53
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian Arikunto, 2006. Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi Arikunto, 2006. Populasi penelitian ini adalah Seluruh pegawai
LPMP Sumatera Utara yang berjumlah 134 orang. Menurut Arikunto 2006, apabila subjeknya kurang dari 100, sampel lebih baik diambil semuanya.
Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15 atau 20 - 25 atau lebih. Subjek dari penelitian ini lebih besar dari
100 maka sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 25 dari jumlah populasi. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 25 x 134 orang =
33,5 orang, dibulatkan keatas menjadi 34 orang. Untuk menentukan pegawai yang dijadikan responden penelitian
dilakukan dengan teknik pengambilan sampel acak random sederhana, yakni dimana seluruh elemen memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel Kuncoro, 2003, dalam hal ini seluruh pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1.
Kuisioner, yaitu daftar pertanyaan yang diajukan penulis kepada pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara, di Jl. Bunga Raya No.96 Asam Kumbang
Medan, yang dipilih menjadi responden.
Universitas Sumatera Utara
54 2.
Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang sudah tersedia tentang hal- hal yang berkaitan dengan penelitian, dokumen-dokumen ISO 9001:2008.
3.5. Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh melalui menyebarkan
kuesioner yang terpilih sebagai responden yaitu pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara dan wawancara Interview langsung dengan bagian
kepegawaian LPMP Propinsi Sumatera Utara.
2. Data sekunder yang diperoleh dari LPMP Propinsi Sumatera Utara berupa standar pedoman kerja LPMP Propinsi Sumatera Utara dan data lain yang
relevan dengan penelitian ini.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Identifikasi Variabel
Berdasarkan perumusan masalah, kerangka berfikir dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel independen X atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya perubahan pada variabel
terikat, untuk hipotesis penelitian ini yaitu : sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dengan variabel yaitu : X
1
Kompetensi, X
2
kesadaran, X
3
pelatihan, X
4
infrastrukutur dan X
5
lingkungan kerja.
Universitas Sumatera Utara
55 2. Variabel dependen Y atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya perubahan dari variabel bebas yaitu Y kinerja pegawai.
3.6.2. Skala Pengukuran
Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, menurut Sugiyono
2007. Sedangkan tipe skala adalah ordinal, yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan data dari tingkatan “paling rendah” ke tingkatan “paling tinggi” atau
sebaliknya, menurut Umar 2008. Indikator-indikator dalam variabel penelitian diukur berdasarkan tanggapan responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner yang direspon berdasarkan rentang skala 1 – 5 5 = sangat setuju sekali,
1 = sangat tidak setuju makin tinggi skala yang dipilih, makin tinggi persepsi pegawai nilai dari dimensi kinerja.
3.6.3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada setiap variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional
yang dapat mengukur variabel. Definisi operasional variabel dalam tesis ini adalah :
1. Variabel Bebas independen X sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 dengan sub variabel yaitu : X
1
Kompetensi adalah keahlian, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, X
2
kesadaran, sikap yang dimiliki pegawai berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya serta
bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan- tujuan yang telah ditetapkan, X
3
pelatihan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diterima
Universitas Sumatera Utara
56 pegawai yang berupa ketrampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan
aktivitas kerja agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Sub variabel X4 infrastruktur, yaitu fasilitas yang mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi bangunan dan ruang kerja, dan fasilitas yang
sesuai, peralatan proses perangkat lunak dan perangkat keras, pelayanan pendukung transportasi dan komunikasi. X5 Lingkungan kerja, yaitu
kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi faktor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan.
2. Variabel terikat dependent variabel adalah kinerja pegawai Y, yaitu hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas dari proses pekerjaan pegawai
meliputi kemampuan kerja, keandalan dan efektifitas kerja. Operasionalisasi
variabel secara lengkap dapat dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Dimensi Indikator
Skala Pengukuran
Kompetensi X1 Keahlian, pengalaman
dan keterampilan yang dimiliki oleh pegawai.
1. Keahlian
2. Ketrampilan
3. Pengalaman 1.Pegawai melaksanakan
tugas sesuai
dengan latar
belakang pendidikannya.
2. Pembagian tugas pegawai sesuai dengan keahlian
masing-masing pegawai.
3.
Lembaga telah
menerapkan metode kerja yang standar
standar operasional dan prosedur.
4. Penilaian terhadap
bobotbeban kerja setiap pegawai dilakukan secara
berkala. 5.Pelaksanaan
pekerjaan telah sesuai metode kerja
yang ditetapkan. 6.Pegawai telah memiliki
pengalaman memadai
dalam bidang tugasnya .
Skala likert
Universitas Sumatera Utara
57
Kesadaran X2 sikap yang dimiliki
pegawai berkaitan
dengan tugas
yang menjadi
tanggung jawabnya.
1. Disiplin 2. Waktu
3. Tanggung jawab
1.Peraturan kepegawaian kerja telah dipatuhi oleh
setiap pegawai. 2. Pegawai tepat waktu
dalam melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan.
3. Pencatatan waktu kerja waktu
masuk dan
keluar kantor
telah dilaksanakan
dengan baik.
4. Pegawai melaksanakan
tugasnya sesuai
ketentuan yang berlaku dengan tanggungjawab.
Skala likert
Pelatihan X3 segala sesuatu yang
diterima pegawai yang berupa
ketrampilan, keahlian
dan pengetahuan
berdasarkan aktivitas
kerja untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik
1. Materi
2. Evaluasi
3. Tujuan
Pelathan 1.Pegawai
menerima materi pelatihan sesuai
dengan kebutuhannya
dan relevan
dengan pekerjaan sehari-hari
4. Lembaga melaksanakan
evaluasi terhadap
perkembangan pegawai setelah
mengikuti proses pelatihan.
3.Pegawai meningkat
ketrampilannya setelah mengikuti
pelatihan yang
diberikan lembaga.
Skala likert
Infrastruktur X4
Infrastruktur yaitu
fasilitas yang
mendukung guna
kelancaran pelaksanaan pekerjaan
untuk mencapai
kesesuaian terhadap
rencana kerja. 1.
Gedung dan ruang kerja.
2. Transportasi
dan Komunikasi
3. Peralatan
kerja, 1.
Sarana gedung di LPMP Propinsi
Sumatera Utara telah memadai
untuk menjalankan
aktivitas kerja 2.
Pegawai memiliki ruang kerja yang memadai.
