menyebabkan banyak palu godam menjadi usang.’ Oleh karena itu, palu godam orang-orang kafir   tak   henti-hentinya   menghantam   kitab   ini   selama   berabad-abad,   namun   ketika   palu
godam itu menjadi usang, landasan besi itu sendiri masih tetap berdiri tegar di tempatnya. Jika kitab ini bukan kitab dari Allah, maka manusia telah berhasil menghancurkannya sejak
lama. Para Maharaja dan Paus, para raja dan imam-imam, para pangeran dan para penguasa telah berusaha sekeras tenaga untuk menghancurkannya; mereka telah sirna dan kitab itu
masih tetap bugar.” Bernard   Ramm   menambahkan:   “Lebih   dari   seribu   kali,   lonceng   kematian  Alkitab
telah dibunyikan, arak-arakan untuk pemakaman telah dibentuk, prasasti telah terukir pada batu nisan dan pengantar penguburan jenazah telah dibacakan. Namun, bagaimana pun juga
jenazahnya tidak pernah terletak di dalam peti mati. “Alkitab masih disayang oleh jutaan orang, dibaca oleh jutaan orang, dan diselidiki oleh
jutaan orang.” Robert Dick Wilson, orang yang dapat berbicara dengan lancar dalam lebih dari 45
bahasa dan logat tertentu, sesudah mengadakan penelitian atas Perjanjian Lama sepanjang hidupnya, menyimpulkan:“Dapat saya tambahkan bahwa sebagai hasil penelitian saya selama
empat puluh lima tahun atas Alkitab telah senantiasa menuntun saya kepada iman yang lebih kokoh tentang kenyataan bahwa di dalam Perjanjian Lama kita miliki catatan historis yang
benar tentang sejarah bangsa Israel.”
VII. Alkitab dan Akal Manusia
Alkitab menegaskan bahwa setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, baik pikiran, akal budi,   hati   dan   tujuan   hidup   manusia   melenceng   dari   tujuan   awalnya   untuk   memuliakan
Penciptanya. Bagaimana menggunakan hati yang sudah terdistorsi, lingkungan yang sudah terpolusi
dosa dan akal budi yang tidak murni lagi untuk mengenal Allah yang sejati dalam Alkitab. Maka   jawabnya   adalah   hanya   oleh   anugerah   dan   pertolongan   Tuhan   semata   saja.  Kita
percaya   konsep   predestinasi   Alkitab  Roma   8:29,   30;   Efesus   1:5,   11  dalam   konteks kedaulatan dan anugerah Allah, bahwa ada yang dipilih untuk mengikut-Nya. Orang-orang
pilihan atau umat Allah inilah yang secara ajaib dipimpin dan dibimbing hand by hand, heart by   heart,   mind   by   mind oleh   Roh   Kudus   untuk   “dimampukan”   membaca,   mengerti,
memahami Alkitab.Allah pula yang menjadikan seseorang bisa rendah hati untuk mengenal- Nya.
45
Teologia reformed mengajarkan kita untuk memiliki hati yang mencintai Tuhan dan menjadi seorang yang bersikap rasional tapi bukan rasionalis.
VIII. Otensitistas Kitab Suci
Alkitab adalah peryataan diri Allah secara tertulis kepada manusia.Di dalam 2 Timotius 3:16 menekankan bahwa kitab atau tulisan-tulisan ini bukan merupakan tulisan biasa, tetapi
pada faktanya “Dinafaskan oleh Allah”, dengan demikian tulisan itu berotoritas dan tanpa salah dalam semua pengajarannya. Kata Alkitab mengandung pengertian “satu kitab”, yakni
kumpulan   kitab   yang   dalam   bentuk   final   dan   terinci   menjadi   milik   agama   Kristen   yang memberi pedoman dan pengarahan.
Isu Kontemporer seputar Kitab Suci
Berikut   beberapa   pernyataan   yang   sering   diajukan   untuk   mempertanyakan   otoritas   dan otentisitas Alkitab sebagai Firman Allah.
