Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
D dependent Variable kinerja pegawai
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Hasil  perhitungan  nilai  Variance  Inflation  Factor  menunjukkan  seluruh variabel  independen  tidak  ada  yang  memiliki  nilai  VIF  lebih  dari  10.  Jadi  dapat
disimpulkan  bahwa  tidak  ada  multikolinieritas  antara  variabel  indipenden  dalam model  regresi,  sehingga  model  regresi  layak  dipakai  untuk  mengetahui  kinerja
pegawai  LPMP  Propinsi  Sumatera  Utara  berdasarkan  masukan  variabel independennya.
4.1.4.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas,
sebaliknya jika
berbeda disebut
heteroskedastisitas, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dengan cara :
a. Pendekatan grafik
grafik  plot  antara  nilai  prediksi  variabel  dependen  dengan  residualnya. Dasar analisisnya :
1  jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur  bergelombang,  melebar,  kemudian  menyempit,  maka  mengindikasikan
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Kompetensi, kesadaran
pelatihan .042
.123 128
2.564 8.099
7.827 Infrastruktur
Lingkungan Kerja .055
.132 8.138
7.585
Universitas Sumatera Utara
Regression Standardized Predicted Value
1 -1
-2
Regression Studentized Residual
3 2
1
-1 -2
Scatterplot Dependent Variable:  kinerja pegawai
telah terjadi heteroskedastisitas, dan 2 jika tidak ada pola  yang jelas, serta titik- titik  menyebar  di  atas  dan  di  bawah  angka  0  pada  sumbu  Y,  maka  tidak  terjadi
heteroskedastisitas. Hasil  pengolahan  data    menggunakan  SPSS  dapat  dilihat  pada  gambar
dibawah ini :
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas
Dari  hasil  pengolahan  data  dengan  menggunakan  SPSS  17,  jelas  terlihat bahwa  pola  penyebaran  titik
– titik di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y tidak membentuk  pola  tertentu  yang  teratur  bergelombang,  melebar,  kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini  berarti  bahwa  persamaan  Analisis  regresi  berganda  terbebas  dari  asumsi
heteroskedastisitas  dan  data  yang  dipergunakan  dalam  penelitian    ini  adalah bersumber dari data yang terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendekatan Statistik Uji Glejser
Tabel 4.13. Hasil Uji Glejser
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -,166
,141 -1,178
,249 Kompetensi
,120 ,112
,791 1,072
,293 Kesadaran
-,027 ,074
-,159 -,368
,716 Pelatihan
,028 ,069
,171 ,402
,690 Infrastruktur
-,071 ,088
-,524 -,809
,425 Lingkungan Kerja
,035 ,050
,287 ,686
,499 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen,  maka  ada  indikasi  terjadi  heteroskedastisitas.  Dari  hasil  tampilan
output  SPSS  pada  tabel  4.13  dengan  jelas  menunjukkan  tidak  satupun  variabel independen  yang  signifikan  secara  statistik  mempengaruhi  variabel  dependen
absolut Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan  5,  jadi  disimpulkan  bahwa  model  regresi  tidak  mengarah  adanya
heteroskedastisitas.
4.1.4.2. Pengujian Hipotesis 4.1.4.2.1.  Persamaan Regresi Berganda
Hipotesis  menyatakan  bahwa  kompetensi  X
1
,  kesadaran  X
2
,  pelatihan X
3
,  infrastruktur  X
4
dan  lingkungan  kerja  X
5
berpengaruh  terhadap  kinerja pegawai Y LPMP Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Hasil Uji Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1,221 ,386
3,163 ,000
Kompetensi ,155
,306 ,180
2,506 ,004
Kesadaran ,196
,203 ,201
1,962 ,000
Pelatihan ,047
,188 ,051
2,249 ,002
Infrastruktur ,621
,241 ,804
2,175 ,000
Lingkungan Kerja ,126
,138 ,185
1,914 ,000
a.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Berdasarkan  Tabel  4.14  di  atas,  maka  persamaan  Analisis  Regresi
Berganda dalam penelitian adalah : Y = 1,221 + 0,155X
1
+ 0,196X
2
+ 0,047X
3
+ 0,621X
4
+ 0, 126X
5.