3. Pegawai merasa sarana
pelayanan pendukung
berupa kenderaan dinas, telepon dan jaringan
internet telah disediakan oleh lembaga dalam
jumlah yang memadai.
4. Pegawai telah memiliki
peralatan kerja yang sesuai
dengan kebutuhannya
dan dalam kondisi baik.
5.
Pegawai menguasai kegunaan peralatan
dengan baik.
6.Sarana pendukung kerja lainnya telah tersedia
sesuai kebutuhan
.
Skala likert
Universitas Sumatera Utara
58
Lingkungan Kerja X5
Tempat untuk
melaksanakan pekerjaan
dengan suasana yang kondusif
sehingga memberikan motivasi
dan kenyamanan pegawai
dalam melaksanakan
pekerjaan. 1. Kenyamanan
2. Kondusif 1. Pegawai telah memiliki
lingkungan kerja yang asri dan nyaman.
2. lingkungan kerja telah terjaga kebersihan dan
kerapiannya. 3. Pegawai
dilindungi keselamatan
dan kesehatannya
dalam melaksanakan tugas.
4. Hubungan sosial
diantara sesama
pegawai telah terbina dengan baik.
5. Komunikasi yang baik antara
rekan kerja,
atasan dengan bawahan membantu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
6. Pegawai
berprestasi diberikan
kesempatan promosi ke jabatan yang
lebih tinggi. Skala likert
Kinerja pegawai Y
hasil kerja
secara kualitas
maupun kuantitas dari proses
pekerjaan pegawai
dalam melaksanakan
pekerjaan 1. Kualitas
2. kuantitas 1. Pegawai melaksanakan
tugas sesuai
dengan standar yang ditentukan
lembaga. 2. Kualitas
kerja yang
dicapai pegawai telah sesuai dengan standar
yang ditetapkan 3. Pegawai
memiliki kehandalan, kecepatan,
ketepatan dan ketelitian dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Pegawai melaksanakan pekerjaan
dengan efektif sesuai dengan
target waktu, kualitas dan biaya.
5. Pegawai menggunakan sumber daya yang ada
secara efisien untuk mencapai target.
6. Pegawai
melaksanakan seluruh
tugas sesuai
dengan rencana kerja.
Skala likert
Universitas Sumatera Utara
59
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur variabel yang diteliti. Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur
Construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Pengujian validitas kuisioner dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruk atau variable. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menentukan apakah alat ukur dapat
mengukur dan dapat mengungkapkan secara tepat dan akurat apa yang akan diukur. Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat dapat mengukur dengan tepat variabel-variabel yang ditentukan.
3.7.1. Uji Validitas
Uji Validitas, bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid atau tidak. menurut
Gulo 2005 menyatakan bahwa “Apabila validitas setiap jawaban yang diperoleh ketika memberikan daftar pertanyaan lebih besar
dari 30, maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”. Pada penelitian ini, dilakukan uji coba dengan memberikan kuisioner
kepada 34 orang pegawai LPMP sebagai responden namun tidak termasuk sebagai sampel, yang diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kuisioner.
Universitas Sumatera Utara
60
3.7.1.1. Uji Validitas Indikator Variabel Kompetensi
Uji validitas terhadap indikator variabel kompetensi memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel Kompetensi Butir
r-hitung r-tabel
Keterangan
Butir 1 ,897
0,339 Valid
Butir 2 ,939
0,339 Valid
Butir 3 ,411
0,339 Valid
Butir 4 ,711
0,339 Valid
Butir 5 ,781
0,339 Valid
Butir 6 ,897
0,339 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas diperoleh bahwa hasil pengujian indikator variable kompetensi memiliki nilai r-
hitung
r-
tabel
0, 339. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator tentang kompetensi adalah valid sehingga
dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.1.2. Uji Validitas Indikator Variabel Kesadaran
Uji validitas terhadap indikator variabel kesadaran memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel Kesadaran Butir
r-hitung r-tabel
Keterangan
Butir 1 ,834
0,339 Valid
Butir 2 ,683
0,339 Valid
Butir 3 ,511
0,339 Valid
Butir 4 ,579
0,339 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas diperoleh bahwa hasil pengujian indikator variabel kesadaran memiliki nilai r-
hitung
r-
tabel
0, 339. Dengan demikian dapat
Universitas Sumatera Utara
61 disimpulkan bahwa seluruh indikator tentang kesadaran adalah valid sehingga
dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.1.3. Uji Validitas Indikator Variabel Pelatihan
Uji validitas terhadap indikator variabel pelatihan memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pelatihan Butir
r-hitung r-tabel
Keterangan
Butir 1 ,624
0,339 Valid
Butir 2 ,620
0,339 Valid
Butir 3 ,347
0,339 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas diperoleh bahwa hasil pengujian indikator variabel pelatihan memiliki nilai r-
hitung
r-
tabel
0, 339. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator tentang pelatihan adalah valid sehingga
dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.1.4. Uji Validitas Indikator Variabel Infrastruktur
Uji validitas terhadap indikator variabel Infrastruktur memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel Infrastrukutur Butir
r-hitung r-tabel
Keterangan
Butir 1 ,940
0,339 Valid
Butir 2 ,848
0,339 Valid
Butir 3 ,940
0,339 Valid
Butir 4 ,848
0,339 Valid
Butir 5 ,940
0,339 Valid
Butir 6 ,940
0,339 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas diperoleh bahwa hasil pengujian indikator variabel infrastruktur memiliki nilai r-
hitung
r-
tabel
0, 339. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
62 dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator tentang infastruktur adalah valid
sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.1.5. Uji Validitas Indikator Variabel Lingkungan Kerja
Uji validitas terhadap indikator variabel lingkungan kerja memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel Lingkungan Kerja Butir
r-hitung r-tabel
Keterangan
Butir 1 ,685
0,339 Valid
Butir 2 ,763
0,339 Valid
Butir 3 ,860
0,339 Valid
Butir 4 ,612
0,339 Valid
Butir 5 ,778
0,339 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas diperoleh bahwa hasil pengujian variabel lingkungan kerja memiliki nilai r-
hitung
r-
tabel
0, 339. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator tentang lingkungan kerja adalah valid.
