1. Validitas Dan Reabilitas
1 Uji Validitas Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur
apa yang diukur. Menurut Imam Ghazali 2002:135, validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sah atau tepat
valid tidaknya suatu koesioner sedangkan menurut Mardani 2001:51 uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat
ukur yang telah dibuat dapat digunakan untuk mengukur apa hendak diukur secara cepat. Tipe validitas yang digunakan adalah
validitas konstruksi Construct validity. Validitas kontruksi menentukan validitas alat pengukur dengan mengkorelasikan antara
skor yang diperoleh dari masing-masing item yang berupa pertanyaan ataupun pertanyaan dengan skor totalnya.
Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan
skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya maka dapat disimpulkan bahwa
alat pengukur tersebut valid. Biasanya syarat minimum untuk dapat dapat dianggap
memenuhi syarat apabila R positif +. Jadi jika korelasi antar butir
dengan skor total negative - maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
Pengujian dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap indikator terhadap skor totalnya. Analisis korelasi yang dapat
digunakan untuk mengukur validitas adalah analisis korelasi product moment
Masri Singarimbun 1995 : 137. Dasar Pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah :
1 Jika probabilita dari korelasi setiap dimensi, dengan skor total 0,05, maka dimensi tersebut dapat dikatakan valid.
2 Jika probabilita dari korelasi setiap dimensi dengan skor total 0,05 maka dimensi tersebut dapat dikatakan tidak valid
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar item-item pernyataan dengan skor totalnya. Hasil pengukuran
validitas didapatkan dengan menggunkan software SPSS. Untuk melakukan pengujian hipotesis, digunakan analisis
regresi berganda sederhana, yang bertujun untuk mengetahui apakah hubungan antara lebih dari dua variabel yang terjadi
memiliki hubungan atau tidak. Analisis regresi berganda sederhana dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Perumusan hipotesis nol diberi symbol Ho, sedangkan hipotsis alternatif diberi symbol Ha. Tingkat keyakinan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 95 dan = 5. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
Jika nilai p value sig 0,05, berarti Ho diterima dan Ha ditolak Jika nilai p value sig 0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
2 Uji Reabilitas Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka
tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung cronbach alpha masing-masing
instrument. Variabel-variabel tersebut dikatakan reliable bila cronbach
alpha-nya memiliki nilai lebih besar 0,60 Purbayu 2005:251. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat
ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan adalah koefisien alpha
cronbach dengan rumus :
− −
=
2 2
1 1
t I
n
S S
k k
r Keterangan :
r
n
= Reliabilitas tes k
= Jumlah soal
2 i
S = Jumlah varian dari skor soal
2 t
S = Jumlah varian dari skor total
Menurut Sekaran 2002 : 312 koefesien cronbach alpha yang cukup diterima acceptable adlah yag bernilai antara 0,60
sampai 0,70 atau lebih. Dimana, dasar pengambilan keputusan adalah:
1 Jika cronbach alpha 0.6 → maka cronbach alpha dapat diterima acceptable.
2 Jika cronbach alpha 0.6 → maka cronbach alpha tidak dapat diterima poor acceptable.
Reliabilitas suatu instrument dapat diterima jika memilki koefisien cronbach alpha minimal 0,60 yang berarti bahwa
instrument tersebut dapat digunakan sebagai pengumpulan data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan
pengukuran ulang.
2. Uji Asumsi Klasik