Bab1 Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik

(1)

Bab1

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik

I.

Landasan Penataan Pendidikan Agama Katolik

A. Landasan Yuridis

Pendidikan merupakan sarana yang paling utama untuk memberikan respons konstruktif terhadap permasalahan kehidupan sehari-hari, agar kualitas kehidupan manusia semakin meningkat. Menyadari akan pentingnya posisi pendidkan sebagai sarana untuk memajukan peradaban bangsa, UUD 1945 mengamanatkan kepada pemerintah agar menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis, serta bertanggung jawab.

Landasan berlakunya kurikulum Pendidikan Agama Katholik sebagai berikut:

 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

 Peraturan Mendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

 Peraturan Mendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas 22 dan 23 Tahun2006

 Peraturan Mendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006


(2)

B. Landasan Teoritis

Dalam hidup anak, pendidikan memiliki tempat dan peranan yang amat penting. Melalui pendidikan, anak dibantu dan distimulir menumbuh kembangkan dirinya menuju kedewasaannya secara menyeluruh. Begitu juga dalam kehidupan beragama dan beriman. Pendidikan iman mempunyai peran dan tempat yang utama. Meski perkembangan hidup beriman pertama – tama merupakan karya Allah sendiriyang menyapa dan membimbing anak menuju kesempurnaan hidup dalam beriman, namun manusia bisa membantu perkembangan hidup beriman anak dengan menciptakan situasi yang memudahkan agar semakin erat dan mesranya hubungan Allah dengan anak. Dengan demikian pendidikan iman tidak dimaksudkan untuk mencampuri secara langsung perkembangan hidup beriman anak

yang merupakan suatu misteri, tetapi untuk menciptakan situasi dan nuansa kehidupan yang membantu serta memudahkan perkembangan hidup beriman anak.

Pendidikan pada umumnya, termasuk Pendidikan Iman, merupakan hak dan kewajiban utama dan pertama bagi orang tua. Dalam membantu orang tua menjalankan hak dan kewajiban yang utama ini, orang tua dibantu oleh Negara dan Lembaga Pendidikan. Terkait dengan pendidikan iman, hal itu berarti bahwa orangtualah yang memiliki hak dan kewajiban yang utamadalam memberikan pendidikan iman kepada anak – anaknya. Pendidikan iman mulai dilaksanakan dirumah. Pendidikan yang dimulai dirumah di kembangkan lebih lanjut dengan bantuan Pastor, Katekis dan Guru Agama. Negara mempunyai kewajiban untuk menjaga dan memfasilitasi agar pendidikan iman bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan iman dan kepercayaan masing – masing.

Salah satu bentuk dan pelaksanaan pendidikan iman adalah secara formal dalam konteks sekolah yang disebut pelajaran agama. Dalam konteks agama Katolik pelajaran agama disekolah dinamakan Pendidikan Agama Katolik (PAK). Yang merupakan salah satu realisasi tugas dan perutusannya untuk menjadi pewarta dan saksi kabar gembira Yesus Kristus.

C. Landasan Empiris

Keinginan mencapai kesuksesan hidup. Dalam hidup beragama orang diselamatkan bukan oleh pengetahuan tentang imannya, tetapi oleh kemampuan menginterprestasi dan menerapkan pengetahuan tentang imannya dalam hidup nyata sehari – hari.


(3)

maka imanitu pada hakekatnya adalah mati.”

II.

Aspek Religius

DasarReligiusdalamKatolikberdasarpadaFirman yang dinyatakanYesusdalamAkitab yang merupakanperintahdariTuhanyang merupakan ibadah. DalamAlkitabbanyakayat yang menunjukkanadanyaperintahtersebutyang memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat manusia.

Sepertiadatertulis :

Mat 28:18-20“Yesusmendekatimerekadanberkata: KepadaKutelahdiberikansegalakuasa di sorgadan di bumi. Karenaitupergilah, jadikanlahsemuabangsamuridKudanBaptislahmereka dalamnamaBapadanAnakdanRoh Kudus, danajarlahmerekamelakukansegalasesuatu yang telahKuperintahkankepadamu. Dan ketahuilah, Akumenyertaikamusenantiasasampaiakhir zaman.”

Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”

Mat 4:17 “Sejak waktu itulah Yesus memberitakan : “Bertobatlah, sebab kerajaan sorga sudah dekat!”

Luk 9:2 “Dan Ia mengutus mereka memberitakan kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.”

1 Kor 1:17 “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan

injil ; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia -sia.”

III.

Aspek Psikologis

Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yng bermakna, damai, dan bermatabat. Menyadari bahwa peran agama sangat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah


(4)

keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dimana seseorang yang memeluk agama memiliki ketenangan dan kedamaian di dalam pikiran dan hatinya yang akan berbuah menjadi perbuatan yang baik. Ketenangan, Pengharapan, dan Perlindungan di dalam Yesus. Seperti ada tertulis :

Mat 11:29 “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”

Mzm 19:8 “Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan Hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”

1Tim 4:10 “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh

pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia,terutama mereka yang percaya.”

2Tes 2:16 “Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita yang dalam kasih karuniaNya telah mengasihi kita dan yang telah menganuhgerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita.”

Ef 1:18 “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,agar kamu mengerti pengharapanapakah yang terkandung dalam panggilanNya: Betapa kayanya Kemuliaan bagian yang di tentukanNya bagi orang-orang kudus.”

Mzm 62:9 “Percayalah kepadaNya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu dihadapanNya; Allah ialah tempat perlindungan kita.”

Sir 34:16 “Mata Tuhan tertuju kepada kepada orang yag cinta kepadaNya. Tuhan menjadi perisai kuat dan sandaran yang kokoh, naungan terhadap angin yang panas danperlindungan terhadap panas terik siang hari, penjagaan sehingga tidak tersandung dan pertolongan sehingga tidaklah runtuh.”

Mzm 37:39 “Orang–orangbenar diselamatkan oleh Tuhan; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakkan.”


(5)

IV.

Kedudukan Pendidikan Agama dalam Sisdiknas

Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab I tentang Ketentuan Umum menyebutkan, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sedangkan Pendidikan Nasional dalam Undang – Undang tersebut di artikan sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai – nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutanperubahan zaman. Sementara sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional dalam Sisdiknas adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis yang betanggung jawab.

Dari pengertian pendidikan, pendidikan nasional, sistem pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional, sangat kental nuansa nilai – nilai agamanya. Pada beberapa bab lainnya juga sangat tampak bahwa kata agama dan nilai – nilai agama kerap mengikutinya. Misalnya, dalam Bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan disebut bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis da berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Begitu pula dalam Bab IX tentang kurikulum, bahwa dalam penyusunannya diantaranya harus memperhatikan peningkatan iman dan taqwa serta peningkatan akhlak mulia.Dari rumusan diatas menunjukkan bahwa agama menduduki posisi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam membangun manusia Indonesia seutuhya. Hal yang wajar jika pendidikan nasional berlandaskan pada niai- nilai agama, sebab bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama. Agama bagi bangsa Indonesia adalah modal dasar yang menjadi penggerak dalam kehidupanberbangsa. Agama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia denga manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan diri sendiri.


(6)

Dengan demikian terjadilah keserasian dan keseimbangan dalam hidup manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.Jika hal tersebut dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia Indonesia dan menjadi dasar kepribadian, maka manusia Indonesia akan menjadi manusia yang paripurna. Dengan dasar inilah agama menjadi bagian terpenting dari pendidikan nasional yang berkenan dengan aspek pembinaan sikap, moral, kepribadian.

V.

Peranan Pendidikan Agama Katolik dalam Sikap Religius

Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai – nilai keagamaan dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencerna dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari – hari.

Yakobus 2:17 “Demikian juga halnya denganimanjika iman itu tidak disertai perbuatan, maka imanitu pada hakekatnya adalah mati.”

Seorang beriman yang sejati seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya. Oleh karena itu Pendidikan Agama


(7)

Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman, pergumulan, dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan demikian proses ini mengandung unsur pemahaman iman, pergumulan iman, penghayatan iman, hidup nyata. Proses semacam ini diharapkan semakin memperteguh dan mendewasakan iman peserta didik.

VI.

Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semaki beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berati membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus yang memiliki keprihatinan tunggal yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan, situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebagiaan, dan kesejahteraan, persaudaaan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan.

Ruang lingkup pembelajaran dalam pendidikan agama Katolik mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman peserta didik adalah :

Pribadi Peserta Didik, aspek ini membahas tentang pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.

Yesus Kristus, aspek ini membahas tentang bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah.

Gereja, aspek ini membahas tentang makna Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari – hari.

Kemasyarakatan, aspek ini membahas secara mendalam tentang hidup bersama dalam masyarakat sesuia firman/sabda Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran Gereja.

Mzm 62:9“Percayalah kepadaNya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu dihadapanNya; Allah ialah tempat perlindungan kita.”


(8)

Bab 2

Manusia, Agama, dan Alam Semesta

I.

Urgensi Agama dalam Kehidupan

Kita adalah manusia. Bagaimana manusia itu, seperti apa manusia dan apakah manusia itu. Pendekatan pertama adalah bahwa manusia itu makhluk hidup yang unik, yang memiliki kelebihan akal, sehingga manusia mampu mempergunakan akalnya secara maksimal bahkan bisa lebih baik dari malaikat (dalam pemahaman agama malaikat adalah makhluk yang selalu taat dan patuh, tidak pernah membantah). Namun ada satu sudut pandang lain yaitu bila manusia tidak mampu mempergunakan akalnya manusia lebih hina dari binatang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus maksimal dalam menggunakan akal dan pikiran kita yaitu dengan mencari sebuah prinsip dasar kehidupan, yaitu satu pondasi dasar untuk memaksimalkan penggunaan akal kita.

