita tidak mengasihi Tuhan. Tidak taat artinya kita lebih mengasihi diri kita, mengasihi daging kita, mengasihi kenikmatan dosa, sekalipun kita menyanyi ”Aku cinta Yesus” berulang-ulang di ibadah. Kasih diekspresikan dengan menghormati Tuhan. Menghormati Tuhan diekspresikan dengan menuruti perintah- perintahNya. Taat tidak bisa dipaksa. Ketaatan yang lahir karena terpaksa atau takut, hanya akan bertahan sementara. Taat pada Tuhan perlu dibangun di atas hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, kita tidak akan kesulitan untuk melakukan perintah-perintahNya. Ketika seorang anakmengasihi ayahnya, ia rela untuk tidak menuruti keinginannya, tetapi menuruti keinginan ayahnya. Ia percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya, itu yang terbaik bagi hidupnya.

B. Taat Karena Mengerti Prinsip Ketaatan dan Otoritas

Taat yang benar harus lahir dari pemahaman akan firman kebenaran, terutama akan prinsip hubungan antara “ketaatan dan otoritas”. Taat dibangun atas dasar pemahaman tentang pentingnya ketaatan. Ada sepenggal kisah mengenai seorang anak yang selalu menghafal firman Tuhan ini: 56 Ef. 6:1-3 “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” Firman ini menjadi rhema bagi sang anak, bahwa jalan untuk bahagia adalah dengan mentaati perkataan orang tua. Allah memberkati orang yang taat kepada otoritas. Ini hanya sepenggal kisah dari semua kisah yang ada, setiap kita memiliki otoritas dalam hidup. Setiap firman yang kita pegang untuk menjalani hidup kita di dunia ini itulah otoritas kita. Maka kita harus menaati otoritas kita.Tetapi, bukan berarti kita melupakan firman yang lain. Kita tetap harus menjalankan semua firman Tuhan.Masih ingat 10 Perintah Allah? 5 Perintah Gereja? Katekismus Gereja Katolik? Dan Hukum Kitab Kanonik? Itulah bantuan yang diberikan kepada kita untuk melihat dengan jelas apa yang harus kita lakukan untuk menjalankan ketaatan kita padaNya. Laksanakan dengan baik dan patuhi. Seperti ada tertulis Roma 6:15-18 “Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Kis 5:29 “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”” Filipi 2:5-11 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu 57 sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan Taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa C. Taat Karena Iman Ibrani 11:8 “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju.” Abraham mempercayai Allah ketika ia dipanggil untuk pergi ke tempat yang ia tidak tahu. Dia tidak berpasangka buruk bahwa Tuhan mau mencelakakan hidupnya. Ia berpikiran postif sekalipun harus keluar dari zona kenyamanannya: kampungnya, keluarganya, budayanya, kenyamanannya. Abraham taat karena iman. Tuhan adalah Bapa yang baik, yang ingin selalu memberkati kita. Jangan mencurigai Allah. Iman artinya mempercayai bahwa Allah mau dan ingin memberi yang terbaikuntuk kita. Iman lahir karena kita mengenal Allah. Semakin kita mengenal Allah, semakin kita akan mentaati Tuhan. Taat yang lahir dari iman, akan menolong kita untuk taat dengan hati yang bersukacita. Ada orang taat, tetapi sambil mengeluh atau bersungut-sungut. Taat tanpa sukacita hanyalah mendatangkan beban terhadap jiwa kita. Apakah kita taat kepada orang tua dengan bersungut-sungut? Ketika kita taat kepada pemimpin kita, kita sedang taat kepada Tuhan, karena pemimpin adalah wakil Allah Rm. 13:1. Allah berkenan kepada ketaatan. Allah menaruh nilai tinggi kepada ketaatan, sekaligus ketidaktaatan adalah sebuah pelanggaran yang serius bagi Allah.Taat lebih baik daripada korban. Kedagingan dan kesombongan melahirkan ketidaktaatan. 58 Yeremia 48:10 “Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan Tuhan dengan lalai.“ D. Taat artinya Membayar Harga Se makin mengerti arti ketaatan, semakin kita berani bayar sebuah harga ketaatan. Musa bersedia membayar harga sebuah ketaatan dengan meninggalkan kenikmatan istana Firaun. Ia bersedia ambil penderitaan demi umat Tuhan, membebaskan umat Tuhan dari Mesir dan membawa mereka ke Tanah Perjanjian Ibr. 11:24-26. Tuhan tahu segalanya, saat kita melakukan dosa dan kebohongan. Dan kita pasti harus membayar harga akibat dosa yang kita perbuat, tetapi kemudian kita bisa dikenal sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan, karena kita mau bertobat sungguh-sungguh di hadapan Tuhan Kis. 13:22. Ketidaktaatan membuat kita jauh dari Tuhan, membuat hati kita tawar pada Tuhan, membuat kita semakin terpuruk. Pilihlah taat daripada kenikmatan dosa. Pilihlah taat pada panggilan Tuhan daripada memiliki banyak uang dan harta. Pilihlah taat pada suara Roh Kudus sekalipun dipandang rendah oleh manusia. Jangan hanya demi pandangan manusia, demi menyenangkan rakyatnya dan dirinya sendiri, kemudian memilih untuk tidak taat kepada Tuhan. Berkenan di hati Tuhan jauh lebih penting daripada berkenan di hati manusia. Yesus berkata dalam Yoh. 15:10 “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. ” Taat artinya membayar harga untuk menuruti perintahNya. Tuhan sangat menghargai “ketaatan”. Tuhan tidak mau hidup kita tidak taat, karena ketidaktaatan akan melahirkan pemberontakan dan orang tersebut akan diserang oleh kuasa gelap. Kompromi terhadap dosa membuat kita tidak akan peka lagi kepada suara Tuhan. Salah dalam mengambil keputusan dalam hidup kita sendiri. Tuhan menghargai setiap ketaatan umatNya. Dan yang Ia mau bukan hanya memberkati, tetapi juga menyertai kita. Menolong didalam kesulitan, memberi hikmat di kala buntu, menguatkan di kala lemah, memberi kemenangan di kala menghadapi peperangan. Untuk itu, Taat lah kepada suara Tuhan dan FirmanNya, dengarkanlah Dia. 59