3.7.1.6. Uji Validitas Indikator Variabel Kinerja Pegawai
Uji validitas terhadap indikator variabel kinerja pegawai memperlihatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel Kinerja Pegawai Butir
r-hitung r-tabel
Keterangan
Butir 1 ,893
0,339 Valid
Butir 2 ,483
0,339 Valid
Butir 3 ,893
0,339 Valid
Butir 4 ,893
0,339 Valid
Butir 5 ,893
0,339 Valid
Butir 6 ,438
0,339 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.7 di atas diperoleh bahwa hasil pengujian indikator variable kinerja pegawai memiliki nilai r-
hitung
r-
tabel
0, 339. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
63 dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator tentang kepuasan nasabah adalah valid
sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengukuran memberikan hasil yang konsisten. Perkiraan dalam penelitian ini akan digunakan
Cronbach’s Alpha, yang menunjukan bagaimana tingginya butir-butir kuesioner berkorelasi dan berhubungan. Reliabilitas yang baik untuk indikator penelitian
menurut Malhotra 2004 adalah 0,6. Uji reliabilitas yang dilakukan terhadap penelitian memperlihatkan hasil sebagai berikut ;
Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Variabel
Cronbachs Alpha Keterangan
Kompetensi 0.867
Reliabel
Kesadaran 0.759
Reliabel
Pelatihan 0.773
Reliabel
Infrastruktur 0.956
Reliabel
Lingkungan Kerja 0.849
Reliabel
Kinerja Pegawai 0.841
Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Berdasarkan Tabel 3.8 di atas diperoleh hasil bahwa pengujian seluruh variabel penelitian memiliki nilai
Cronbach’s Alpha 0.60. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator pertanyaan tentang variabel penelitian seperti kompetensi, kesadaran, pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja dan
kinerja pegawai adalah reliable, sehingga seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian.
3.8. Metode Analisis Data 3.8.1 Model Analisis Regresi Berganda
Universitas Sumatera Utara
64 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Malhotra 2004 menyatakan bahwa analisis regresi berganda digunakan untuk melihat adanya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas
dengan variabel terikat. Regresi berganda digunakan untuk tujuan prediksi seberapa besar pengaruh signifikansi variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan analisis statistik multivariate
dengan menggunakan program SPSS. Analisa statistik yang akan dilakukan
adalah multiple regression analysis analisis regresi berganda. Analisis regresi
berganda dilakukan untuk menguji hubungan dari tiap hipotesis yang diajukan. Analisis ini juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas dapat
menjelaskan variabel terikat dengan melihat koefisien determinasinya. Berdasarkan kerangka konseptual penelitian yang dibentuk dalam sub model
penelitian, maka diperoleh model regresi seperti dibawah ini :
Regresi Sub Model Penelitian :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ e Dimana,
Y = variabel terikat kinerja pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Sumatera Utara
a = Konstanta b
1
…b
5,
= koefisien regresi dari variabel independen X
1 ....
X
5
X
1
= kompetensi X
2
= kesadaran X
3
= pelatihan
Universitas Sumatera Utara
65 X
4
= infrastruktur X
5
= lingkungan kerja e
= error of term
3.8.2 Uji Serempak Uji F
Pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari semua variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebasnya. Pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau error = 5 .
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak bersama-sama adalah : 1. H
o
: b
1
= 0 : kompetensi, kesadaran, pelatihan, Infrastruktur dan lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sumatera Utara.
2. H
1
: b
1
≠ 0 : kompetensi, kesadaran, pelatihan, Infrastruktur dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai
pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sumatera Utara. Hasil pengujian signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi
yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak dan H
1
diterima, tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H
diterima, dan H
1
ditolak.
3.8.3. Uji t partial test
Uji t dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk pengujian
Universitas Sumatera Utara
66 signifikansi ini, nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat
keyakinan dan derajat kebebasan degree of freedom tertentu. Sehingga secara parsial kriteria pengujiannya adalah :
3. H :
β
1
= 0 Tidak terdapat pengaruh kompetensi, kesadaran, pelatihan, infrastruktur dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Propinsi Sumatera Utara.
4. H
1
: β
1
≠ 0 Terdapat pengaruh kompetensi, kesadaran, pelatihan, infrastruktur dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Propinsi Sumatera Utara.
Pengujian signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima, tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H diterima, dan H
1
ditolak. Pengujian hipotesis secara simultan maupun parsial dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data software Statistical
Package for Social Sciences SPSS 17.
3.9 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak. Dalam penelitian ini
akan dilakukan pengujian asumsi klasik sebagai berikut :
3.9.1 Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
67 Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. i. Analisis Grafik
Dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Kriteria pengambilan keputusan : Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.
Hal ini berarti data berdistribusi normal. ii.Uji Statistik
Uji statistik digunakan untuk menguji normalitas residual yang dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov K-S.
Kriteria pengambilan keputusan uji Kolmogorov-Smirnov K-S: Jika nilai signifikansi variable residual lebih kecil dari alpha 10 maka
dikatakan data tidak berdistribusi normal, sedangkan nilai signifikansi variable residual lebih besar dari alpha 10 maka data berdistribusi normal.
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
68 Menurut Santoso 2001, model regresi yang baik tidak menghendaki
adanya masalah multikolinieritas. Dikatakan bebas dari multikolinieritas dengan melihat Variance Inflation Factor VIF dengan pedoman sebagai berikut :
a. Jika VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. b. Jika VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual ke residual lain tetap maka disebut homokedastititas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam
regresi linier dapat digunakan residual yang berupa grafik, dengan dasar pengambilan keputusan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas Santoso 2001.
Kriteria pengambilan keputusan berikutnya adalah uji Glejser yang dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut
residualnya Gulo, 2004. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya.
Universitas Sumatera Utara
69 Pengujian-pengujian di atas dilakukan dengan software pengelolahan data
Statistical Package for Social Sciences SPSS dengan versi 17.0.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum LPMP Propinsi Sumatera Utara
4.1.1.1. Sejarah LPMP Propinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
70 Keadaan pendidikan pada awal kemerdekaan membutuhkan adanya
lembaga yang dapat menangani masalah tersebut. Hal ini merupakan tonggak awal pendirian Balai Penataran Guru BPG di indonesia. Dibentuknya Balai
Penataran Guru berawal dari Keputusan Mendikbud yang saat itu masih dijabat oleh Prof.Syarif Thayeb No.0116O1977 tentang kedudukan, tugas, fungsi,
susunan organisasi dan tata kerja Balai Penataran Guru nasional dan regional. BPG nasional dan BPG regional bertanggung jawab secara teknis edukatif kepada
Direktur Pendidikan Guru dan tenaga teknik dan secara administrasi kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan setempat.