4.1.4.2.2. Uji Determinasi
Selanjutnya,  untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  variabel  bebas  terhadap variabel terikat adalah dengan menggunakan uji determinasi R berikut :
Tabel 4.15. Hasil Uji Determinasi Model
R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate
1 .922
a
.849 .822
.23918
a.  Predictors : Constant kompetensi,kesadaran,pelatihan,infrastruktur,Lingkungan kerja b.  Dependent variable : Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Dari  Tabel  4.15  di  atas  terlihat  bahwa  nilai  R  Square  =  0.849,  hal  ini berarti  besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah :
K = R Square x 100 = 0.849 x 100 = 84,9.
Universitas Sumatera Utara
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  besarnya  pengaruh  variabel bebas  kompetensi,  kesadaran,  pelatihan,  infrastruktur,  Lingkungan  kerja
terhadap variabel terikat kinerja pegawai adalah 84,9. Dengan kata lain, 84,9 variabel  terikat  kinerja  pegawai  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  bebas
kompetensi,  kesadaran,  pelatihan,  infrastruktur,  Lingkungan  kerja,  sedangkan sisanya  15,1  dijelaskan  oleh  variabel  lain  yang  tidak  dimasukkan  kedalam
penelitian. Sehingga,
model analisis
yang diasumsikan
dapat dipertanggungjawabkan.
4.1.4.2.3. Uji Serempak  Uji Statistik F
Pengaruh  variabel  independen  terhadap  variabel  dependen  diuji  dengan tingkat  kepercayaan  confidence  interval  95    atau
α  =  5  .  hasil  pengujian hipotesis untuk uji serempak bersama-sama adalah :
Tabel 4.16 Uji Serempak Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig.
1 Regression
8.496 5
1.699 31.462
.000
a
Residual 1.507
28 .054
Total 10.003
33 a. Predictors: Constant, Kompetensi,kesadaran dan pelatihan. Infrastruktur dan lingkungan kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Berdasarkan  hasil  pengujian  secara  serempak  pada  Tabel  4.16  diatas, dapat  diketahui  nilai  F
hitung
sebesar  31.462    F
tabel
sebesar  2,61  dan  signifikan 0,000    0.05  dengan
5 
 .  Dengan  demikian  H
o
ditolak  yang  menyatakan kompetensi,  kesadaran,  pelatihan.  Infrastruktur  dan  lingkungan  kerja  secara
serempak tidak berpengaruh terhadap variabel  dependen kinerja pegawai  LPMP Propinsi  Sumatera  Utara.  dan  H
a
diterima  yang  menyatakan  kompetensi,
Universitas Sumatera Utara
kesadaran,  pelatihan,  infrastruktur  dan  lingkungan  kerja  secara  serempak berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  variabel  dependen  kinerja  pegawai
LPMP Propinsi Sumatera Utara.
4.1.4.2.4. Uji Parsial Uji Statistik t
Uji  pengaruh  variabel  independen  kompetensi,  kesadaran,  pelatihan. Infrastruktur  dan  lingkungan  kerja  secara  parsial  individual  terhadap  variabel
dependen  kinerja  pegawai  LPMP  Propinsi  Sumatera  Utara,  dapat  dilihat  pada tabel berikut :
Tabel 4.17 Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
1,221 ,386
3,163 ,000
Kompetensi ,155
,306 ,180
2,506 ,004
Kesadaran ,196
,203 ,201
1,962 ,000
Pelatihan ,047
,188 ,051
2,249 ,002
Infrastruktur ,621
,241 ,804
2,175 ,000
Lingkungan Kerja ,126
,138 ,185
1,914 ,000
a.  Dependent Variable: Kinerja Pegawai Berdasarkan tabel diatas ditunjukkan hasil sebagai berikut  :
a.  Nilai  t-
hitung
untuk  variabel  kompetensi  sebesar  2.506    nilai  t
tabel
1.697 atau nilai sig. t untuk variabel kompetensi sebesar 0.004  alpha 0.05.