Kita perlu pengetahuan yang benar untuk memahami arti hidup ini, jangan hidup ibarat sampah di lautan, kita dengan mudah terombang ambing tanpa ada kejelasan, sehingga mau tidak mau sangat patut kiranya dalam hidup ini kita membutuhkan kompas sebagai panduan, yaitu panduan Tuhan. Oleh sebab itu, peranan agama sangat penting untuk membina karakter dan mental manusia dalam menjalani proses kehidupan ini, karena di dalam agamalah terdapat aturan-aturan dan panduan agar manusia bisa dan mampu melakukan segala aktivitas dan perilaku, sehingga manusia kembali menghadap Tuhan dengan keadaan yang baik pula. Agar karakter dan mental manusia itu baik, pahamilah agama secara baik.Agama adalah pilihan hidup, agama adalah prinsip, agama adalah keyakinan mendasar manusia selama hidup di dunia.Sehingga, kewajiban untuk memahami, mengamalkan agama secara benar adalah tuntutan pada setiap manusia.

I. Fungsi dan Tujuan Agama dalam Kehidupan

Agama adalah “ketentuan mutlak” bagi manusia. Tanpa manusia agama bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi manusia. Pengertian Agama berasal dari bahasa sansekerta. Menurut pengertian umat hindu penganut madzhab siwa, kata agama yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia sebagai istilah kerohanian, berasal dari kata Gam yang berarti pergi, Gam diberi awalan “A” yang berarti Agam berarti kebalikan dari pergi yang artinya datang, dan diberi akhiran “A” menjadi agama dengan arti kedatangan.


(9)

Sementara itu ada juga penulis yang mengartikan bahwa agama menurut bahasa sansekerta terdiri dari dua kata “A” dan “Gama”, A yang berarti tidak dan Gama yang berarti kacau balau, jadi agama mempunyai arti tidak kacau balau (teratur). Bila agama itu disalin ke dalam bahasa arab yang berarti al-Din atau al-millah, ia dapat bermakna adat kebiasaan, tingkah laku, patuh, hukum, aturan, dan pikiran.Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :

1. Karena Agama merupakan sumber moral. 2. Karena Agama merupakan petunjuk kebenaran.

3. Karena Agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

Karena Agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

II. Fungsi Agama Kepada Manusia

Dari segi pragmatisme (Pragmatisme adalah aliran filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan), seseorang menganut suatu agama disebabkan oleh fungsinya.Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:

 Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia senantiasa memberi penerangan mengenai dunia (sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi permasalahan ini sebenarnya sulit dicapai melalui indera manusia, melainkan sedikit penerangan dari pada falsafah.

 Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

Setengah persoalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan persoalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri.Contohnya, persoalan kehidupan selepas mati.Maka, agamalah yang berfungsi untuk menjawab persoalan tentang hal ini.

III. Fungsi Sosial Agama

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative


(10)

factor). Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.

i. Fungsi Integratif Agama

Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan, sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.

ii. Fungsi Disintegratif Agama

Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.

Tujuan Agama :

 Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

 Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.

 Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

 Menyempurnakan akhlak manusia.

II.

Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia dan Alam Semesta

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah melaju secara pesat.Ilmu pengetahuan telah membawa kita dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang benderang. Lewat bimbingan ilmu pengetahuanlah kita dibawa dari keragu-raguan menuju kepastian.Begitu banyak perubahan yang telah digagas oleh pengetahuan. Sepuluh abad lalu kita tidak mengenal sama sekali dengan namanya teleskop, gravitasi, nuklir dan lain-lain. Tapi tak terasa, dari abad ke abad ilmu pengetahuan selalu memperbaiki dirinya sendiri.

Fenomena tersebut tentu saja tidak akan terlepas dari peran ilmu alamiah dasar. Ilmu alamiah (I.A) sering juga disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan akhir-akhir ini ada juga


(11)

yang menyebutnya Ilmu Kealamian yang dalam bahasa Inggris disebutNatural Science disingkat Science dan dalam bahasa Indonesia sudah lazim digunakan istilah Sains.

Ilmu Alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.Berkat sumbangan Ilmu Alamiah Dasar akhirnya manusia berhasil membuka tabir misteri yang tersembunyi di tiap sudut jagad raya. Selama berabad-abad lamanya alam semesta beserta segala isinya yang seakan-akan tidak terbatas telah membuat seluruh manusia menaruh tanda tanya akan kebesarannya. Dengan adanya disiplin ilmu alamiah dasar manusia memiliki medium untuk menjawab tanda tanya besar tersebut.Terjadinya alam semesta (kosmos) ini telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Pada permulaan, dipelajari berdasar legenda yang berkembang dari mitos. Menurut mitologi Babilonia (2000 SM), penciptaan alam semesta disebut dengan peristiwa enums elish yaitu peperangan antara dua dewa yang bernama Marduk (Matahari) dan Tiamat (Kehampaan). Tiamat akhirnya dikalahkan oleh Marduk.Darah Marduk kemudian dijadikan bahan dasar bagi penciptaan dunia.

Seiring berkembangnya waktu, mitos seperti itupun mulai memudar. Proses terjadinya alam semesta (kosmos) ini kemudian dikembangkan oleh orang-orang Yunani kuno dan disiplin ilmu ini kemudian menjadi Kosmogeni (ilmu yang mencoba memberi keterangan tentang terjadinya kosmos). Perkembangan pesat dimulai pada abad ke-17 dengan ditemukannya alat-alat teropong bintang dan lain-lain.Pengamatan terhadap fenomena alam semesta umumnya dilakukan oleh para astronom.Akan tetapi sampai hari ini ternyata teknologi yang digunakan masih saja belum bisa memuaskan rasa ingin tahu manusia.

Bila kita melihat alam semesta dengan mata telanjang akan banyak sekali bintang yang bisa kita lihat. Jika kita menggunakan teropong binokular atau teleskop, jumlah yang kita lihat akan semakin membanyak. Benarlah yang dikatakan oleh Sokrates, semakin banyak kita mengetahui semakin kita merasa bodoh.Descrates mengatakan satu-satunya kepastian yang kita dapatkan adalah kepastian bahwa tidak ada yang pasti.Begitu pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sains ini, semakin banyak kita mengamati, semakin kita merasa tidak mengetahui apapun tentang alam semesta dan semakin kita merasa bahwa tidak ada kepastian di dunia ini.Kenyataan inilah yang mendorong manusia untuk selalu mencari jawaban atas ketidakpastian yang dialaminya sebab manusia memiliki naluri ingin tahu yang sangat besar (kuroisitas).

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,


(12)

misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangar besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.

Lantas kapan bumi ini terbentuk? Menurut agama Buddha, bumi telah banyak kali hancur dan terbentuk kembali, siklus dari hancur, lalu terbentuk, hingga hancur kembali disebut satu

siklus dunia yang di Tipitaka disebutmaha kappa lamanya satu maha kappa digambarkan pada buku Sutta Pitaka.Sedangkan menurut pendapat para ilmuwan jaman sekarang ini, diperkirakan usia alam semesta yang kita huni sekarang ini kurang lebih empat setengah milyar tahun, usia alam semesta ini cukup banyak berbeda dengan teori genesis yang menganggap bahwa umur alam semesta diciptakan enam ribu tahun yang lalu, akan tetapi tentu saja pendapat-pendapat tersebut masihlah sebatas hipotesa.

Walaupun memang benar kemajuan ilmu pengetahuan begitu pesat terutama dalam disiplin ilmu alamiah dasar, tetapi secara historis, kemajuan ini pernah tersendat dikarenakan kebijakan gereja yang memutlakkan penafsiran terhadap kitab suci mereka.Seorang ilmuwan yang bernama Galileo Galilei berseberangan pendapat dengan bible mengenai bumi.Gereja pada saat itu menafsirkan dalam teks bible bahwa bumi itu datar dan bumi adalah pusat rotasi alam semesta. Galileo berpendapat lain, dia berhipotesa bahwa bentuk dari bumi adalah bundar bukan datar dan bumi berotasi terhadap matahari. Kemudian dikarenakan Galileo tidak bersepahaman dengan pihak gereja, akhirnya dia diputuskan untuk dihukum mati. Ilmuwan lain yang bernasib sama dengan Galileo ini adalah Brutus.

Contoh sebelumnya bukanlah satu-satunya contoh yang menggambarkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan pernah dihadang.Sokrates, seorang filsuf Yunani ternama juga dikecam oleh pihak kerajaan Yunani dikarenakan pemikiran-pemikirannya telah mengganggu para penganut Pagan di zamannya.Sokratespun disuruh memilih antara mengehentikan ajarannya atau meminum racun.Seorang ilmuwan yang menyadari bahwasanya kebenaran adalah jauh lebih indah dibanding kebohongan.Sokratespun memillih meminum racun, dia memilih mati, namun kebenaran yang diyakininya tetap hidup dan terus mempengaruhi manusia sampai hari ini.

Pengetahuan yang begitu terbatas tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan yang diisyaratkan oleh alam semesta. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta dan awal mula kehidupan manusia serta kenyataan agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan.