Bab 10 Perkawinan Katolik

I. Perkawinan Menurut Kitab Suci

Perkawinan antara pria dan wanita berkaitan dengan penciptaan manusia menurut citra Allah. Allah adalah Kasih 1 Yoh 4:8,16, dan karena kasih yang sempurna tidak pernah ditujukan pada diri sendiri. Maksudnya adalah, manusia diciptakan sesuai gambaran Allah sendiri untuk dapat menggambarkan kasih Allah itu. Kasih Allah, yang terlihat jelas dalam diri Trinitas, adalah kasih yang bebas tak ada paksaan, setia, menyeluruh total, dan menghasilkan buah. Kasih inilah yang direncanakan Allah untuk digambarkan oleh kasih manusia, secara khusus di dalam perkawinan antara laki-laki dan perempuan.

II. Tujuan Perkawinan

Perkawinan mempunyai tiga tujuan yaitu: kesejahteraan suami-isteri, kelahiran anak, dan pendidikan anak.

III. Ciri – Ciri Perkawinan Katolik

Perkawinan Katolik mempunyai tiga ciri yang khas, yaitu 1. ikatan yang terus berlangsung seumur hidup , 2. ikatan monogami , yaitu satu suami, dan satu istri, dan 3. ikatan yang tidak terceraikan . Sifat terakhir inilah yang menjadi ciri utama perkawinan Katolik. Di dalam ikatan Perkawinan ini, suami dan istri yang telah dibaptis menyatakan kesepakatan mereka, untuk saling memberi dan saling menerima, dan Allah sendiri memeteraikan kesepakatan ini . Perjanjian suami istri ini digabungkan dengan perjanjian Allah dengan manusia, dan karena itu cinta kasih suami istri diangkat ke dalam cinta kasih Ilahi. KGK 1639 Atas dasar inilah, maka Perkawinan Katolik yang sudah diresmikan dan dilaksanakan tidak dapat diceraikan. Ikatan perkawinan yang diperoleh dari keputusan bebas suami istri, dan telah dilaksanakan, tidak dapat ditarik kembali. Gereja tidak berkuasa untuk mengubah penetapan kebijaksanaan Allah ini. KGK 1640 60 Karena janji penyertaan Allah ini, dari ikatan perkawinan tercurahlah juga berkat-berkat Tuhan yang juga menjadi persyaratan perkawinan, yaitu berkat untuk menjadikan perkawinan tak terceraikan, berkat kesetiaan untuk saling memberikan diri seutuhnya, dan berkat keterbukaan terhadap kesuburan akan kelahiran keturunan. Kristus-lah sumber rahmat dan berkat ini. Yesus sendiri, melalui sakramen Perkawinan, menyambut pasangan suami istri. Ia tinggal bersama-sama mereka untuk memberi kekuatan di saat-saat yang sulit,saling mengasihi dan mengampuni. Maka, apa yang dianggap mustahil oleh dunia, yaitu setia seumur hidup kepada seorang manusia, menjadi mungkin di dalam Perkawinan yang mengikutsertakan Allah sebagai pemersatu. Ini merupakan kesaksian Kabar Gembira yang terpenting akan kasih Allah yang tetap kepada manusia, dan bahwa para suami dan istri mengambil bagian di dalam kasih ini. Betapa kita sendiri menyaksikan bahwa mereka yang mengandalkan Tuhan dalam perjuangan untuk saling setia di tengah kesulitan dan cobaan, sungguh menerima penyertaan dan pertolonganNya pada waktunya. Matius 19 : 3-9 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja? Jawab Yesus: Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Kata mereka kepada-Nya: Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya? Kata Yesus kepada mereka: Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. 61

Bab 11 Ekonomi dan Keuangan

I. Definisi Kapitalisme