b.  a  Nilai  t-
hitung
untuk  variabel  kesadaran  sebesar  1.962    nilai  t
tabel
1.697 atau nilai sig. t untuk variabel kesadaran sebesar 0.000  alpha 0.05
c.  Nilai t-
hitung
untuk variabel pelatihan sebesar 2.249  nilai t
tabel
1.697 atau nilai sig. t untuk variabel pelatihan sebesar 0.002  alpha 0.05
Universitas Sumatera Utara
d.  Nilai t-
hitung
untuk  variabel  infrastruktur sebesar  2.175  nilai  t
tabel
1.697 atau nilai sig. t untuk variabel infrastruktur sebesar 0.000  alpha 0.05
e.  Nilai  t-
hitung
untuk  variabel  lingkungan  kerja  sebesar  1.914    nilai  t
tabel
1.697 atau nilai sig. t untuk variabel lingkungan kerja sebesar 0.000 alpha 0.05
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja pegawai
Hasil regresi menunjukkan bahwa kompetensi bepengaruh positif terhadap kinerja  pegawai,  artinya  apabila  aspek  kompetensi  diterapkan  dengan  baik  maka
akan meningkatkan kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel
kompetensi  X
1
memiliki  nilai  t
hitung
2.506    t
tabel
1.697,  maka  keputusannya adalah  H
ditolak  H
a
diterima.  Artinya  jika  variabel  lain  tidak  berubah  maka secara  parsial  variabel  kompetensi  X
1
berpengaruh  positif  dan  signifikan terhadap kinerja pegawai Y.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel kompetensi berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  kinerja  pegawai  LPMP  Propinsi
Sumatera Utara. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hafni 2004. Hafni menganalisis hubungan kepuasan, kompetensi, kesadaran dan pelatihan dan
loyalitas.  Hasil  temuannya  menyimpulkan  bahwa  kompetensi,  kesadaran  dan pelatihan  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  peningkatan  produktivitas
pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Hasil  penelitian  ini  juga  sejalan  dengan  fenomena  yang  terjadi  di  LPMP Propinsi  Sumatera  Utara,  yaitu  penerimaan  pegawai  berdasarkan  latar  belakang
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lembaga misalnya, tenaga perawat bagi peserta  diklat  di  LPMP  Propinsi  Sumatera  Utara  yang  diterima  pada  tahun  2011
memiliki latar belakang pendidikan D3 Keperawatan.
4.2.2. Pengaruh Kesadaran Terhadap Kinerja pegawai
Hasil  regresi  menunjukkan  bahwa  kesadaran  bepengaruh  positif  terhadap kinerja  pegawai,  artinya  apabila  aspek  kesadaran  diterapkan  dengan  baik  maka
akan meningkatkan kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel
kesadaran  X
2
memiliki  nilai  t
hitung
1.962    t
tabel
1.697,  maka  keputusannya adalah  H
ditolak  H
a
diterima.  Artinya  jika  variabel  lain  tidak  berubah  maka secara  parsial  variabel  kesadaran  X
2
berpengaruh  positif  terhadap  kinerja pegawai Y.
Hasil  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Hafni  2004.  Hafni menganalisis  hubungan  kepuasan,  kompetensi,  kesadaran  dan  pelatihan  dan
loyalitas.  Hasil  temuannya  menyimpulkan  bahwa  kompetensi,  kesadaran  dan pelatihan  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  peningkatan  produktivitas
pegawai. Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel
kesadaran berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara.  Hasil  penelitian  ini  juga  sejalan  dengan  peningkatan  disiplin  terjadi  di
LPMP Propinsi Sumatera Utara,  yaitu mulai Juni tahun 2011 menerapkan sistem absensi finger scan untuk  meningkatkan persentase kehadiran pegawai.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja pegawai
Hasil  regresi  menunjukkan  bahwa  pelatihan  bepengaruh  positif  terhadap kinerja  pegawai,  artinya  apabila  aspek  pelatihan  diterapkan  dengan  baik  maka
akan meningkatkan kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel
pelatihan  X
3
memiliki  nilai  t
hitung
2.249    t
tabel
1.697,  maka  keputusannya adalah  H
ditolak  H
a
diterima.  Artinya  jika  variabel  lain  tidak  berubah  maka secara parsial variabel kesadaran X
3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Y.