(13)

ASAL USUL KEHIDUPAN MANUSIA DI BUMI

Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa mahluk hidup terjadinya dengan sendirinya dari mahluk hidup.Anggapan ini disebut teori generatio spontanea atau abiogenesis.Pendapat ini begitu ekstrim, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari bangkai, bahkan dari gandum dapat langsung jadi tikus hanya dalam waktu satu malam.

Francesco Redi (1626-1697), ahli Biologi dari Italia, dapat membuktikan bahwa ukat pada bangkai berasal dari telur lalat, yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai percobaan, mendapatkan peristiwa yang serupa.Ia mengemukakan pendapat bahwa kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.

Lazzaro Spallanzani (1729-1799) juga ahli biologi dari Italia, dengan eksperimen terhadap kaldu membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu.Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih, maka tak terjadi pembusuka.Ia mengambil kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup, atau omne ovum ex vivum.Louis Pasteur (1822-1895) sarjana Perancis, melanjutkan teori Spallanzani, dengan eksperimen berbagai jasad renik. Ia mendukungnya, meskipun banyak yang menentang. Kemudian menarik kesimulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru atau omne vivum ex vivum.Timbullah teori biogenesis, sedangkan teori abiogenesis rupa-rupanya telah terkalahkan.Akan tetapi asal mula kehidpan masuih tetap jadi pikiran para ilmuwan.Sedemikian jauh hampir semua para ahli biologi sependapat bahwa pemula kehidupan terjadi di bumi ini, tidak diluar bumi.Mereka menemukan mahluk hidup bersel satu sebagai poemula kehidupan. Kemudian terjadi evolusi organik menjadi oraganisme bersel banyak, Porifera-Coe;emterata-Vermes-Echinodermata-Molusca Arthropoda- Veterbrata, dan manusia paling akhir.

Penemuan yang paling sering dijadikan referensi bagi para penganut evolusionisme adalah pemikiran seorang Charles Darwin. Penemuan Darwin memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari mahluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan masyarakat ilmiah.Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan.Pada tahun 1842, Darwin telah menyusun kerangka teorinya dan esai setebal 250 halaman yang selesai tahun 1844, kemudian baru diterbitkan bukunya berjudul The Origin of Species dan On the Origin of the Species by Means of Natural Selection tahun 1859 dan The Origin of Man tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan


(14)

teori evolusi Darwin.Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah Bapa. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugasmereka di muka bumi ini. Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

Nicolaus D. & A. Sudiarja

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

Abineno J. I.

Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".

Upanisads

Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

Socrates

Manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.

Kees Bertens

Manusia adalah suatu makhluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

I Wayan Watra

Manusia adalah makhluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.

Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany

Manusia adalah makhluk yang paling mulia, manusia adalah makhluk yang berfikir, dan manusia adalah makhluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

Erbe Sentanu

Manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain.

Paula J. C & Janet W. K

Manusia adalah makhluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggungjawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.


(15)

III.

Pandangan Alkitab tentang Alam dan Manusia

Penciptaan

A. Pengetian Penciptaan

Penciptaan adalah awal tata keselamatan, awal sejarah keselamatan yang berrpuncak Pada Kristus. Sejak awalAllah telah memikirkan kemuliaan ciptaan baru di dalam Kristus (Rm 8:18-23). Ajaran mengenai penciptaan sangatlah penting karena menyangkut dasar-dasar kehidupan manusia dan kehidupan Katolik dan merupakan jawaban iman atas pertanyaan-pertanyaan dasar yang dihadapi manusia segala zaman : “Darimana kita datang?”, “Darimana kita berasal?” , “Untuk apa kita hidup?” , “Darimana asal segala sesuatu yang ada dan kemana arahnya?”

B. Allah Menciptakan Langit dan Bumi serta Isinya

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong,gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air(Kej 1:1-2). Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, mulai dari terang yang menerangi kegelapan pada hari pertama, dan berakhir dengan penciptaan manusia pada hari keenam, Berfirmanlah Allah “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita,supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurutgambar Allah diciptakannya dia laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Berfirmanlah Allah:”Lihatlahh, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji, itulah akan menjadi makananmu.Tetapi kepada segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa Ku berikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. (Kej 1:3-30)


(16)

Allah kemudian beristirahat, memberkati dan menguduskan hari ketujuh atau hari

Sabat.Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

C. Manusia dan Taman Eden

Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur, disitulah di tempatkannya manusia yang di bentukNya itu. Lalu Tuhan menumbuhaknn berbagai pohon dari bumi yang menarik dan yang baik untuk di makan buahnya, dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama, namanya Pison yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik, di sana ada damar, bedolah dan batu krisopras. Nama sungai yang kedua ialah Giho, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris,yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.

Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak, ketika ia tidur lalu Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu berkatalah manusia itu : “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.Manusia adalah ciptaan yang bergantung mutlak kepada Allah. Maksudnya adalah manusia bergantung kepada Allah supaya berada dan terus bergantung kepada Allah supaya tetap berada. Seorang anak yang lahir, seluruh hidupnya bergantung pada orang tuanya, tetapi ada saat di mana ia menjadi mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya


(17)

lagi yakni pada saat dia sudah dewasa. Tetapi manusia tidak demikian.Keberadaannya berasal dari Allah dan keberlangsungan keberadaannya juga terus bergantung pada Allah.Tidak saat di mana manusia tidak bergantung pada Allah. Paulus berkata dalam Kis 17:28 : “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada…”.

Inilah konsekuensi dari status kita sebagai ciptaan.Dan kita adalah ciptaan yang sangat bergantung pada Allah.Semua ini menunjukkan bahwa manusia sangat berharga dan istimewa di hadapan Allah.

IV.

Fungsi Manusia di Muka Bumi

Pada saat Allah menciptakan manusia, Ia memberikan tugas dan tanggung jawab kepada manusia untuk memperbanyak keturunan, memenuhi bumi dan menaklukannnya, berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung dan atas segala binatang merayap. Tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan membedakan manusia dari segala makhluk ciptaan Allah lainnya. Tugas dan tanggung jawab itu merupakan anugerah Allah bagi manusia, bahwa manusia

diperkenankan memperbanyak keturunan, memenuhi bumi, mengelola bumi demi

kepentingannya dan memiliki otoritas atas segal binatang di air, udara, dan daratan. Allah meletakkan segala-galanya di bawah kaki manusia, dan manusia berkuasa atas segala ciptaan tangan Allah (Maz 8:7).Itulah kemuliaan yang dianugerahkan kepada manusia bahwa

manusia merupakan mahkota dari ciptaan Allah.Manusia menjadi mandataris Allah, dalam hubungan khusus dengan Allah. Tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada manusia itu bermaksud mendorong manusia mengambil prakarsa dan berkarya dengan kepentingan sendiri dan kepentingan makhluk-makhluk yang lain. Ini adalah tugaas suci yang diberikan kepada manusia.Dengan melaksanakan tugas tersebut berarti memuliakan Allah pencipta langit dan bumi.

Jika Allah saja begitu menghargai manusia dan menganggapnya begitu istimewa, maka sudah seharusnya manusia sendiri memandang manusia itu sebagai sesuatu yang berharga dan istimewa. Dalam hal ini :

 Manusia harus menghargai dirinya sendiri.

 Manusia harus menghargai orang lain.

 Menghargai cipataan yang lainnya.


(18)

V.

Agama Secara umum

A. Pengertian Agama

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan merekatentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Para pakar memiliki beragama pengertian tentang agama.Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India.Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau.Dengan demikian, agama adalah sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan menusia menuju keteraturan dan ketertiban.

Ada pula yang menyatakan bahwa agama terangkai dari dua kata, yaitu a yang berarti “tidak”, dan gam yang berarti “pergi”, tetap di tempat, kekal-eternal, terwariskan secara turun temurun. Pemaknaan seperti itu memang tidak salah karena dala agama terkandung nilai-nilai universal yang abadi, tetap, dan berlaku sepanjang masa.Sementara akhiran a hanya memberi sifat tentang kekekalan dankarena itu merupakan bentuk keadaan yang kekal.

Ada juga yang menyatakan bahwa agama terdiri dari tiga suku kata, yaitu: a-ga-ma. A berarti awang-awang , kosong atau hampa. Ga berarti tempat yang dalam bahasa Bali disebut genah. Sementara maberarti matahari, terang atau sinar. Dari situ lalu diambil satu


(19)

pengertian bahwa agama adalah pelajaran yang menguraikan teta cara yang semuanya penuh misteri kareana Tuhan dianggap bersifat rahasia.

Kata tersebut juga kerap berawalan i dan atau u, dengan demikian masing-masing berbunyi igama dan ugama. Sebagian ahli menyatakan bahwa agama-igama-ugama adalah koda kata yang telah lama dipraktikkan masyarakat Bali. Orang Bali memaknai agama sebagai peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia denga raja. Sedangkan igama adalah tata cara yang mengatur hubungan manusia denga dewa-dewa. Sementara ugama dipahami sebagai tata cara yang mengatur hubungan antarmanusia.