Pada saat itu terbentuk 3 BPG nasional di Yogyakarta untuk matematika, Malang untuk IPS, dan di Jakarta untuk bahasa. Selain BPG nasional dibentuk
juga 6 enam BPG regional yaitu di Medan, Padang, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Ujung Pandang. Tanggal 1 Oktober 1977 dikeluarkan lagi
keputusan Mendiknas No.0438aO1977 tentang pembentukan 4 empat BPG regional yaitu Ambon Bandung, Banjarmasin, Palembang.
Pada tanggal 23 Juni 1978 Menteri Pendidikan dan kebudayaan Dr.Daoed Joesoef menetapkan perubahan nama BPG regional menjadi BPG dan BPG
nasional menjadi PPPG Pusat Pengembangan Penataran Guru. Untuk
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan keputusan tersebut Mendiknas menurunkan keputusan menteri No. 0181O1979 tanggal 20 Agustus 1979 tentang 1 Pengalihan BPG
regional menjadi BPG;2 Segala milik dan hutang-piutang eks-BPG regional menjadi milik BPG;3 Pengangkatan pimpinan dan pegawai menjadi ketetapan
sendiri. Bersamaan dengan surat keputusan ini dilampirkan pembentukan 2 BPG baru yaitu BPG Denpasar dan BPG Manado. Dalam upaya meningkatkan kinerja
dan memperkaya fungsi dari BPG, Menteri Pendidikan dan kebudayaan Prof. Fuad Hassan mengeluarkan SK No.0240aO1991 pada tanggal 22 Mei 1991
tentang perumusan kembali organisasi dan tata kerja BPG serta penambahan 15 BPG sehingga jumlahnya menjadi 27 BPG yang terdapat di setiap propinsi.
Pada tanggal 3 Oktober 2000 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Deputi Bidang Kelembagaan Suryanto Suryokusumo memberikan surat
edaran tentang daftar inventarisasi unit pelayanan teknis UPT Departemen dan lembaga pemehrintah non departemen. Daftar tersebut memuat tentang UPT yang
akan diserahkan ke daerah dan yang tetap menjadi UPT Departemen, dimana UPT BPG masih berada di bawah Ditjen Dikdasmen dan tidak diserahkan ke daerah.
Surat edaran ini dipertegas oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Marsillam Simandjuntak pada tanggal 26 februari 2001 tentang daftar instansi
vertikal dan unit pelayanan teknis di lingkungan departemen dan lembaga pemerintah non departemen. Tanggal 30 Juli 2001 Menteri Pendidikan Nasional
Yahya A Muhaimin mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Gubernur di Indonesia bahwa UPT BPG tidak termasuk UPT yang diserahkan kepada daerah
dan BPG diprogramkan untuk menjadi LPMP dengan tugas pokok dan fungsi diperluas.
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.2. Lahirnya LPMP Propinsi Sumatera Utara
Pelaksanaan desentralisasi pemerintah seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah menciptakan
berbagai tuntutan dari masyarakat tentang peningkatan mutu pendidikan. Untuk menanggulangi kemungkinan adanya ketidak-seragaman standar pelayanan
minimal dan standar pencapaian kinerja pendidikan di daerah dalam pelaksanaan otonomi pendidikan. Untuk mengatasi masalah tersebut , Dr.Ir.Indra Djati Sidi
selaku Direktur jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengusulkan tentang pengembangan tugas dan fungsi BPG menjadi Lembaga Pengendali Mutu
Pendidikan. Hal ini diperkuat dengan pemberian disposisi kepada Direktur Tenaga Kependidikan Soewondo MS pada tanggal 31 Oktober 2001. Seiring beralih
fungsi menjadi Lembaga Pendidikan Penjamin Mutu Pendidikan LPMP Propinsi Sumatera Utara melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 087O2003 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.
Berlakunya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional dan peraturan turunanya, Peraturan
pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengisyaratkan perlunya upaya akselerasi terhadap peningkatan mutu pendidikan
nasional. Sehubungan dengan itu maka dilakukan refungsionalisasi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan menjadi Lembga Penjaminan Mutu Pendidikan
melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang ditetapkan pada 13 februari 2007. Keberadaan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan secara jelas ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
dengan permendiknas Nomor 7 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga penjaminan Mutu Pendidikan.
Dampak dari legalitas formal tersebut, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan LPMP Propinsi Sumatera Utara pun berubah menjadi Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sumatera Utara pun berubah menjadi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sumatera Utara LPMP Propinsi
Sumatera Utara dengan wilayah kerja Propinsi Sumatera Utara . LPMP Propinsi Sumatera Utara sebagai unit pelaksana teknis Depdiknas tetap berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PMPTK Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 Tahun 2005 tentang Pembinaan UPT P3G, LPMP dan BPPLSP.
Semenjak tahun 2010 LPMP berada di bawah badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan BPSDMP
dan PMP Kementerian Pendidikan Nasional. Keberadaan LPMP Propinsi Sumatera Utara dilandasi dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 7
tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP. Kata “Penjaminan” ini tentunya memiliki makna yang luas. Selanjutnya
dalam pasal 2 peraturan ini disebutkan juga bahwa LPMP memiliki tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah, dengan
melaksanakan fungsi pemetaan mutu pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah ,serta fasilitasi sumber
daya pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam
Universitas Sumatera Utara
penjaminan mutu pendidikan. Keseluruhan program dirancang untuk perbaikan dan peninngkatan mutu pendidikan.
Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan. Terlaksananya
sisitem pendidikan nasional khususnya penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan
dunia usaha dengan semboyan mutu adalah tanggung jawab bersama. Tahapan penjaminan mutu pendidikan dimulai dari pengumpulan data, analisis, pelaporan
dan rekomendasi serta peningkatan mutu pendidikan yang mengacu kepada acuan mutu pendidikan yakni standar pelayanan minimal dalam bidang pendidikan,
standar nasional pendidikan dan capaian pendidikan yang melampaui standar nasional pendidikan.
Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan meliputi jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, jenis pendidikan umum dan kejuruan serta
jenjang pendidikan dasar samapai pendidikan tinggi. Karakteristik khusus yang dimiliki oleh masing-masing jalur, jenis dan jenjang tersebut memberikan
implikasi terhadap beragamnya peran dan tanggung jawab dalam penjaminan mutu pendidikan. Pendidikan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola
penjaminan mutu pendidikannya, sementara jenjang pendidikan dasar dan menengah tanggunng jawab pelaksanaanya di bawah kewenangannya pemerintah
kabupatenkotapropinsi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.63 tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu Pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya tersebut, LPMP Propinsi Sumatera Utara telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem
Manajemen Mutu. Dengan sertikat tersebut, LPMP Propinsi Sumatera Utara telah mendapat pengakuan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya terutama
fasilitasi penjaminan mutu pendidikan. LPMP memiliki Visi Menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan terdepan dan profesional, bersandar pada nilai luhur
indonesia mensiasati era global. LPMP juga memiliki Misi meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan Propinsi Sumatera Utara
berdasarkan nilai-nilai pancasila dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memberi bantuan supervisi bimbingan, arahan, saran dan bantuan teknis
pendidikan. Melakukan penjaminan mutu pendidikan melalui pemetaan, pengukuran, pengkajian, perbaikan, peningkatan serta penilaian mutu sumber
daya pendidikan dasar dan menengah. Adapun tujuan LPMP adalah : 1. Meningkatkan mutu dan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan
agar mampu berperan serta mengawal terlaksananya Standar Nasional Pendidikan.
2. Memfasilitasi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dan Pemerintah KabupatenKota di Sumatera Utara dalam upaya meningkatkan profesionalitas
pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Menyediakan informasi mutu pendidikan serta informasi mutu pendidik dan
tenaga kependidikan dalam rangka mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat keberadaan LPMP di Propinsi Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Teknis Pusat adalah :
1. Untuk memfasilitasi pemerintah daerah maupun satuan pendidikan dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan
2. Memberikan rekomendasi upaya peningkatan mutu pendidikan baik pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.
3. Memberikan bantuan teknis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di kabupatenkota.
4.1.1.3. Tugas pokok dan fungsi LPMP
Tugas pokok dan fungsi LPMP mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
LPMP meliputi : 1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau
bentuk lain yang sederajat ; 2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informsi mutu pendidikan dasar
dan menengah, termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat 3. Supervisi satuan pendidikan dasr dan menengah termasuk TK, RA atau
bentuk lain yang sederajat dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional;
4. Fasilitasi sumber daya pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah, termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat dalam
penjaminan mutu pendidikan;
Universitas Sumatera Utara
5. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP.
4.1.1.4. Struktur Organisasi LPMP Propinsi Sumatera Utara
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 tahun 2007 tanggal 12 Februari 2007 LPMP mempunyai tugas melaksanakan
penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, LPMP memiliki fungsi sebagai berikut : a. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah,
b. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah,
c. Supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah dalam pencapaian standar mutu pendidikan nasional,
d. Fasilitasi sumber daya pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan, dan
e. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP. Susunan organisasi LPMP Sumatera Utara terdiri atas : Kepala, Sub
Bagian Umum, Seksi Program dan Sistem Informasi, Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi, Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan, dan Kelompok
Jabatan Fungsional. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, ketatalaksanaan, dan
kerumahtanggaan LPMP Propinsi Sumatera Utara Seksi Program dan Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan penyusunan program, pengembangan
dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi mempunyai tugas melakukan pemetaan, analisis dan supervisi penjaminan mutu satuan pendidikan dalam
pencapaian standar mutu pendidikan nasional. Seksi fasilitasi sumber daya pendidikan mempunyai tugas melakukan fasilitasi sumberdaya pendidikan
terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan. Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang tugasnya. Struktur organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP Propinsi Sumatera
Utara dapat dilihat secara lengkap dalam lampiran.
4.1.2. Karakteristik Responden
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner secara langsung di LPMP Propinsi Sumatera Utara yang ada di kota Medan sebanyak 34
buah. Dari keseluruhan 34 kuisioner yang disebar seluruhnya telah diisi dan dikembalikan untuk kemudian dilakukan pengolahan data, dengan demikian
jumlah responden adalah 34 orang.
4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambaran umum responden berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 23
67,6 67,6
67,6 perempuan
11 32,4
32,4 100.0
Total 34
100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini menunjukkan, sebanyak 23 orang 67,6 adalah pria, sedangkan sebanyak 11
orang 32,4 adalah wanita.
4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Gambaran umum responden berdasarkan Usia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Vali 30
2 5.9
5.9 5.9
30-40 11
32.4 32.4
38.2 40-50
12 35.3
35.3 73.5
50 9
26.5 26.5
100.0
Total 34
100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia antara 40 - 50 tahun yaitu sebanyak 12 orang 35.30, disusul yang berusia 30 -
40 tahun sebanyak 11 orang 32.4 dan yang berusia diatas atau 50 tahun sebanyak 9 orang 26.5. Sedangkan yang berusia dibawah atau 30 tahun
sebanyak 2 orang 5.9.
4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambaran umum responden berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SLTA
4 11.8
11.8 11.8
Diploma 2
5.9 5.9
17.6 S-1
18 52.9
52.9 70.6
S-2 10
29.4 29.4
100.0
Total 34
100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berasal dari tingkat pendidikan S-1 sebanyak 18 orang 52,9, sedangkan sisanya berasal
dari tingkat pendidikan S-2 sebanyak 10 orang 29,4, SLTA sederajat sebanyak 4 orang 11,8.dan Diploma sebanyak 2 orang 5,9.
4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Gambaran umum responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja tahun Frequenc
y Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1 sd 10
15 44.1
44.1 44.1
11 sd 20 4
11.8 11.8
55.9 21 sd 30
10 29.4
29.4 85.3
30 5
14.7 14.7
100.0
Total 34
100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja 1 sd 10 tahun sebanyak 15 orang 44,1, sedangkan sisanya telah bekerja
selama 21 sd 30 tahun sebanyak 10 orang 29,4, 11 sd 20 tahun sebanyak 4 orang 11.4. dan 30 tahun sebanyak 5 orang 14.7.
4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif 4.1.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan individualorang perorangan untuk mengerjakan suatu tugaspekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan sikap, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan. Penjelasan
Universitas Sumatera Utara
responden Atas kompetensi, ditunjukkan oleh beberapa indikator. Penjelasan indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Penjelasan responden atas pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan
latar belakang pendidikannya. responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju
44,1 dan sangat setuju 44,1, Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa bahwa diperlukan kesesuaian antara pekerjaan dengan keahlian pegawai
dengan alasan bahwa agar setiap pelaksanaan pekerjaan berlangsung dengan baik dan terhindar dari kegagalan.