Hasil  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Hafni  2004.  Hafni menganalisis  hubungan  kepuasan,  kompetensi,  kesadaran  dan  pelatihan  dan
loyalitas.  Hasil  temuannya  menyimpulkan  bahwa  kompetensi,  kesadaran  dan pelatihan  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  peningkatan  produktivitas
pegawai. Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel
kesadaran  berpengaruh  signifikan  terhadap  kinerja  pegawai  LPMP  Propinsi Sumatera  Utara.  Hasil  peneltian  ini  juga  mendukung    teori  Hamalik  2001
mengatakan  bahwa  fungsi  pelatihan  adalah  memperbaiki  kinerja  performance para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi
ketenagakerjaan  pada  jabatan  yang  lebih  rumit  dan  sulit,  serta  mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Hasil  penelitian  ini  juga  sejalan  dengan  fenomena  yang  terjadi  di  LPMP Propinsi  Sumatera  Utara.  salah  satu  contoh  adalah  pengiriman  pegawai  untuk
mengikuti pelatihan semakin ditingkatkan dan disesuaikan dengan job description sehingga terjadi peningkatan kualitas pegawai.
4.2.4. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Kinerja pegawai
Hasil  regresi  menunjukkan  bahwa  infrastruktur  bepengaruh  positif terhadap  kinerja  pegawai,  artinya  apabila  infrastruktur  yang  tersedia  di  LPMP
Propinsi  Sumatera  Utara  baik  maka  akan  meningkatkan  kinerja  pegawai  LPMP Propinsi Sumatera Utara.
Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel infrastruktur X
4
memiliki nilai t
hitung
2.175  t
tabel
1.697, maka keputusannya adalah  H
ditolak  H
a
diterima.  Artinya  jika  variabel  lain  tidak  berubah  maka secara  parsial  variabel  infrastruktur  X
4
berpengaruh    positif  dan  signifikan terhadap kinerja pegawai Y.
Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel infrastruktur  berpengaruh  signifikan  terhadap  kinerja  pegawai  LPMP  Propinsi
Sumatera Utara. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hafni 2004. Hafni menganalisis hubungan kepuasan, kompetensi, kesadaran dan pelatihan dan
loyalitas.  Hasil  temuannya  menyimpulkan  bahwa  kompetensi,  kesadaran  dan pelatihan  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  peningkatan  produktivitas
pegawai. Hasil peneltian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Hudson,
et  al.1997.  Infrastruktur  didefinisikan  sebagai  sistem  fisik  yang  menyediakan fasilitas  yang  diperlukan  oleh  pegawai  untuk  melaksanakan  tugas  dan  fungsinya
Universitas Sumatera Utara
secara  optimal  meliputi  bangunan,  ruang  kerja,  dan  fasilitas  pendukung  lainnya yang sesuai.
Apabila  dikaitkan  dengan  apa  yang  terjadi  di  LPMP  Propinsi  Sumatera Utara  menunjukkan  bahwa  infrastruktur  telah  tersedia  lebih  baik,  salah  satunya
dibuktikan  dengan  dilakukannya  digitalisasi  perpustakaan  di  bulan  Januari  2012 yang  diharapkan  akan  menambah  kecepatan  pegawai  untuk  melakukan  akses
terhadap  buku-buku  yang  tersedia  sekaligus  meningkatkan  pengetahuan  pegawai maupun peserta pelatihan di LPMP Propinsi Sumatera Utara.
4.2.5. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja pegawai
Hasil  regresi  menunjukkan  bahwa  lingkungan  kerja  bepengaruh  positif terhadap kinerja pegawai, artinya apabila lingkungan kerja yang tersedia di LPMP
Propinsi Sumatera Utara baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Hasil  pengujian  hipotesis  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  variabel
lingkungan  kerja  X
5
memiliki  nilai  t
hitung
1.914    t
tabel
1.697,  maka keputusannya  adalah  H
ditolak  H
a
diterima.  Artinya  jika  variabel  lain  tidak berubah  maka  secara  parsial  variabel  lingkungan  kerja  X
5
berpengaruh  positif dan  signifikan  terhadap  kinerja  pegawai  Y.  Hasil  pengujian  hipotesis  secara
parsial  menunjukkan  bahwa  variabel  lingkungan  kerja  berpengaruh  signifikan terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara
Hasil  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Hafni  2004.  Hafni menganalisis  hubungan  kepuasan,  kompetensi,  kesadaran  dan  pelatihan  dan
loyalitas.  Hasil  temuannya  menyimpulkan  bahwa  kompetensi,  kesadaran  dan pelatihan  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  peningkatan  produktivitas
pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Hasil  peneltian  ini  juga  mendukung  teori Mardiana  2005  “Lingkungan
kerja  adalah  lingkungan  dimana  pegawai  melakukan  pekerjaannya  sehari- hari”.