Dalam bahasa Belanda, Jerman, dan Inggris, ada kata yang mirip sekaligus memilliki kesamaan makna dengan kata “gam”.Yaitu ga atau gaa dalam bahasa Belanda; gein dalam bahasa Jerman, dan godalam bahasa Inggris. Kesemuanya memiliki makna yang sama atau mirip, yaiut pegi. Setelah mendapatkan awalan dan akhiran a, ia mengalami perubahan makna. Dari bermakna pergi berubah menjadi jalan. Kemiripan seperti ini mudah dimaklumi karena bahasa Sansekerta, Belanda, Jerman, dan Inggris, kesemuanya termasuk rumpun bahasa Indo-Jerman.

Selain itu, dikenal pula istilah religion bahasa Inggris, religio atau religi dalam bahasa Latin, al-dindalam bahasa Arab, dan dien dalam bahasa Semit. Kata-kata itu ditengarai memiliki kemiripan makna dengan kata “agama” yang berasal dari bahasa Sansekerta itu. Religious (Inggris) berarti kesalehan, ketakwaan, atau sesuatu yang sangat mendalam dan berlebih-lebihan. Yang lain menyatakan bahwareligion adalah:keyakinan pada Tuhan atau kekuatan supramanusia untuk disembah sebagai pencipta dean penguasa alam semesta; sistem kepercayaan dan peribadatan tertentu.

Menurut Olaf Scuhman, baik religion maupun religio, keduanya berasala dari akar kata yang sama, yaitu religare yang berarti“mengikat kembal”, atau dari kata relegere yang berarti “menjauhkan, menolak, melalui”. Arti yang kedua, relegere dipegang oleh pujangga ada filosof Romawi Cicero dan Teolog Protestan Karl Barth, dan sebab itu mereka melihat religio sebagai usaha manusia yang hendak memaksa Tuhan untuk memberikan sesuatu, lalu manusia menjauhkan diri lagi.

Sedangkan arti yang pertama, religare, dipegang oleh gereja Latin (Roma Katolik).Erasmus dari Rotterdam (1469-1539) menyatakan bahwa paham ini dikaitkan dengan sikap manusia yang benar terhadap Tuhan.Benar pula, karena ajara-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia yang mempercayainya.Agama (religio) dalam arti religare juga berfungsi untuk merekatkan pelbagai unsur dalam memelihara


(20)

keutuhan diri manusia, diri orang per orang atau diri sekelompok orang dalam hubungannya terhadap Tuhan, terhadap sesama manusia, dan terhadap alam sekitarnya.

Sementara Sayyed Hossein Nasr mengatakan “religare” yang berarti “mengikat” merupakan lawan dari “membebaskan”. Ajaran Sepuluh Perintah (Ten Commandments) ya ng membentuk fondasi moralitas Yahudi dan Kristen terdiri dari sejumlah pernyataan “janganlah kamu”, yang menunjukkan suatu pembatasan dan bukan pembebasan .

Mukti Ali mengatakan, agama adalah percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusanNya bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.Mukti Ali membatasi pengertian agama pada kepercayaan dan hokum.Mehdi Ha’iri Yazdi berpendapat, agama adalah kepercayaan kepada Yang Mulak atau Kehendak Mutklak sebegai kepedulian tertinggi. Pengertian inimenjadikan Tuhan sebagai focus perhatian dan kepedulian tertinggi agama sehingga agama cenderung mengabaikan persoalan kemanusiaan. Agama akhirnya bersifat teosentris, tanpa perhatian yang cukup terhadap soal-soal kemiskinan dan keterbelakangan umat.

Harun Nasution mengemukakan pelbagai pengertian tentang agama yang dikemukakan sejumlah ahli, yaitu:

1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi;

2. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang menguasai manusia;

3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia;

4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu; 5. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari suatu kekuatan gaib; 6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada

kekuatan gaib;

7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari \perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat di alam sekitar manusia;

8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.

B. Ruang Lingkup Agama


(21)

mencakup kesadaran agama yang berarti bagian / segi agama yang hadir dalam pikiran, yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur perasaandalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan dengan kata lain bahwa psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam

hidupnya.Menurut Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai:

1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa (umum). Contoh: perasaan tenang, pasrah dan menyerah.

2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya : kelegaan batin.

3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati / akhirat pada tiap-tiap orang.

4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.

5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu tercakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman agama (religious exprerience).

1 Raj 8:60“Supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tidak ada yang lain”


(22)

Bab 3

Agama Katolik

I.

Pengertian Agama Katolik

Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya "universal".Dalam konteks eklesiologiKristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja Katolik" bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuhdengan UskupRoma, terdiri atas Gereja Latin dan 23 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi".

Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing adalah satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "KekristenanKatolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik, sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."

Gereja Katolik Roma

Gereja Katolik, yang secara luas sering juga disebut Gereja Katolik Roma,adalah Gereja Kristen terbesar di dunia, dan diperkirakan memiliki 1.3 milyar jemaat, yakni kira-kira setengah dari seluruh umat Kristiani dan seperenam dari populasi dunia. Gereja Katolik


(23)

adalah sebuah komuni (persekutuan) dari Gereja Katolik Ritus Barat (Gereja Katolik Roma) dan 23 Gereja Katolik Timur, yang membentuk 2.795 keuskupan pada 2008. Ke-24 Gereja-Gereja ini disebut sebagai gereja-gereja partikular). Gereja Partikular dengan jumlah umat terbesar dalam Gereja Katolik adalah Gereja Katolik Ritus Barat/Ritus Latin/Gereja KatolikRoma. Gereja Partikular dengan jumlah umat ke-2 terbesar dalam Gereja Katolik adalah Gereja Katolik-Yunani Ukraina.

Otoritas duniawi tertinggi Gereja ini dalam perkara iman, moral dan pemerintahannya adalah Sri Paus, saat ini Paus Fransiskus, yang memegang otoritas tertinggi bersama-sama Dewan Uskup, yang diketuainya.Komunitas Katolik terdiri atas seorang pelayan-umat tertahbis (rohaniwan) dan umat awam; baik rohaniwan maupun umat awam dapat pula menjadi anggota dari komunitas-komunitas religius.

Gereja ini mendefinisikan bahwa misinya adalah memberitakan Injil Yesus Kristus, memberikan pelayanan sakramen-sakramen dan melakukan karya amal.

Gereja ini menjalankan program-program dan lembaga-lembaga sosial di seluruh dunia, termasuk juga sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah-rumah sakit, misi-misi dan perumahan, serta organisasi-organisasi seperti Catholic Relief Services, Caritas Internationalis dan Catholic Charities yang membantu kaum papa, keluarga-keluarga, orang-orang jompo, dan orang-orang-orang-orang sakit.

Melalui suksesi apostolik, Gereja ini percaya bahwa dirinya merupakan kelanjutan dari komunitas Kristiani yang didirikan oleh Yesus dengan mentahbiskan Santo Petrus, sebuah pandangan yang juga dianut oleh banyak sejarawan.Gereja ini menetapkan doktrin-doktrinnya melalui berbagai konsili ekumenis, meneladani para rasul pertama dalam Konsili Yerusalem. Atas dasar janji-janji Yesus pada rasul-rasulNya yang tertera dalam Injil, Gereja ini percaya bahwa dia dituntun oleh Roh Kudus dan oleh karena itu terlindungi dari terjadinya kesalahan doktrin.

Keyakinan-keyakinan Katolik didasarkan atas deposit iman (mencakup baik Kitab Suci maupun Tradisi Suci) yang diwarisi dari zaman Rasul-Rasul, dan yang diinterpretasi oleh Otoritas Pengajaran Gereja. Keyakinan-keyakinan tersebut terangkum dalam Kredo Nicea, dan secara resmi dirinci dalam Katekismus Gereja Katolik. Peribadatan Katolik yang formal, yang disebut liturgi, diatur oleh otoritas Gereja. Ekaristi, salah satu dari tujuh sakramen Gereja dan bagian penting dari setiap Misa Katolik atau Liturgi Suci Katolik Timur, adalah pusat dari peribadatan Katolik.

Dengan sejarah yang membentang sepanjang dua ribu tahun, Gereja ini adalah salah satu lembaga tertua di duniadan telah berperan penting dalam sejarah peradaban


(24)

Barat sekurang-kurangnya sejak abad ke-4. Pada abad ke-11, sebuah perpecahan besar, yang kadang-kadang disebut Skisma Akbar, terjadi antara Kristianitas Timur dan Barat yang terutama diakibatkan oleh ketidaksepahaman mengenai primasi kepausan. Gereja-Gereja Timur yang tetap maupun yang kelak kembali menjalin persekutuan dengan Uskup Roma, Sri Paus, membentuk Gereja-Gereja Katolik Timur, dan Gereja-Gereja yang tetap berada di luar otoritas kepausan biasanya dikenal sebagai Gereja-Gereja Ortodoks Timur. Pada abad ke-16, juga sebagai tanggapan atas bangkitnya Reformasi Protestan di Eropa Barat, Gereja ini menyelenggarakan proses reformasi dan renovasi internal, yang dikenal sebagai Kontra-Reformasi.

Meskipun Gereja ini menyatakan bahwa dialah "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik," didirikan oleh Yesus Kristus, tempat orang dapat menemukan kepenuhan sarana keselamatan,Gereja ini pun mengakui bahwa Roh Kudus dapat menggunakan komunitas-komunitas Kristiani lainnya untuk membawa orang menuju keselamatan. Gereja ini percaya bahwa dia dipanggil oleh Roh Kudus untuk mengupayakan kesatuan antar segenap umat Kristiani, sebuah gerekan yang dikenal sebagai ekumenisme.Tantangan-tantangan moderen yang dihadapi Gereja ini mencakup bangkitnya sekularisme dan penentangan terhadap sikapnya mengenai aborsi, euthanasia, kontrasepsi, dan moralitas seksual.