Penjelasan responden atas pembagian tugas pegawai sesuai dengan dengan keahlian masing-masing pegawai responden menjawab ragu-ragu 5,9, setuju
47,1, sangat setuju 47,1, hal ini menunjukkan bahwa responden merasa uraian jabatan saat ini belum sesuai dengan keahlian pegawai dengan alasan
bahwa setiap jabatan memerlukan keahlian yang spesifik. Penjelasan responden atas lembaga menerapkan metode kerja yang standar
standar operasional dan prosedur. Responden menjawab ragu-ragu 17,6, setuju 26,5, dan sangat setuju 55,9, hal ini menunjukkan bahwa responden
merasa standar operasional perlu disusun atas setiap kegiatan yang dilaksanakan. Penjelasan responden atas penilaian terhadap bobotbeban kerja setiap
pegawai dilakukan secara berkala, responden menjawab tidak setuju 8,8 , ragu-ragu 11,8, setuju 41,2 dan sangat setuju 38,2. hal ini
menunjukkan bahwa responden merasa penilaian bobotbeban kerja perlu dilaksanakan agar bobot kerja sesuai dengan tingkat keahlian pegawai.
Penjelasan responden atas pelaksanaan pekerjaan telah sesuai metode kerja yang ditetapkan, responden menjawab ragu-ragu 38,2, setuju 17,6 dan
Universitas Sumatera Utara
sangat setuju sekali 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan metode kerja yang ada sesuai dengan pelaksanaannya di dalam
setiap kegiatan yang dilakukan. Penjelasan responden atas pegawai yang melaksanakan tugas telah
memiliki pengalaman yang memadai, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1, sangat setuju 44.1. yang menunjukkan responden khawatir
tanpa pengalaman yang memadai pelaksanaan kegiatan akan terkendala. Ringkasan dari penjelasan responden atas variabel kompetensi dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Penjelasan responden atas variabel kompetensi
Alternatif Jawaban Indikator
SS S
Ragu-ragu TS
STS Jumlah
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Pegawai melaksanakan
tugas sesuai dengan latar belakang pendidikannya
15 44.1
15 44.1
4 11.8
34 100
Pembagian tugas pegawai sesuai
dengan keahlian
masing-masing pegawai. 16
47.1 16
47.1 2
5.9 34
100 Lembaga
telah menerapkan metode kerja
yang standar
standar operasional dan prosedur
13 38.2
14 41.2
4 11.8
34 100
Penilaian terhadap
bobotbeban kerja setiap pegawai dilakukan secara
berkala 19
55.9 9
26.5 6
17.6 34
100 Pelaksanaan
pekerjaan telah sesuai metode kerja
yang ditetapkan 15
44.1 6
17.6 13
38.2 34
100 Pegawai telah memiliki
pengalaman yang memadai dalam bidang tugasnya.
15 44.1
15 44.1
4 11.8
34 100
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kesadaran
Kesadaran, sikap yang dimiliki pegawai berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya serta bagaimana mereka berkontribusi pada
pencapaian tujuan- tujuan yang telah ditetapkan. Penjelasan responden bahwa peraturan kepegawaian kerja telah dipatuhi oleh setiap pegawai, responden
menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 41,2, dan sangat setuju 47,1, hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan adanya penegakan peraturan
disiplin untuk seluruh pegawai. Penjelasan responden atas pegawai tepat waktu dalam melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan, responden menjawab sangat tidak setuju 2.9, ragu-ragu 17,6, setuju 29,4, sangat setuju 50, hal ini menunjukkan
responden menginginkan setiap pegawai tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Penjelasan responden atas pencatatan waktu kerja waktu masuk dan keluar kantor telah dilaksanakan dengan baik, responden menjawab ragu-ragu
26,5, setuju 67,6, dan sangat setuju 5,9. hal ini menunjukkan bahwa masih ada pegawai yang keluar masuk kantor tanpa izin pada saat jam kerja.
Penjelasan responden atas pegawai melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku dengan rasa tanggungjawab, responden menjawab ragu-
ragu 11,8, sangat setuju 44,1 , sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden sepakat bahwa setiap pegawai harus melaksanakan tugasnya
dengan maksimal dan bertanggungjawab dan tanpa pamrih. Ringkasan dari
Universitas Sumatera Utara
penjelasan responden atas variabel kesadaran dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Penjelasan responden atas variabel kesadaran
Alternatif Jawaban Indikator
SS S
Ragu-ragu TS
STS Jumlah
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Peraturan kepegawaian kerja telah dipatuhi oleh
setiap pegawai 16
47.1 14
41.2 4
11.8 34
100 Pegawai tepat waktu
dalam melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan
17 50
10 29.4
6 17.6
1 2.9
34 100
Pencatatan waktu kerja waktu
masuk dan
keluar kantor
telah dilaksanakan
dengan baik.