Apakah Alkitab penuh dengan mitos? Apakah Alkitab bertentangan dengan ilmu pengetahuan?
Apakah Alkitab penuh dengan kontradiksi?  Apakah Alkitab akurat secara historis? Mengapa beberapa bagian dari Alkitab ofensif? Apakah Alkitab mutlak benar?
Klarifikasi Masalah
Berdasarkan pada beberapa isu kontemporer seputar Alkitab, maka dalam bagian ini akan diuraikan tentang hakikat Alkitab sebagai Firman Allah.
1. Alkitab berasal dari Allah. Argumentasi ini didasarkan atas 2 prinsip, yaitu: pertama, klaim Alkitab. Ada banyak bukti yang menyatakan bahwa Alkitab secara keseluruhan
adalah kitab yang unik, yakni menyaksikan karakter dirinya yang unik. Sebanyak tiga ribu   delapan   ratus   kali  Alkitab   menyatakan   “Allah   berfriman”   atau   “demikianlah
Firman Allah” Kel. 14:1; Im. 4:1; dst. Semua kesaksian itu meneguhkan otoritas dan inspirasi verbal dari Kitab Suci. Kedua, kontinuitas dari Alkitab. Alkitab berasal dari
40 penulis yang berbeda, dengan berbagai profesi, lokasi, zaman dan situasi yang berbeda pula. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari para penulis tidak mengenal
penulis   Kitab   Suci   lainnya   dan   mereka   tidak   mengetahui   tentang   tulisan   lainnya. 46
Namun demikian, Alkitab secara menakjubkan, merupakan satu kesatuan yang utuh. Tidak   ada   kontradiksi   atau   ketidakkonsistenan   di   antara   bagian-bagiannya.   Roh
Kudus adalah penyatu dari keenam puluh kitab itu, yang menentukan keharmonisan dan   kekonsistenannya.   Dalam   kesatuannya,   kitab-kitab   ini   mengajarkan
Ketritunggalan Allah, Keilahian Yesus Kristus, pribadi Roh Kudus, dll. 2. Alkitab adalah Firman Allah yang disingkapkan. Alkitab menyaksikan bahwa Firman
berperan sebagai penyingkapan diri Allah God’s self-disclosure. Melalui Firman, Allah menyingkapkan diri-Nya dengan berbagai-bagai cara sampai denganpuncaknya,
yaitu inkarnasi-Nya menjadi manusia Yesus Kristus Yoh. 1:14; bnd. Ibr. 1:1-2. 3. Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis. Alkitab menyaksikan bahwa Firman, Yesus
Kristus, dan kebenaran adalah satu adanya Yoh. 8:31-36. Pada saat orang percaya berkomunikasi   dengan   Firman   dan   kebenaran   Alkitab,   mereka   sebenarnya
berkomunikasi dengan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Sebaliknya, orang percaya yang sedang   berkomunikasi   dengan   Tuhan   Yesus   doa   sebenarnya   ia   sedang
berkomunikasi   dengan   ide-ide   dan   prinsip-prinsip   kebenaran   Firman   yang   tertulis dalam Alkitab.
4. Alkitab adalah Firman Allah yang membebaskan. Tuhan Yesus menegaskan bahwa Anak Allah, Firman dan kebenaran adalah satu adanya. Berbicara mengenai peran-
Nya yang membebaskan manusia dari dosa, Dia menyebutkan tentang Firman dan kebenaran yang memerdekakan lih. Yoh. 8:31-32. Meskipun demikian, pada saat
yang   sama   Dia   juga   mengingatkan   bahwa   Sang   Anaklah   yang   sebenarnya memerdekakan kamu Yoh. 8:36.
Apa yang Alkitab ajarkan, pengajarannya dapat dipercaya.Karena Alkitab adalah Firman Allah sendiri dan karena itu patut dijadikan sebagai standar kredibilitas tertinggi bnd. 1
Kor. 2:4; 1 Tes. 1:5.
47
Bab 6 Tradisi Suci
Sebagai Sumber Nilai Kedua dalam Ajaran Katolik
I. Pengertian Tradisi Suci