Sepanjang sejarahnya, Gereja yang dijelaskan dalam artikel ini menggunakan banyak nama, antara lain "Gereja", "Gereja Katolik", dan "Gereja Katolik Roma". Nama "Gereja Katolik" digunakan untuk membedakannya dengan Gereja-Gereja lain yang tidak berada dalam persekutuan penuh (komuni penuh) dengan Uskup Roma, yakni Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, Anglikan, dan berbagai denominasiProtestan.

Nama "Gereja Katolik Roma" pertama kali digunakan oleh kaum Protestan untuk menyebut seluruh Gereja yang setia kepada Uskup Roma. Namun nama ini juga digunakan oleh umat Katolik sendiri sejak abad ke-17, baik dalam bahasa Inggris, bahasa Perancis, maupun bahasa Latin, untuk memperkenalkan iman mereka terutama dalam hal persekutuan mereka dengan tahta keuskupan Roma. Di kawasan Timur Tengah, sebutan Gereja Katolik dapat berarti Gereja Katolik-Yunani Melkit, atau Gereja Katolik lainnya dalam Ritus Timur. Dalam hubungannya dengan Gereja-Gereja lain, nama "Gereja Katolik" yang dipergunakan, dan untuk urusan internal digunakan nama "Gereja". Sebagai contoh, dalam Katekismus Gereja Katolik, nama "Gereja" digunakan ratusan kali, sedangkan nama "Gereja Katolik" hanya digunakan 24 kali, bahkan nama "Gereja Katolik Roma" sama sekali tidak digunakan. Penggunaan nama "Gereja Katolik" secara resmi diterima oleh beberapa Gereja Kristen lainnya, namun kebanyakan dari mereka menggunakan istilah "Gereja Katolik Roma" untuk


(25)

menyebut Gereja ini. Meskipun demikian, dalam penggunaan secara informal, bahkan oleh anggota-anggota Gereja lainnya istilah "Gereja Katolik" dipahami sebagai nama dari Gereja ini. Pada tahun 397 Masehi, Santo Agustinus menjelaskan bahwa nama tersebut bahkan dipahami oleh mereka yang digolongkannya sebagai kaum bidaah:

Nama itu, yakni Katolik, yang bukannya tanpa alasan, dengan dikelilingi begitu banyak bidaah, telah digunakan oleh Gereja; dengan demikian, meskipun semua kaum bidaah ingin disebut Katolik, namun jika ada orang asing bertanya dimanakah jemaat Katolik berkumpul, maka tak satupun kaum bidaah yang berani menunjuk kapel atau rumahnya sendiri.Singkatnya, baik nama "Gereja Katolik", maupun "Gereja Katolik Roma" digunakan sebagai sebutan alternatif bagi seluruh gereja "yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan oleh para uskup yang berada dalam satu komuni bersamanya."

II.

Keyakinan dalam Agama Katolik

Tidak jarang terdapat kesalah pahaman terhadap apa yang orang Katolik imani. Bukankah seorang Katolik percaya kepada Yesus?? Lalu mengapa ada Bapa dan Putra dan Roh Kudus?? Apakah seorang Katolik mengganggap Tuhn itu ada tiga?? Tidak, itulah jawaban yang sebenarnya. Mari kita Bahasnama Allah di atas citra Kristus yang tersalib dikelilingi bala malaikat, bagian dari latar altar dalam sebuah gedung Gereja Katolik.Gereja Katolik meyakini bahwa hanya ada satu Allah saja, yang hadir dalam tiga pribadi: Allah Bapa; Yesus Sang Putera; dan Roh Kudus. Keyakinan-keyakinannya terangkum dalam Kredo Nicea dan dirinci dalam Katekismus Gereja Katolik(KGK).

Kredo Nicea juga merupakan pusat pernyataan keyakinan dari denominasi-denominasi Kristen lainnya. Pertama-tama adalah umat Kristen Ortodoks Timur, yang keyakinan-keyakinannya mirip dengan keyakinan-keyakinan umat Katolik, perbedaan utamanya terletak dalam hal infalibilitas kepausan, klausa filioque, dan Maria dikandung tanpa noda. Berbagai denominasi Protestan bervariasi dalam keyakinan-keyakinannya, namun pada umumnya mereka berbeda dari umat Katolik dalam hal Sri Paus, Tradisi Gereja, Ekaristi, penghormatan orang-orang kudus, serta dalam isu-isu yang berkaitan dengan anugerah, perbuatan baik, dankeselamatan.

Konsili Yerusalem, yang diselenggarakan oleh para Rasul sekitar tahun 50 untuk memperjelas ajaran-ajaran Gereja, menjadi tolok ukur bagi konsili-konsili Gereja selanjutnya yang diselenggarakan oleh para pimpinan Gereja sepanjang sejarah. Konsili terakhir dalam Gereja ini adalah Konsili Vatikan kedua, yang berakhir pada 1965.


(26)

Berdasarkan janji Yesus di dalam Injil, Gereja Katolik percaya bahwa ia dibimbing secara berkesinambungan oleh Roh Kudus, dan oleh sebab itu terhindar dari kemungkinan kekeliruan doktrin. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Roh Kudus menyingkapkan kebenaran Allah melalui Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium.

Menurut Konsili Trente, Yesus melembagakan tujuh sakramen dan mempercayakannya kepada Gereja. Ketujuh sakramen tersebut adalah :

 Sakramen Pembaptisan,  Sakramen Krisma

 SakramenEkaristi,

 SakramenRekonsiliasi (Sakramen Pengakuan Dosa),

 SakramenMinyak Suci (atau sakramen "Pengurapan Orang Sakit"),

 SakramenImamat, dan  SakramenPernikahan.

Sakramen-sakramen adalah ritual-ritual kasat mata yang penting artinya, dan yang oleh umat Katolik dipandang sebagai tanda-tanda kehadiran Allah serta saluran-saluran yang efektif dari anugerah Allah kepada orang-orang yang menerima sakramen-sakramen tersebut dengan disposisi yang sesuai (ex opere operato).

Yakobus 2:18 “Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu adaimandan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadakuimanmuitu tanpa perbuatan,dan aku akan menunjukkan kepadamu imandari perbuatan-perbuatanku.”


(27)

Bab 4

Hukum dan Dasar Ajaran Katolik

I.

Dasar Iman Katolik

Hampir semua denominasi Protestan mengatakan Hanya Alkitab sumber Iman Kristiani (Sola Scriptura) tetapi tidak untuk gereja Katolik. Lalu apakah dengan ini gereja Katolik tidak menghargai kitab suci? oh tentu tidak sebab alkitab sendiri ditetapkan oleh gereja Katolik maka adalah aneh jika justru Katolik tidak menghargai kitab suci. Gereja Katolik menerima

Kitab suci sebagai dasar imantetapi bukan satu-satunya dasar iman, sebab masih ada 2 hal yang lain yaitu:

Hak Mengajar Gereja (Magisterium)

Kitab Suci, atau Alkitab Katolik, terdiri atas kitab-kitab yang sama dengan yang terdapat dalam Perjanjian Lama versi Yunani—disebut pula Septuaginta—beserta ke-27 tulisan Perjanjian Baru yang terdapat dalam Codex Vaticanus dan terdaftar dalamSurat Hari Raya yang ke-39 yang ditulis Athanasius. Seluruh kitab tersebut merupakan ke-73 Kitab Suci Katolik, berbeda dengan banyak gereja Protestan yang menggunakan 66 kitab saja. Kitab-kitab dan tulisan-tulisan yang dianggap kanonik oleh Gereja Katolik tetapi tidak dianggap kanonik oleh beberapa kelompok lainnya disebut juga kitab-kitab Deuterokanonika. Tradisi Suci terdiri atas ajaran-ajaran yang menurut keyakinan Gereja telah diwarisi dari zaman para Rasul. Kitab Suci beserta Tradisi Suci bersama-sama disebut "deposit iman" (Bahasa Latin: depositum fidei). Deposit iman ini nantinya ditafsirkan oleh Magisterium (dari kata magister dalam bahasa Latin yang artinya "guru"), otoritas pengajaran Gereja Katolik, yang—melalui suksesi apostolik—dilaksanakan oleh Sri Paus dan uskup-uskup yang berada dalam kesatuan dengan Sri Paus.

Mengapa Gereja memiliki wewenang mengajar? sebab Gereja adalah Pondasi kebenaran "jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 tim 3:15) dan juga karena Yesus sendiri memberikan wewenang itu kepada Petrus secara pribadi (Mat


(28)

16:18-19)(untuk lebih jelasnya lihat tentang kePausan) dan kepada Para Rasul yang lain (Mat 18:18; Lk 10:16) atas dasar inilah maka jemaatawal taat pada pengajaran para rasul (Kis 2:42). lalu apakah hak mengajar ini hanya untuk para rasul atau diwariskan kepada para penggantinya? tentu saja hak mengajar ini diwariskan sebab Yesus menjanjikan Gereja-Nya akan bertahan sampai sepanjang masa (Matius 28:20), kita tahu para rasul tidak akan bertahan sepanjang masa karena mereka adalah manusia tentu secara akal sehat pastilah wewenang itu diwariskan supaya gereja dengan pola yang sama seperti dahulu (Apostolik) tetap bertahan sepanjang masa.

