40 10. ISO 10015 : 1999, manajemen mutu
– pedoman pelatihan, pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan dan peningkatan strategi dan
sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.
2.2.3.2. Prinsip – prinsip Manajemen Mutu
ISO 9000 : 2000 dalam Suardi 2003 dengan delapan prinsip manajemen yang diintegrasikan dalam klausul ISO 9001 : 2000 adalah
sebagai berikut : 1. Fokus pada pelanggan : organisasi bergantung pada pelanggannya, oleh
sebab itu harus memahami kebutuhan saat ini dan yang akan datang dari pelanggannya guna memenuhi dan berusaha melebihi harapan pelanggan.
2. Kepemimpinan : pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi meliputi visi, misi, dan sasaran lembaga. Pemimpin hendaknya
menciptakan dan memelihara lingkungan internal tempat orang melibatkan diri secara penuh sebagai upaya pencapaian sasaran organisasi.
3. Keterlibatan personil : personil pada semua tingkatan merupakan modal organisasi, perekrutan pemberian pelatihan pemberdayaan secara penuh
memungkinkan kemampuannya dipakai untuk kepentingan organisasi. Kriteria berhasil tidaknya keterlibatan personil tergantung dalam
penerapannya.
2.2.3.3. Perkembangan ISO 9001
Standar sistem pertama kali dikenal di Amerika Serikat dengan diterbitkannya standar sistem mutu yang berlaku bagi pemasok barang
keperluan militer, yaitu standar MIL –Q-9858A yang masih berlaku
Universitas Sumatera Utara
41 sampai sekarang. Kemudian pada tahun 1968, Fakta Atlantik Utara NATO
mengadopsi standar tersebut sebagai standar sistem mutu yang disebut sebagai AQAP-1 Allied Quality Publication. Inggris sebagai anggota NATO tidak
mengadopsi keseluruhan standar ini secara utuh, namun sebagian besar persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam MIL-Q-9858A atau AQAP-1
dimasukkan ke dalam standar pertahanan mereka yang diterbitkan pada tahun 1970, dengan nama DEFSTAN 05-08. Perbedaan pokok antara AQAP-1 dan
DEF-STAN 05-08 terletak pada persyaratan sistem mutu untuk desain. Pada tahun 1970-an Inggris mulai sadar bahwa dapat bersaing di pasar
Internasional, Inggris harus dapat menunjukkan konsistensi mutu produk yang dihasilkannya. Untuk itu maka Inggris pada tahun 1979 berhasil menerbitkan
standar sistem mutu BC 5750 British Standard 5750 yang isi dan bentuknya hampir sama dengan ISO 9000 yang sekarang dikenal. Ternyata dalam kurun
waktu sekitar lima tahun standar ini telah diterapkan di banyak industri di Inggris dan telah mampu mengangkat kembali industri Inggris ke tingkat dan layak
sebagai negara maju. Belajar dari pengalaman Inggris ini, maka para anggota ISO International
Organization for Standardization yang bertempat di Genewa, Swiss, pada tahun 1987 menyetujui suatu standar sistem mutu yang sekarang disebut sebagai standar
ISO seri 9000, sebagai standar internasional bidang sistem mutu. Begitu diterbitkan standar ini sangat menarik minat banyak pihak di dunia,
antara lain karena merupakan standar internasional pertama di bidang sistem mutu. Selain itu, standar ini memungkinkan pihak ketiga melakukan penilaian
kemampuan suatu industri untuk memproduksi barang dengan mutu menurut
Universitas Sumatera Utara
42 kriteria-kriteria baku sebagaimana tercantum dalam standar ISO seri 9000
ini. Banyak negara di dunia telah mengadopsinya menjadi standar nasional negaranya, terutama sesudah Masyarakat Ekonomi Eropa mengadopsinya
tahun 1992 menjadi EN 29000. Indonesia sendiri telah mengadopsi standar siitem mutu ISO 9001 : 2000 ini menjadi Standar Nasional Indonesia seri
19-9001-2000 atau SNI seri 19-9001-2000. Di Indonesia juga telah dibentuk suatu badan yang bertugas
mengawasi standarisasi yaitu Badan Standarisasi Nasional BSN yang dibentuk sesuai dengan Keputusan Presiden No. 13 tahun 1997 yang
disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 166 tahun 2000 tentang kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 62 Tahun
2001, merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standarisasi dan penilaian
kesesuaian di Indonesia. Badan ini mengambil alih fungsi dari Dewan Standarisasi Nasional DSN. Kegiatan standarisasi dan penilaian
kesesuaian di berbagai instansi merupakan simpul-simpul potensi nasional yang perlu dikoordinasikan dan disinkronisasikan dalam satu Sistem
Standarisasi Nasional SSN. Pengaturan standarisasi secara nasional ini diperlukan dalam rangka peningkatan keberterimaan produk nasional,
dorongan produktivitas dan daya guna produksi serta menjamin mutu produk atau jasa, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk
danatau jasa di pasar global.
Universitas Sumatera Utara
43 Salah satu misi utama standarisasi adalah melindungi konsumen, tenaga
kerja, dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta berwawasan lingkungan didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun
2000 tentang Standarisasi Nasional. ISO 9001 : 2000 tercatat di Badan Standarisasi Nasional dengan nama SNI-19-9001-2001.
2.2.3.4. Kompetensi