2 5.9
23 67.6
9 26.5
34 100
Pegawai melaksanakan tugasnya
sesuai ketentuan yang berlaku
dengan tanggungjawab 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100
4.1.3.3 Penjelasan Responden Atas Variabel Pelatihan
Pelatihan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diterima pegawai yang berupa k
etrampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja
agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Penjelasan responden
atas pegawai .menerima materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya dan relevan dengan pekerjaan sehari-hari, responden menjawab ragu-ragu 29,4,
setuju 44,1, dan sangat setuju 26,5. hal ini menunjukkan responden merasa bahwa masih ada pelatihan yang belum sesuai dengan keahlian dan bidang
tugasnya. Penjelasan responden atas lembaga telah melaksanakan evaluasi terhadap
perkembangan pegawai setelah mengikuti proses pelatihan, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1, dan sangat setuju 44,1. hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden menginginkan agar setiap pelatihan dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat dievaluasi tingkat keberhasilan belajar
pegawai. Penjelasan responden atas pegawai meningkat ketrampilannya setelah
mengikuti pelatihan yang diberikan lembaga, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1 dan sangat setuju 44,1. Hal ini menunjukkan bahwa
responden merasa pelatihan yang diberikan telah memberikan manfaat bagi pegawai. Ringkasan dari penjelasan responden atas variabel pelatihan dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Penjelasan responden atas variabel pelatihan
4.1.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Infrastruktur
Infrastruktur prasarana adalah bangunan atau fasilitas fisik yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian tujuan sosial dan ekonomi suatu
masyarakat atau komunitas. Penjelasan responden atas infrastruktur ditunjukkan
Alternatif Jawaban Indikator
SS S
Ragu- ragu
TS STS
Jumlah Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh Jlh
Pegawai menerima materi pelatihan
yang sesuai
dengan kebutuhannya dan relevan dengan pekerjaan
sehari-hari 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100 Lembaga
melaksanakan evaluasi
terhadap perkembangan
pegawai setelah mengikuti proses
pelatihan 9
26.5 15
44.1 10
29.4 34
100 Pegawai
meningkat ketrampilannya
setelah mengikuti pelatihan yang
diberikan lembaga 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100
Universitas Sumatera Utara
oleh beberapa indikator. Penjelasan indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut :
Penjelasan responden atas sarana gedung yang ada di LPMP Propinsi Sumatera Utara telah memadai untuk menjalankan aktivitas kerja, responden
menjawab tidak setuju 2,9 ragu-ragu 26,5, setuju 52,9 dan sangat setuju 17,6. hal ini menunjukkan bahwa responden telah merasa puas dengan
fasilitas di LPMP Propinsi Sumatera Utara. Penjelasan responden atas pegawai memiliki ruang kerja dan fasilitas yang
memadai, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1, sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa fasilitas kerja memuaskan pegawai.
Penjelasan responden atas pegawai merasa sarana pelayanan pendukung berupa kenderaan dinas, telepon dan jaringan internet telah disediakan oleh
lembaga dalam jumlah yang memadai, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1 dan sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden
telah menerima fasilitas kerja yang sesuai dengan kegiatan yang berlangsung di LPMP Propinsi Sumatera Utara.
Penjelasan responden atas pegawai telah memiliki peralatan kerja yang sesuai dengan kebutuhannya dan dalam kondisi yang baik, responden menjawab
ragu-ragu 38,2, setuju 17,6 dan sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki peralatan kerja yang baik.
Penjelasan responden atas pegawai menguasai kegunaan peralatan dengan baik, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1 dan sangat setuju
44,1. hal ini menunjukkan bahwa setiap peralatan telah dikuasai oleh penggunanya di LPMP Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan responden atas komputer dan sarana, printer dan sarana pendukung kerja lainnya telah tersedia sesuai dengan kebutuhan responden
menjawab ragu-ragu 38,2, setuju 17,6 dan sangat setuju 44,1 hal ini menunjukkan bahwa di LPMP Propinsi Sumatera Utara komputer dan sarana,
printer dan sarana pendukung kerja lainnya telah tersedia. Ringkasan dari penjelasan responden atas variabel infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut :
Tabel 4.8 Penjelasan responden atas variabel infrastruktur
Alternatif Jawaban Indikator
SS S
Ragu- ragu
TS STS
Jumlah Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh
Sarana gedung yang ada di LPMP
Propinsi Sumatera
Utara telah memadai untuk menjalankan aktivitas kerja.
6 17.6
18 52.9
9 26.5
1 2.9
34 100
Pegawai memiliki ruang kerja dan fasilitas yang memadai.
15 44.1
15 44.1
4 11.8
34 100
Sarana pelayanan pendukung berupa
kenderaan dinas,
telepon dan jaringan internet telah disediakan oleh lembaga
dalam jumlah yang memadai. 15
44.1 6
17.6 13
38.2 34
100 Pegawai
telah memiliki
peralatan kerja yang sesuai dengan
kebutuhannya dan
dalam kondisi yang baik 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100 Pegawai
telah menguasai
kegunaan peralatan dengan baik.
15 44.1
6 17.6
13 38.2
34 100
Sarana pendukung
kerja lainnya telah tersedia sesuai
dengan kebutuhan. 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100
4.1.3.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan Kerja
Kesuksesan organisasilembaga sangat tergantung pada lingkungan kerja di dalam organisasi, karena para angggota yang melakukan kegiatan operasional
Universitas Sumatera Utara
merasa nyaman dan menyukai lingkungan tempat bekerja Penjelasan responden
atas infrastruktur ditunjukkan oleh beberapa indikator. Penjelasan indikator- indikator tersebut adalah sebagai berikut :
Penjelasan responden atas pegawai telah memiliki lingkungan kerja yang asri sehingga mendukung kenyamanan dalam bekerja, responden menjawab ragu-
ragu 38,2, setuju 17,6 dan sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan lingkungan kerja yang asri terus terjaga.
Penjelasan responden atas lingkungan kerja telah terjaga kebersihan dan kerapiannya, responden menjawab ragu-ragu 2,9, setuju 44,1 dan sangat
setuju 50. hal ini menunjukkan bahwa responden merasa kebersihan di sekitar lingkungan kantor sudah baik.
Penjelasan responden atas pegawai dilindungi keselamatan dan kesehatannya dalam melaksanakan tugasnya, responden menjawab sangat tidak
setuju 5,9 tidak setuju 2,9 ragu-ragu 14,7, setuju 17,6 dan sangat setuju 58,8 Responden sepakat bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah
hal yang penting agar karyawan nyaman melaksanakan tugasnya. Penjelasan responden atas hubungan sosial diantara sesama pegawai telah
terbina dengan baik responden menjawab ragu-ragu 2,9, setuju 44,1 dan sangat setuju 50. hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa
bahwa hubungan sosial telah berjalan dengan baik. Penjelasan responden atas komunikasi yang baik antara rekan kerja,
atasan dengan bawahan membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, responden menjawab ragu-ragu 29,4, setuju 11,8 dan sangat setuju 58,8.
Universitas Sumatera Utara
responden merasa komunikasi antara rekan kerja, bawahan, atasan di lingkungan kantor masih belum berlangsung dengan baik di LPMP Propinsi Sumatera Utara.