TradisiSuci .

Tradisi Suci adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam:

Kis 2:42 di mana dikatakan bahwa jemaat kristen perdana bertekun dalam pengajaran para rasul, jauh sebelumtulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan iman Gereja tidak terbatas pada buku saja,tetapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.

1Kor 15:3 di mana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan)

2Tes 2:15 dimana Paulus menasehati umatnya: "Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis." Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.

Yoh 21:25 yang berbunyi: "Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau sernuanya itu harus dituliskan satu per satu. maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus ditulis itu."

Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan penulisan injilnya bukanlahuntuk mendaftarsemuaajarankristen ataumembuatdaftarlengkapdariucapan dan perbuatan

Yesus. Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang paling mendasar untuk keselamatan manusia. Hal yang sama kiranya berlaku untuk kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.

"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala


(29)

sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh 16:12-13) Bagaimana Roh Kudus akanmembimbing kepada keseluruhan kebenaran jika karyanya dibatasi oleh Tradisi yang sudah dibukukan dalam alkitabapakah Tradisi ini terjamin kebenarannya karena tidak tertulis?.

Tradisi terjamin kebenarannya karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran"

(1tim 3:15).Contoh Tradisi Suci adalah masalah Maria diangkat ke Surga ini sebenarnya dalah Tradisi Apostolik karena paham ini berkembang sejak jaman dahulu ketika masih dekat dengan masa Para Rasul seperti yang diungkapkan oleh: St. Gregory (594 AD), bishop of Tours, declared that "the Lord . . . commanded the body of Mary be taken in a cloud into paradise; where now, rejoined to the soul, Mary reposes with the chosen ones." St. Germaine I (+732 AD), Patriarch of Constantinople, speaks thusly to Mary, "Thou art . . . the dwelling place of God . . . exempt from all dissolution into dust." And St. John Damascene asserted, "He who had been pleased to become incarnate (of) her . . . was pleased . . . to honor her immaculate and undefiled body with incorruption . . . prior to the common and universal resurrection."... hingga akhirnya paham ini dijadikan dogma secara resmi tahun 1 November 1950 oleh Paus Pius XII dan paham ini juga dapat digali dalam alkitab (lihat pada Maria sebagai Tabut perjanjian, Maria dikandung tanpa Noda dosa & Maria diangkat ke Surga) dari contoh jelas Alkitab dan Tradisi saling menunjang bahkan sebenarnya Alkitab adalah Tradisi yang Tertulis seperti yang diungkapkan dalam Lukas 1:1-4 yang bila kita baca prolog injil tersebut maka alurnya akan tampak seperti ini: pada mulanya adalah ajaran lisan yang disampaikan orang-orang yang merupakan saksi mata apa yang diperbuat Yesus dan "Pelayan Firman" lalu Penulis injil lukas membukukan semuanya setelah diselidiki kebenarannya supaya memperkuat keyakinan bahwa apa yang sudah diterima (secara Lisan) adalah benar adanya.

Dari uraian mengenai Tradisi - Kitab Suci - Magisterium jelasbetapa eratnya hubungan Tradisi dan Alkitab. Oleh karena itu Alkitab harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. Sulit membayangkan penafsiran Alkitab lepas dari Tradisi, sebab sebelum Alkitab ditulis, Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. Sebaliknya, karena penulisan Alkitab itu ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu harus dikontrol dalam terang Alkitab. dan dalam menafsirkan Tradisi & Alkitab Gereja Yesus Kristuslah yang mendapat wewenang untuk mengajar dan wewenang untuk mengajar soal-soal iman dan susila ada di tangan para


(30)

uskup sebagai pewaris sah para rasul dengan Paus sebagai pemimpin, yakni pengganti Petrus. mengapa? sebab dalam 2Pet 3:15-16 diingatkan bahwa Alkitab sangat sulit untuk dimengerti sehingga butuh wewenang khusus untuk menafsirkannya dan wewenang itu ada ditangan Gereja yang sudah diberi wewenang oleh Yesus sendiri.

“Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama” (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya “sampai akhir zaman” (Mat 28:20) .

“Kitab Suci adalah pembicaraan Allah dengan ilham Roh Ilahi”. “Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia” (DV 9).(KGK 81)

“Dengan demikian maka Gereja”, yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, “menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya (baik tradisi maupun Kitab Suci) harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama” (DV 9). (KGK 82)

Trinitas

(MonoteismeKristiani)Inti pengakuan iman Kristiani adalah “Kami percaya akan Satu Allah”. Walaupun tidak menggunakan istilah “Trinitas”, Perjanjian Baru berbicara tentangAllah, yang disebut “Bapa”, yang menyampaikan pesan-Nya dalam bentuk dagingdan tinggal dalam diri Yesus (Putera), dan tentang Allah yang Maha Kuasa yanghadir dalam segala-galanya, yang disebut “Roh Kudus”.

Dalam perjalanan sejarah, orang-orang Kristiani berkesimpulan bahwa sifatTritunggal Allah merupakan misteri kodrat Allah. Oleh sebab itu, hal itu tidak dapatdiungkapkan dengan rumusan manusiawi.Apa yang secara pasti dapat kita katakan sehubungan dengan ajaran Kristianitentang kodrat tritunggal Allah adalah bahwa umat Kristiani percaya akan satu Allah,yang kodrat-Nya mengandung tiga aspek atau cirri khas. Allah yang satu dan samamenyatakan diri-Nya:

1. Sebagai Pencipta yang Maha Kuasa dan Tuhan atas kehidupan ( disebut “Bapa”atau “Bapa Kami” )

2. Sebagai Allah yang mewahyukan Sabda Ilahi-Nya dalam diri manusia Yesus( dise but “Putera” )


(31)

3. Sebagai Allah yang hadir secara imanen, aktif, dan memberikan daya hidup dalamalam raya ( disebut “Roh Kudus” )

Sifat-sifat tersebut adalah abadi, karena tidak ada perubahan yang mendasar dalam Diri Allah, yang kodrat-Nya selalu sama. Sifat-sifat tersebut melekat padakodrat Allah, bukan merupakan sifat yang kita berikan atau aspek yang kita anggap penting untuk dimiliki oleh Allah. Sifat -sifat tersebut penting, karena menurut pemahaman Kristiani atas apa yang telah Ia wahyukan

tentang Diri-Nya dalam

kitabsuci, tidak ada satupun dari tiga sifat/sebutan tadi yang dapat disangkal ataudihilangkan dari Allah, karena semuanya hakiki bagi kodrat Allah.

Para teolog Kristiani modern berbicara tentang “Trinitas dalam rangkarencana

penyelamatan Allah”, Allah mempunyai rencana untuk menyelamatkan umatmanusia, yang betul-betul Ia laksanakan dalam sejarah. Allah mempunyai dua caradalam melaksanakan karya penyelamatan-Nya, yaitu cara pertama denganmenjelmakan pesan-Nya secara penuh dan sempurna dalam diri seorang manusia,yang menyatakan Allah dalam segala perkataan dan perbuatan-Nya. Dalamkemenan gan Yesus atas penderitaan dan kematian, oleh kuasa penyelamatan Allah,manusia mendapatkan kepastian tentang apa yang sedang dikerjakan Allah dan akandikerjakan-Nya bagi setiap orang. Melalui dia, Allah membentuk suatu komunitas jemaat yang akan terus bersaksi tentang keselamatan yang berasal dari Allah yang

telah diwahyukan melalui Dia. Inilah yang diyakini oleh orang Kristiani telahdilakukan Allah dalam diri Yesus.Cara kedua, Allah melaksanakan karya penyelamatan dalam alam semestaadalah melalui kehadiran-Nya yang penuh kuasa dalam alam ciptaan dan setiap manusia baik pria maupun wanita, karya Allah seperti ini bersifat universal danmenyentuh

pada setiap orang.

Dasar-dasar iman Kristiani ini dapat terlihat bahwa “iman pararasul” oleh jemaat Kristiani sekarang dipandang sebagai inti iman mereka yang tidak dapat diubah. Iman tidak hanya mendahului kitab suci, melainkan juga menghasilkandan menentukan Kitab Suci jemaat kristiani.Allahdalam agama Kristiani dengan agama lain adalah sama Allah itu satu. Orang Kristiani berkeyakinan bahwa Allah itu bersifat abadi, MahaKuasa, Maha Tahu, Pencipta Alam Semesta dan segala isinya, Penyelenggara

Kehidupan, Maha pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun, Transenden (jauh tidak terjangkau oleh manusia) sekaligus Imanen (sangat dekat di lubuk hati manusia),Maha Besar, Hakim bagi seluruh umat manusia diakhir


(32)

jaman.Orang Kristiani memanggil Allah dengan sebutan Bapa, hal ini inginmengungkapkan iman mereka bahwa Allah itu bagaikan seorang “bapakyang penuh kasih” dalam kasih

pemeliharaan-Nya kepada umat

manusia.InkarnasiDasar iman Kristiani yang lain adalah inkarnasi (penjelmaan), yaitu berkey akinan bahwa Sabda Allah yang kekal dan tidak dijadikan, mewujud dalamdaging dan tinggal ditengah kita dalam diri manusia Yesus. Inkarnasi berarti“mengambi l bentuk atau menjadi daging” yakni menjadi manusia. Cara lain untuk mengatakan bahwa Sabda Allah diwahyukan dalam pribadi manusia yaitu Yesus.

