Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Membeli

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi obyek penelitian yang ekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. c Peran dan Status Peran meliputi kegiatan yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang. Setiap peran memiliki status. Orang-orang memilih produk yang mengkonsumsikan peran dan status mereka dalam masyarakat. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan kosep diri pembeli. a Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. b Pekerjaan Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. c Keadaan Ekonomi Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan, sikap atas belanja atau menabung, dan sebagainya. Pemasar barang-barang yang peka terhadap harga terus menerus memperhatikan trend penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai pada pelanggan sasaran. d Gaya hidup Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama ternyata memiliki gaya hidup yang berbeda. Pemasar mencari hubungan antara produk dan gaya hidup, dengan demikian pemasar dapat lebih jelas mengarahkan merek pada gaya hidup yang digunakan orang-orang. e Kepribadian dan Konsep Diri Setiap orang memiliki kepribadian berbeda yang mampu mempengaruhi perilaku pembelian. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen, apabila jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merk. 4. Faktor Psikologis Keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. a Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jik didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. b Persepsi Persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Melalui persepsi kita bisa mengenali produk yang dibeli atau jasa yang dipakai lebih terperinci. c Pengetahuan Dengan adanya pengetahuan konsumen terhadap produk, yang kemudian mendorong permintaan atas sebuah produk tersebut. Melalui pengetahuan dan keinginan konsumen, hal ini digunakan pemasar untuk melakukan pendekatan dalam menciptakan produk. d Keyakinan dan sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. 5. Proses pembelian Untuk meraih keberhasilan perusahaan, pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian sangat penting untuk dilakukan. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Keputusan membeli merupakan fungsi dari seberapa harapan pembeli atas produk dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna dari produk tersebut dibawah harapan pelanggan, maka pelanggan akan merasa dikecewakan. Jika memenuhi harapan, pelanggan akan merasa puas. Perasaan- perasaan tersebut mempunyai arti dalam hal apakah pelanggan tersebut akan membeli produk kembali dan membicarakan produk tersebut kepada orang lain secara menguntungkan atau merugikan sehingga perilaku sesudah pembelian dapat menentukan loyal atau tidaknya konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

3.4.1 Atribut Produk

Produk dapat berupa barang atau jasa merupakan segala sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan individu Kotler, 2000. Sedangkan atribut produk merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan konsumen. Atribut produk menjadi suatu pertimbangan bagi konsumen untuk memutuskan pembelian produk. Atribut produk terdiri dari dua jenis yaitu : 1 Atribut yang berwujud, meliputi cirri produk seperti harga, kemasan, kualitas, desain produk, label dan warna. 2 Atribut yang tidak berwujud, meliputi nama baik merek, popularitas perusahaan penghasil produk serta image konsumen terhadap merek produk.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Perubahan gaya hidup masyarakat termasuk perubahan pola konsumsi produk dan meningkatnya kesadaran sertan minat masyarakat menuju kehidupan yang sehat dalam mengkonsumsi makanan jadi atau makanan cepat saji merupakan salah satu fenomena kehidupan akibat globalisasi yang terjadi di Indonesia. Perubahan pola konsumsi makanan cepat saji termasuk di kota Bogor telah menyebabkan peningkatan permintaan dan semakin tingginya persaingan sehingga menyebabkan ketidakstabilan penjualan produk dan fluktuasi meningkat dan menurunnya pengunjung di beberapa usaha makanan sejenis. Persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh bermunculannya usaha makanan yang baru, tetapi dapat disebabkan oleh pelayanan kurang optimal dan keragaman keinginan konsumen dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Ketidakstabilan penjualan produk dan fluktuasi pengunjung dalam bisnis makanan cepat saji juga dialami oleh perusahaan olahan daging sapi yaitu Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor berdiri pada tanggal 07 Mei 2010 dan merupakan bisnis yang menggunakan sistem kerja sama kemitraan dengan pembagian hasil atau keuntungan masing- masing 50 persen. Fluktuasi pengunjung dan ketidakstabilan penjualan produk terus dialami oleh bisnis ini. Pada bulan Mei sampai Oktober, Bakso Atom Bakso Sehat mengalami peningkatan kunjungan sebesar 30 persen dan puncak peningkatan pengunjung terjadi pada bulan Oktober. Namun sayangnya, pada bulan November dan bulan Maret Bakso Sehat Bakso Atom mengalami penurunan sebesar 10 persen. Hal ini menjadi permasalahan serius bagi pihak pengelola mengingat pengunjung merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan suatu usaha. Penurunan pengunjung tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang diduga berasal dari internal dan eksternal. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan adalah dengan memahami perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, dimulai dari mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis pengambilan keputusan konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sampai menganalisis pengaruh atribut-atribut atribut produk, atribut tempat, fasilitas dan pelayanan terhadap keputusan pembelian. Informasi yang diperoleh mengenai karaktersitik konsumen, proses keputusan pembelian, beberapa variabel dari karakteristik konsumen yang diduga