Penjelasan responden atas pegawai yang berprestasi diberikan kesempatan promosi ke jabatan yang lebih tinggi, responden menjawab ragu-ragu 14,7,
setuju 26,5 dan sangat setuju 58,8., hal ini menunjukkan bahwa responden setuju bahwa setiap individu dinilai berdasarkan prestasi sehingga menimbulkan
motivasi yang positif bagi pegawai. Ringkasan dari penjelasan responden atas variabel lingkungan kerja dapat
dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Penjelasan responden atas variabel lingkungan kerja
Alternatif Jawaban Indikator
SS S
Ragu-ragu TS
STS Jumlah
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Pegawai telah memiliki lingkungan kerja yang
asri dan mendukung kenyamanan bekerja
6 17.6
18 52.9
9 26.5
1 2.9
34 100
lingkungan kerja telah terjaga kebersihan dan
kerapiannya 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100 Pegawai
dilindungi keselamatan
dan kesehatannya
dalam melaksanakan tugasnya
15 44.1
6 17.6
13 38.2
34 100
Hubungan sosial
diantara pegawai telah terbina dengan baik
15 44.1
15 44.1
4 11.8
34 100
Komunikasi yang baik antara
rekan kerja,
atasan dengan bawahan membantu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
15 44.1
6 17.6
13 38.2
34 100
.Pegawai berprestasi
diberikan kesempatan
promosi ke
jabatan yang lebih tinggi
20 58.8
4 11.8
10 29.4
34 100
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.6. Penjelasan Responden Atas Kinerja Pegawai
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahan secara legal dan tidak
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan etika. Penjelasan responden atas
kinerja ditunjukkan oleh beberapa indikator. Penjelasan indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut :
Penjelasan responden atas pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang ditentukan lembaga, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju
44,1 dan sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden merasa kemampuan dalam melaksanakan tugas telah sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Penjelasan responden atas kualitas kerja yang dicapai pegawai telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan Penjelasan responden atas pegawai memiliki kehandalan, kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam melaksanakan tugasnya,
responden menjawab ragu-ragu 79,4, setuju 17,6 dan sangat setuju 2,9. hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan kinerja yang telah dicapai
belum diatas standar yang ada hal ini menunjukkan bahwa responden merasa kehandalan, kecepatan, ketepatan dan ketelitian sangat perlu ditingkatkan.
Penjelasan responden atas pegawai melaksanakan pekerjaan dengan efektif sesuai dengan target waktu, kualitas dan biaya, responden menjawab ragu-
ragu 11,8, setuju 44,1 dan sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa responden merasa efektifitas dalam melaksanakan tugas telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
, responden menjawab ragu-ragu 11,8, setuju 44,1 dan sangat setuju 44,1. hal ini menunjukkan bahwa responden merasa sumber daya dalam
melaksanakan tugas digunakan dengan baik. Penjelasan responden atas pegawai menggunakan sumber daya yang ada
secara efisien untuk mencapai target, responden menjawab ragu-ragu 41,2, setuju 32,4 dan sangat setuju 26,5. hal ini menunjukkan bahwa responden
merasa sumber daya dalam melaksanakan tugas belum digunakan dengan maksimal.
Penjelasan responden bahwa dalam pegawai melaksanakan seluruh tugas sesuai dengan rencana kerja tahunan responden menjawab sangat tidak setuju
5,9 ragu-ragu 47,1, setuju 14,7 dan sangat setuju 32,4.. hal ini menunjukkan bahwa responden belum mencapai target sesuai rencana kerja.
Ringkasan dari penjelasan responden atas variabel kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Penjelasan Responden atas Variabel Kinerja Pegawai
Alternatif Jawaban Indikator
SS S
Ragu- ragu
TS STS
Jumlah Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh
Pegawai melaksanakan
tugas sesuai
dengan standar yang ditentukan
lembaga 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100 Kualitas
kerja yang
dicapai pegawai
telah sesuai
dengan standar
yang ditetapkan 1
2.9 6
17.6 27
79.4 34
100 Pegawai
memiliki kehandalan,
kecepatan, ketepatan dan ketelitian
dalam melaksanakan
tugasnya. 15
44.1 15
44.1 4
11.8 34
100
Universitas Sumatera Utara
Dependent variable : Kinerja Pegawai Pegawai
melaksanakan pekerjaan dengan efektif
sesuai dengan
target waktu, kualitas dan biaya
15 44.1
15 44.1
4 11.8
34 100
Pegawai menggunakan
sumber daya yang ada secara
efisien untuk
mencapai target 15
44.1 6
17.6 13
38.2 34
100 Pegawai
melaksanakan seluruh
tugas sesuai
dengan rencana
kerja tahunan.
9 26.5
11 32.4
14 41.2
34 100
4.1.4. Analisis Statistik Infrential 4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik
4.1.4.1.1. Uji Normalitas
Ghozali 2005 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa dilakukan uji statistik non parametrik. Uji normalitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normality plot dengan melihat grafik P- P plot. Hasil uji normalitas yang dilakukan ditunjukkan oleh gambar 4.1 berikut :
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Pendekatan Grafik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa data terdistribusi merata di sepanjang garis diagonal. Hal ini membuktikan bahwa data yang
dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.11 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual
N 34
Normal Parameters
a
Mean 4.0392
Std. Deviation . 55057
Most Extreme Differences
Absolute .233
Positive .151
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .857
Asymp. Sig. 2-tailed .120
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa nilai kolmogorov-smirnov
Z sebesar 0.857 dan nilai asymp.Sig. 2-tailed 0.120 α 0.05, maka nilai
residual terstandarisasi dapat dikatakan menyebar secara normal.
4.1.4.1.2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari 1 nilai Tolerance, dan 2 Variance Inflation
Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai Tolerance yang
rendah sama dengan VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance
0,10 atau sama dengan VIF 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
D dependent Variable kinerja pegawai
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor menunjukkan seluruh variabel independen tidak ada yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel indipenden dalam model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui kinerja
pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara berdasarkan masukan variabel independennya.
4.1.4.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas,
sebaliknya jika
berbeda disebut
heteroskedastisitas, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dengan cara :
a. Pendekatan grafik
grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisisnya :
1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Kompetensi, kesadaran
pelatihan .042
.123 128
2.564 8.099
7.827 Infrastruktur
Lingkungan Kerja .055
.132 8.138
7.585
Universitas Sumatera Utara
Regression Standardized Predicted Value
1 -1
-2
Regression Studentized Residual
3 2
1
-1 -2
Scatterplot Dependent Variable: kinerja pegawai
telah terjadi heteroskedastisitas, dan 2 jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, 2012
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17, jelas terlihat bahwa pola penyebaran titik
– titik di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini berarti bahwa persamaan Analisis regresi berganda terbebas dari asumsi
heteroskedastisitas dan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari data yang terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendekatan Statistik Uji Glejser