Umat kristiani yakin bahwa Yesus adalah seorang manusia yang dilahirkanatas kuasa Allah oleh seorang wanita suci Maria yang masih perawan. Konsili-konsili awal yang diadakan oleh Gereja mengajarkan bahwa Sabda Allah tidak hadir dalam diri Yesus sebagai sesuatu yang asing. Yesusdipandang sebagai seorang pribadi, manusia penuh dalam segala hal (kecuali dalam hal dosa), tetapi ia juga berada dalam kesatuan dengan sabda ilahi. Seperti manusia lain, Yesus berkembangdalam pengetahuan dan pemahaman diri melalui pengalaman hidup dan relasi denganorang lain.

Pesan pokok yang disampaikan oleh Yesus terdiridari dua hal, yaitu: 1. Bertobatlah (berbaliklah dari dosa dan kembalilah kepada Allah); 2. Terimalah Allah untuk merajai hidup anda (terimalah Kerajaan Allah).

Sebagai tambahan atas apa yang Ia khotbahkan dan ajarkan, Yesus melakukanhal-hal sebagai berikut:

1. Membuat mujizat-mujizat dan menyembuhkan orang sakit atas kuasaAllah 2. Memerangi kuasa setan dan mengusirnya

3. Mengampuni dosa-dosa atas nama Allah

4. Menghibur orang sakit, orang yang berkabung dan orang miskin 5. Bergaul dengan para pendosa

6. Dengan keras mengkritik para pemimpin Yahudi

7. Meramalkan bahwa krisis besar akan melanda dunia tapi Allah akanmengatasinya. 8. Membentuk suatu komunitas murid-murid yang hidup seperti Dia danmewartakan

pesan-Nya kepada orang-orang lain.

II.

Hukum Agama Katolik


(33)

 10 (sepuluh) Perintah Allah

Teks resmi Sepuluh Perintah Allah untuk Gereja Katolik adalah sebagai berikut:

1. Akulah Tuhan, Allahmu, Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.

2. Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.

3. Kuduskanlah hari Tuhan.

4. Hormatilah ibu-bapamu.

5. Jangan membunuh.

6. Jangan berzinah.

7. Jangan mencuri.

8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.

9. Jangan mengingini istri sesamamu.

10.Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.

 5 (lima) Perintah Gereja :

1. Rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.

2. Ikutilah perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan pada hari raya yang diwajibkan; dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hariitu.

3. Berrpuasa dan berpantanglah pada hari yang ditentukan. 4. Mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun. 5. Menyambut Tubuh Tuhan pada Masa Paskah.

Kelima Perintah diatas adalah ketentuan Gereja, maka Gereja dapat membebaskan orang dari kewajiban memenuhi perintah tersebut berdasarkan alasan yang kuat (misalnya sakit).

 Katekismus Gereja Katolik :

Katekismus Gereja Katolik (bahasa Inggris: Catechism of the Catholic Church), atau biasa disingkat KGK, adalah suatu katekismus yang dipergunakan dalam Gereja Katolik; penggunaannya diresmikan oleh PausYohanes Paulus II pada tahun 1992. Penerbitan KGK merupakan salah satu praktik dari kewenangan mengajar Magisterium dalam Gereja Katolik, dan berlaku bagi semua umat Katolik di seluruh dunia. Khazanah iman (depositum fidei), yaitu Tradisi Suci dan Kitab Suci, ditafsirkan secara terperinci oleh Magisterium Gereja dalam KGK.

Paus Yohanes Paulus II, dalam Konstitusi ApostolikFidei depositum, menyatakan bahwa KGK adalah sarana yang sah dan valid demi persekutuan gerejani,


(34)

merupakan suatu norma yang pasti dalam pengajaran iman. Ia juga menekankan bahwa Katekismus ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan katekismus lokal yang telah disahkan sebelumnya oleh otoritas gerejawi, yaitu para Uskupdiosesan dan Konferensi Uskup.

Bagian pertama (KGK 26-1065) menegaskan bahwa siapapun yang bergabung dalam Kristus, melalui iman dan Pembaptisan, harus mengakui iman pembaptisannya di hadapan sesamanya. Pengakuan iman ini merangkum semua anugerah yang diberikan Allah — kepada manusia — sebagai Pemrakarsa dari segala yang baik, sebagai Penebus, dan sebagai Pengudus. Pengakuan tersebut tersusun dalam 3 pokok utama iman pembaptisan kepada Allah yang esa: Bapa yang mahakuasa, Sang Pencipta; Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan dan Juru selamatmanusia; dan Roh Kudus, Sang Pengudus, dalam Gereja Kudus.

Bagian kedua (KGK 1066-1690) menjelaskan bagaimana keselamatan dari Allah, yang dilakukan satu kali untuk selamanya melalui Yesus Kristus dan Roh Kudus, dihadirkan dalam kegiatan-kegiatan suci melalui liturgiGereja —khususnya dalam "sakramen-sakramen iman" (7 sakramen).

Bagian ketiga (KGK 1691-2557) membahas tujuan akhir manusia — yang diciptakan menurut citra Allah — yaitu kebahagiaan dan cara-cara mencapainya melalui perilaku yang tepat seturutkehendak bebas setiap manusia, dengan bantuan rahmat dan hukum Allah. Perilaku yang tepat dalam kehidupan iman seseorang haruslah juga memenuhi hukum ganda cinta kasih (yaitu kasih kepada Allah dan kepada sesamanya), sebagaimana ditentukan dalam Sepuluh Perintah Allah.

Bagian keempat (KGK 2558-2865) berbicara mengenai arti dan pentingnya doa dalam kehidupan orang beriman. Bagian ini ditutup dengan membahas 7 permohonan dalam doa Bapa Kami, dimana seseorang dapat menemukan semua hal-hal baik yang harus menjadi harapan seseorang —yang mana ingin dianugerahkan Bapa surgawi kepadanya.

Doa KatolikKategori ini memiliki 46 halaman, dari total 46.

~ A ~ D

Alma Redemptoris Mater Datanglah, Roh Kudus

Angele Dei DoaBapa Kami

Anima Christi Doa di depan Salib Kristus

Ave Regina Caelorum Doa Fatima


(35)

~G Doa Malaikat Tuhan

Gloria Patri Doa Ratu Surga, Doa Rosario

Doa Santo Fransiskus

~H Doa Tobat

Horarium Doa Yesus

Doksologi

~K

Kidung Simeon ~L

Kidung Zakharia Laudes Divinae

Komuni Spiritual Lectio Divina

Litani

~M Litani Santa Perawan Maria

Magnificat Litani Hati Kudus Yesus

Mazmur Penyesalan Litani Kerahiman Ilahi

Memorare Litani Orang Kudus

Litani Santo Mikhael

~N Litani Santo Yusuf

Novena

Novena Tiga Salam Maria ~O

Officium Divinum

~P

Pemeriksaan batin ~R

Pernyataan Tobat Requiem Aeternam

~S ~T

Salam Maria Tanda Salib

Salve Regina Tuhan Kasihanilah Kami

Sub Tuum Praesidium

Suscipe ~V

Veni Sancte Spiritus  Kitab Hukum Kanonik


(1)

II.

Demokrasi

Gereja mengeluarkan ajaran sosialnya tentang demokrasi melalui ensikliknya berjudul Centesimus Annus. Ensiklik ini dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II, yaitu untuk memperingati 100 tahun ajaran sosial gereja pertama, ensiklik Rerum Novarum. Di dalam bab kelima Centesimus Annnus berbicara tentang banyak hal berkaitan dengan kehidupan politik kenegaraan seperti: tentang keburukan totalitarisme (44-45), tentang demokrasi dan hak asasi manusia (46-47), tentang ancaman fundamentalisme (46), tentang hak-hak asasi dalam bidang ekonimi (47), tentang keburukan korupsi.

Gereja berbicara tentang demokrasi di dalam politik, jadi tentang demokrasi di dalam lembaga politik yang disebut negara bukan demokrasi di dalam lembaga agama yang disebut gereja.

Demokrasi menurut Centesimus Annus

Centesimus Annus adalah ensiklik yang ditetapkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1 Mei 1991 untuk memperingati seratus tahun Rerum Novarum, ensiklik pertama tentang masalah sosial yang diterbitkan oleh Paus Leo XIII pada tanggal 15 Mei 1891. Ensiklik Centesimus Annus ini sangat penting bagi gereja dewasa ini karena isinya sangat aktual: (1) Ia memberikan fokus aktual pada ajaran sosial para Paus sampai sekarang. (2) Ia membantu dalam mencari orientasi dalam situasi dunia pada akhir abad ke-20 yang ditandai oleh keambrukan sistem komunisme dunia, krisis makna masyarakat konsum Barat dan krisis kemiskinan yang semakin tajam, terutama di negara-negara berkembang. (3) Ia mempertegas sikap-sikap yang seharusnya diambil oleh umat katolik terhadap masalah-masalah sosial dewasa ini; secara khusus Centesimus Annus mendukung segi-segi pokok perjuangan melawan ketidakadilan.

Ensiklik Centesimus Annus merupakan salah satu pembelaan paling kuat dan eksplisit demokrasi dan hak asasi manusia. Pandangan Paus tentang demokrasi di dalam ensiklik ini mengembangkan dengan lebih eksplisit apa yang sudah disinggung dalam ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (Keprihatinan masalah sosial). Di dalam ensiklik Centesimus Annus, khusus nomor 46 dan 47 bicara tentang demokrasi. Dalam dunia modern refleksi iman atas martabat manusia menuntut dukungan penuh terhadap pola kenegaraan demokratis.