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai  untuk  dapat  berkerja  optimal.  Pengamatan  peneliti  di  lapangan
menunjukkan  bahwa  setelah  diterapkannya  ISO  9001  :  2008  di  LPMP  Propinsi Sumatera  Utara  telah  menciptakan  lingkungan  kerja  yang  kondusif  untuk
menciptakan  rasa  nyaman  bagi  pegawai  dengan  cara  menciptakan  lingkungan yang  asri  serta  membangun  suasana  kekeluargaan  melalui  kegiatan  keagamaan
dan informal lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.  Kompetensi  mempunyai  pengaruh  yang  positif  dan  signifikan  terhadap
kinerja  pegawai.  Kompetensi  dibentuk  oleh  6  enam  indikator    yaitu pegawai  telah  melaksanakan  tugas  sesuai  dengan  latar  belakang  pendidikan,
pembagian  tugas  sesuai  dengan  keahliannya,  penilaian  bobot  kerja  dilakukan secara  berkala,  lembaga  telah  menerapkan  metode  kerja  yang  standar,
pelaksanaan pekerjaan telah sesuai metode kerja yang ditetapkan dan pegawai telah  memiliki  pengalaman  yang  memadai  memberikan  pengaruh  yang  kuat
terhadap kinerja pegawai. dimana semakin tinggi  k o m p e t en si ,   maka  akan semakin  tinggi pula ki nerj a pegawai .
2.  Kesadaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai. Kesadaran  dibentuk  oleh  empat  indikator  yaitu  disiplin  dan  etika  kerja
telah dipatuhi oleh setiap pegawai, pegawai tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan, pencatatan waktu kerja telah dilaksanakan, pegawai melaksanakan
tugasnya dengan tanggungjawab, memberikan  pengaruh  yang positif terhadap kinerja  pegawai  dimana  semakin  baik  k e s a da r a n   pegawai,   maka  akan
semakin  tinggi pula kinerja pegawai. 3.  Pelatihan  mempunyai  pengaruh  yang  positif  terhadap  kine rja  pegawai.
Pelatihan  dibentuk  oleh  tiga  indikator  yaitu  pegawai  telah  menerima materi  pelatihan  yang  sesuai  dengan  kebutuhannya,  telah  dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
92 4.  evaluasi terhadap perkembangan pegawai setelah pelatihan dan pegawai telah
meningkat ketrampilannya setelah mengikuti pelatihan memberikan  pengaruh yang kuat terhadap kinerja pegawai dimana semakin baik  p e l a t i h an ,   maka
akan semakin  tinggi pula kinerja pegawai. 5.  infrastruktur  mempunyai  pengaruh  yang  positif  terhadap  kinerja
pegawai. infrastruktur dibentuk oleh enam indikator  yaitu sarana gedung telah memadai untuk menjalankan aktivitas, pegawai memiliki ruang kerja dan
fasilitas  yang  memadai,  sarana  pelayanan  pendukung  transportasi  dan komunikasi  telah  tersedia,  pegawai  memiliki  peralatan  kerja  yang  sesuai
dengan kebutuhannya, pegawai telah menguasai kegunaan peralatan, computer dan  sarana  pendukung  lainnya  telah  tersedia  sesuai  kebutuhan  memberikan
pengaruh  yang  kuat  terhadap  kinerja  pegawai  dimana  semakin  baik i n f r as t r u kt ur ,   maka  akan semakin  tinggi pula  kinerja pegawai.
6.  lingkungan  kerja  mempunyai  pengaruh  yang  positif  terhadap  kinerja pegawai.  Lingkungan  kerja  dibentuk  oleh  enam  indikator  yaitu
lingkungan  kerja  yang  asri  dan  nyaman,  lingkungan  kerja  terjaga  kebersihan dan  kerapiannya,  hubungan  sosial  diantara  sesama  pegawai  telah  terbina,
pegawai  yang berprestasi  diberikan kesempatan  promosi  jabatan, komunikasi yang  baik  antara  rekan  kerja,  atasan  dan  bawahan  membantu  kelancaran
pekerjaan,  melindungi  keselamatan  dan  kesehatan  pegawai  dalam melaksanakan  tugasnya    memberikan  pengaruh  yang  positif  terhadap  kinerja
pegawai  dimana  semakin  baik  l i n gk u n ga n   ke r j a ,   maka  akan  semakin tinggi  pula kinerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
93
6.2. Saran