Skala Pengukuran Definisi Operasional Variabel

55 2. Variabel dependen Y atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya perubahan dari variabel bebas yaitu Y kinerja pegawai.

3.6.2. Skala Pengukuran

Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, menurut Sugiyono 2007. Sedangkan tipe skala adalah ordinal, yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan data dari tingkatan “paling rendah” ke tingkatan “paling tinggi” atau sebaliknya, menurut Umar 2008. Indikator-indikator dalam variabel penelitian diukur berdasarkan tanggapan responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang direspon berdasarkan rentang skala 1 – 5 5 = sangat setuju sekali, 1 = sangat tidak setuju makin tinggi skala yang dipilih, makin tinggi persepsi pegawai nilai dari dimensi kinerja.

3.6.3. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada setiap variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang dapat mengukur variabel. Definisi operasional variabel dalam tesis ini adalah : 1. Variabel Bebas independen X sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 dengan sub variabel yaitu : X 1 Kompetensi adalah keahlian, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, X 2 kesadaran, sikap yang dimiliki pegawai berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya serta bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan- tujuan yang telah ditetapkan, X 3 pelatihan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diterima Universitas Sumatera Utara 56 pegawai yang berupa ketrampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Sub variabel X4 infrastruktur, yaitu fasilitas yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi bangunan dan ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses perangkat lunak dan perangkat keras, pelayanan pendukung transportasi dan komunikasi. X5 Lingkungan kerja, yaitu kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi faktor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan. 2. Variabel terikat dependent variabel adalah kinerja pegawai Y, yaitu hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas dari proses pekerjaan pegawai meliputi kemampuan kerja, keandalan dan efektifitas kerja. Operasionalisasi variabel secara lengkap dapat dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Penelitian Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala Pengukuran Kompetensi X1 Keahlian, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai. 1. Keahlian 2. Ketrampilan 3. Pengalaman 1.Pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 2. Pembagian tugas pegawai sesuai dengan keahlian masing-masing pegawai. 3. Lembaga telah menerapkan metode kerja yang standar standar operasional dan prosedur. 4. Penilaian terhadap bobotbeban kerja setiap pegawai dilakukan secara berkala. 5.Pelaksanaan pekerjaan telah sesuai metode kerja yang ditetapkan. 6.Pegawai telah memiliki pengalaman memadai dalam bidang tugasnya . Skala likert Universitas Sumatera Utara 57 Kesadaran X2 sikap yang dimiliki pegawai berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 1. Disiplin 2. Waktu 3. Tanggung jawab 1.Peraturan kepegawaian kerja telah dipatuhi oleh setiap pegawai. 2. Pegawai tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan. 3. Pencatatan waktu kerja waktu masuk dan keluar kantor telah dilaksanakan dengan baik. 4. Pegawai melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku dengan tanggungjawab. Skala likert Pelatihan X3 segala sesuatu yang diterima pegawai yang berupa ketrampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik 1. Materi 2. Evaluasi 3. Tujuan Pelathan 1.Pegawai menerima materi pelatihan sesuai dengan kebutuhannya dan relevan dengan pekerjaan sehari-hari 4. Lembaga melaksanakan evaluasi terhadap perkembangan pegawai setelah mengikuti proses pelatihan. 3.Pegawai meningkat ketrampilannya setelah mengikuti pelatihan yang diberikan lembaga. Skala likert Infrastruktur X4 Infrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap rencana kerja. 1. Gedung dan ruang kerja. 2. Transportasi dan Komunikasi 3. Peralatan kerja, 1. Sarana gedung di LPMP Propinsi Sumatera Utara telah memadai untuk menjalankan aktivitas kerja 2. Pegawai memiliki ruang kerja yang memadai. 3. Pegawai merasa sarana pelayanan pendukung berupa kenderaan dinas, telepon dan jaringan internet telah disediakan oleh lembaga dalam jumlah yang memadai. 4. Pegawai telah memiliki peralatan kerja yang sesuai dengan kebutuhannya dan dalam kondisi baik. 5. Pegawai menguasai kegunaan peralatan dengan baik. 6.Sarana pendukung kerja lainnya telah tersedia sesuai kebutuhan . Skala likert Universitas Sumatera Utara 58 Lingkungan Kerja X5 Tempat untuk melaksanakan pekerjaan dengan suasana yang kondusif sehingga memberikan motivasi dan kenyamanan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. 1. Kenyamanan 2. Kondusif 1. Pegawai telah memiliki lingkungan kerja yang asri dan nyaman. 2. lingkungan kerja telah terjaga kebersihan dan kerapiannya. 3. Pegawai dilindungi keselamatan dan kesehatannya dalam melaksanakan tugas. 4. Hubungan sosial diantara sesama pegawai telah terbina dengan baik. 5. Komunikasi yang baik antara rekan kerja, atasan dengan bawahan membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 6. Pegawai berprestasi diberikan kesempatan promosi ke jabatan yang lebih tinggi. Skala likert Kinerja pegawai Y hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas dari proses pekerjaan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan 1. Kualitas 2. kuantitas 1. Pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang ditentukan lembaga. 2. Kualitas kerja yang dicapai pegawai telah sesuai dengan standar yang ditetapkan 3. Pegawai memiliki kehandalan, kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam melaksanakan tugasnya. 4. Pegawai melaksanakan pekerjaan dengan efektif sesuai dengan target waktu, kualitas dan biaya. 5. Pegawai menggunakan sumber daya yang ada secara efisien untuk mencapai target. 6. Pegawai melaksanakan seluruh tugas sesuai dengan rencana kerja. Skala likert Universitas Sumatera Utara 59

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI LAMPUNG

3 20 86

KINERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DALAM PENJAMINAN MUTU SEKOLAH DASAR:Studi Kasus Pada LPMP Provinsi Jambi.

3 15 56

STUDI TENTANG AKUNTABILITAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN: Pada LPMP Provinsi Riau.

1 3 50

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT,LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH, DAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDID

0 0 9

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SUMATERA BARAT.

0 12 6

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kuasa Pribadi Pemimpin, Sikap Pemimpin Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara

0 0 19

Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROPINSI SUMATERA UTARA

0 1 15