Bab 8 Adorasi
I. Pengertian Adorasi
Adorasi berasal dari kata benda bahasa ALatin : adoratio, yang berarti sembah sujud. Kata kerjanya adalah adorare, yang berarti menyembah dengan sujud, bersujud, berbakti, memberi
hormat. Bahasa Inggrisnya adalah adoration
yang berarti pemujaan, penyembahan, penghormatan, cinta yang mendalam, dan cinta yang sejati. Bahwa yang menjadi unsur
adorasi adalah sembah sujud atau pemujaan dan penghormatan atas dasar cinta yang mendalam. Jika kata ADORASI dimaknai sesuai dengan tradisi iman katolik adalah:
penghormatan tertinggi yang diperuntukkan hanya bagi Allah Kel 20:1-4 ; Yoh 4:23, Pencipta, Penyelamat dan yang menguduskan kita. Hanya Allah saja yang harus ‘disembah
dan dimuliakan’ Syahadat Nikea. Orang beriman menyembah Allah dengan bantuan berbagai macam sarana mungkin
melalui: Salib, dalam sakramen, dalam devosi, dalam pelayanan ; mereka juga menyembah Kristus yang hadir dalam ekaristi, yang biasa disebut Adorasi Sakramen Ekaristi Mahakudus,
tetapi biasa disingkat adorasi ekaristi atau tepatnya disebut devosi Ekaristi. Tetapi adorasi tidak sama dengan adorasi ekaristi. Sakramen Mahakudus atau salib adalah sarana adorasi.
Sedangkan adorasi mencakup sejuta bentuk dan cara menyembah dan memuliakan Allah secara univesal. Maka segala bentuk doa, ibadah, devosi adalah termasuk cara menyembah
Allah. Di luar Allah sesungguhnya tidak ada yang ilahi atau yang pantas disembah. Maka manusia memperbudak diri bila mengilahikan atau memutlakkan kekayaan,
kekuasaan, negara, kenikmatan atau makhluk apa pun yang diciptakan Tuhan, termasuk dirinya sendiri atau ratio. Tuhan sendiri merupakan sumber pembebasan radikal dari segala
bentuk penyembahan berhala. Sebab menyembah apa yang tidak boleh disembah dan memutlakkan apa yang tidak mutlak berarti menindas hidup batin manusia, yang pada
pokoknya berarti menodai hubungan dengan Allah dan pemenuhan pribadi yang mutlak harus menyembah Allah. Jika manusia menjauhkan diri dari segala berhala, manusia menempatkan
dirinya kembali ke dalam lingkup asasi kebebasan. Allah, yang bebas dalam arti sesungguhnya, ingin berdialog dengan makhluk makhluk yang bebas, yang mampu
mengambil keputusan sendiri dan dapat betanggung jawab baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan.
53
Ketuhanan berarti bahwa manusia hidup di hadirat Tuhan, mengakui Tuhan dan bertanggungjawab kepada Tuhan. KeTuhanan menyangkut hidup manusia yang paling dalam
dan paling pribadi. Dengan mengakui Tuhan sebagai satu-satunya yang mutlak, semua nilai manuisawi menjadi relatif. Maka Katekismus Gereja Katolik KGK, menegaskan perihal
adorasi, menyembah Allah. Dalam KGK 2096 dikatakan: Tindakkan pertama kebajikan hormat kepada Allah ialah penyembahan. Menyembah berarti mengakui Dia sebagai Allah,
sebagai Pencipta dan Penyelamat, Tuhan dan Guru dari segala yang ada, sebagai Kasih yang tak terbatas dan penuh kerahiman. Yesus mengutip buku ADORASI 11 RENUNGAN
Ulangan dan berkata : “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” Lk 4:8.
Dan juga dalam KGK 2097 dikatakan : Menyembah Allah berarti dengan penuh hormat dan ketaklukan absolut mengakui, “keadaan makhluk yang tidak bernilai”, yang memperoleh
seluruh keberadaannya dari Allah. Menyembah Allah berarti memuja Allah, sebagaimana Maria di dalam doa Magnificat, bersyukur kepada-Nya dan merendahkan diri dihadapan-Nya,
waktu orang mengakui dengan penuh terima kasih bahwa Ia telah melakukan yang besar dan bahwa nama-Nya kudus adanya. Menyembah satusatunya Allah membebaskan manusia dari
ingat diri, perbudakan dosa dan pendewaan dunia.
II. Adorasi Ekaristi