(2)

Di dalam ensiklik Centesimus Annus kita menemukan penilaian jelas dan eksplisit tentang demokrasi: Gereja menghargai sistem demokrasi karena membuka wewenang yang luas bagi warga negara untuk berperan serta dalam penentuan kebijakan-kebijakan politik, memberi peluang kepada rakyat untuk memilih pemimpin, tetapi juga meminta pertanggungjawaban dari mereka, dan bila itu memang sudah selayaknya menggantikan mereka melalui cara-cara damai“. Berkaitan dengan penilaian ini, gereja dengan jelas menolak pengangkatan pemimpinan yang tidak demokratis dan mencela penyalahgunaan kekuasaan politik untuk mencari keuntungan diri. Selanjutnya gereja berpendapat: Demokrasi yang sejati hanyalah dapat berlangsung dalam negara hukum, dan berdasarkan paham yang tepat tentang pribadi manusia. Sebab demokrasi menuntut dipenuhinya syarat-syarat yang sungguh perlu untuk mengembangkan warga negara perorangan, melalui pendidikan dan pembinaan dalam menerapkan prinsip-prinsip yang sejati, dan untuk meningkatkan peran serta masyarakat yang semakin sadar melalui struktur-struktur partisipasi dan tanggung jawab bersama“.

Di dalam ensiklik ini Paus Yohanes Paulus II menempatkan martabat manusia yaitu persona sebagai dasar dan tujuan dari politik. Itu berarti, sebuah demokrasi yang otentik bukanlah sekedar hasil pelaksanaan formal sebuah aturan, melainkan buah dari pengakuan dan keyakinan akan nilai-nilai yang menjadi sumber ilham prosedur demokrasi. Jadi, martabat pribadi manusia sebagai tujuan dan kriterium dari kehidupan politik.


(3)

Bab 14

Kerjasama Antar Umat Beragama

I.

Kerukunan

Kerukunan antar umat beragama yang akan diperoleh merupakan kerukunan yang bukan karena diatur secara eksternal, tetapi karena tumbuh dan berkembang secara otentik dari dalam diri setiap umat beragama dengan cara penghayatan iman yang bersangkutan dan melalui pengalaman iman bersama antar umat beragama. Kerukunan antar umat beragama merupakan suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama mampu hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai.

Oleh karena itu, kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas keberagaman dan perasaaan orang lain. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap penganutnya, Keyakinan itulah yang menjadi indentitas individual agar agama mampu membangun nilai-nilai keimanan yang luhur dan bermartabat. Nilai-nilai keimanan yang luhur dan bermartabat itulah pada akhirnya mengantar sikap untuk hidup penuh berdampingan antar sesamanya dengan didasari semangat kebebasan beragama, hal inilah tentunya meliputi kebebasan berpikir, berhati nurani, beragama, yang temasuk kebebasan menghayati keyakinan yang dianutnya. Dasar kerukunan untuk membangun kerukunan antar umat beragama yaitu :

a) Masing-masing mempunyai peranan yang berbeda-beda tetapi dapat saling berkomunikasi dalam hidup bersama penuh persaudaraan.

b) Ada saling dukungan yang semakin menumbuhkan kesetiaan, bahkan meningkatkan mutu dan peranan masing-masing.

c) Hidup bersama yang berorentasi pada nilai cinta kasih dan bukan pada kebutuhan psikologis (seperti ingin diperhatikan, ingin dipuji, dan diakui)

II.

Kasih


(4)

dengan rukun dan damai, kendati ada rupa-rupa perbedaan, dan saling menunjang atau bekerjasama dengan baik.

Sejak Konsili Vatikan II (1962-1965), Gereja Katolik sangat menekankan dan turut memperjuangkan kerukunan antar umat beragama, demi keharmonisan, persaudaraan, damai sejahtera, persatuan, dan keselamatan segenap umat manusia. Kerukunan antar umat beragama dilihat sebagai suatu kebutuhan hakiki dan universal di dalam Dignitatis Humanæ atau Pernyataan tentang Kebebasan Beragama . Pernyataan ini disetujui oleh para Uskup dalam sebuah pemungutan suara 2.308 berbanding 70. Nama Dignitatis Humanæ (Martabat Pribadi Manusia; Of the Dignity of the Human Person) diambil dari baris pertama dokumen, sebagaimana umumnya dokumen Gereja Katolik dinamai.

Deklarasi Dignitatis Humanae

Dokumen ini terdiri dari dua bagian dengan jumlah keseluruhan artikelnya ada limabelas buah. Dalam dokumen ini kita akan menemukan alasan mengapa Gereja merasa perlu untuk meneliti dan mengeluarkan sebuah deklarasi tentang kebebasan beragama. Hal ini tidak telepas dari perubahan paradigma dalam teologi dan praksis hidup Gereja Katolik sendiri terhadap agama-agama lain yang berubah sejak Konsili Vatikan II.

Sejak Vatikan II, Gereja mulai menghargai adanya kebenaran di luar agama Katolik. Oleh karena itu, perlu digagas suatu pegangan untuk bagaimana seharusnya bersikap terhadap kenyataan akan adanya pluralisme kebenaran di luar Gereja Katolik sendiri. Salah satunya adalah dekrit tentang “kebebasan beragama”. Dalam artikel pertama domumen ini, kita temukan dasarnya yang pertama yakni: kesadaran dan penghargaan atas martabat pribadi manusia yang semakin meluas. Gereja menyadari bahwa penghargaan terhadap arti penting martabat manusia kian meluas. Hal ini nyata dalam deklarasi PBB akan pentingnya menghargai Hak Asasi Manusia (HAM) yang merupakan hak dasar manusia yang diperoleh sejak lahirnya. Deklarasi tentang HAM ini semakin diterima luas oleh bangsa-bangsa di dunia. Salah satu poin HAM adalah kebebasan seseorang untuk memilih dan memeluk suatu agama tertentu tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Karena itu, Gereja sadar bahwa aspek penghargaan terhadap kebebasan beragama adalah merupakan salah satu upaya untuk menghargai martabat pribadi manusia.

Kedua, dikatakan juga bahwa “makin banyak orang yang menuntut supaya dalam bertindak manusia sepenuhnya menggunakan pertimbangannya sendiri serta kebebasannya yang bertanggung jawab, bukannya terdorong oleh paksaan dari pihak manapun.” Penghargaan terhadap kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap orang dalam bertindak


(5)

erat terkait dengan penghargaan terhadap otonomi pribadi dalam memutuskan sesuatu berdasarkan tuntunan suara hatinya. Karena melalui tuntunan suara hatinya, setiap orang bisa mencari sendiri dan menemukan kebenaran bagi dirinya sendiri. Kebenaran yang dianut secara bebas menurut pertimbangan nuraninya secara bertanggung jawab harus dihargai. Dengan demikian, pemaksaan oleh pihak manapun untuk bertindak melawan suara hatinya sendiri termasuk dalam memilih suatu agama maupun menghalang-halangi seseorang mengungkapkan iman dan kepercayaannya baik secara pribadi maupun secara kolektif di depan umum adalah tidak benar.

Ketiga, banyak juga yang menuntut agar wewenang pemerintah dibatasi secara yuridis, agar batas-batas kebebasan yang sewajarnya baik pribadi maupun kelompok jangan dipersempit. Erat terkait dengan hal ini adalah pengamalan agama secara bebas dalam masyarakat yang tidak dibatasi oleh negara. Maksudnya, Konsili mau mengatakan bahwa penting menghargai kebebesan seseorang untuk menuruti suara hatinya dalam mengamalkan ajaran agama sebagai kebenaran yang dianutnya baik secara pribadi maupun kolektif. Karena itu, segala kuasa manusiawi manapun termasuk negara tidak dapat menghalang-halangi ekspresi keagamaan seseorang baik secara individual maupun kolektif. Jika terjadi bahwa seseorang dilarang mengamalkan agamanya secara bebas dalam masyarakat, maka yang terjadi sesungguhnya adalah ketidakadilan terhadap pribadi manusia dan tata sosial yang ditetapkan Allah baginya. Karena bagaimana pun juga tindakan-tindakan keagamaan perseorangan maupun bersama untuk mengarahkan diri kepada Allah “mengatasi tata duniawi yang fana.”

Oleh karena itu, Konsili mengimbau agar pemerintah yang berkewajiban mengusahakan kesejahteraan umum wajib mengakui kehidupan beragama para warganya dan mendukungnya. Apabila pemerintah memberanikan diri mengatur dan merintangi kegiatan-kegiatan religius, maka tindakannya melampaui batas wewenangnya. Itulah ketiga alasan mengapa Konsili mengeluarkan dokumen ini guna mempertimbangkan aspirasi-aspirasi tersebut dan mau menegaskan bahwa semuanya itu selaras dengan asas kebenaran dan keadilan. Dalam kerangka ini, maka seturut spiritnya, Konsili meneliti Tradisi serta ajaran suci Gereja untuk menggali harta baru yang senatiasa selaras dengan khazanah lama. Artinya, Konsili mencoba untuk melihat kebenaran di luar agama lain tanpa harus menegasi tradisi dan keyakinan Gereja Katolik sendiri.


(6)