dengan pernyataan ini dan 64 responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak
64 responden yang menyatakan sangat setuju bahwa para responden berbelanja di Ramayana karena berbelanja di Ramayana karena keamanan
dan kenyamanan dalam berbelanja sangat terjamin sehingga tertarik berbelanja di Ramayana.
D. Asumsi Klasik
Suatu model persamaan regresi yang telah di uji dan dibutuhkan dapat diterima secara ekonometrik, maka diperlukan cara sebagai estimasi yaitu
dengan menggunakan OLS metode kuadrat terkecil. Dapat dikatakan bahwa setiap penelitian tidak akan dapat menghindari pengimpangan dari asumsi
kenormalan klasik. Untuk dapat memenuhi syarat BLUE Best Linier Unbias Estimate
, maka dapat diperlukan beberapa asumsi klasik sebagai berikut: 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat Normal
Probability plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Triton P.B., 2006 : 151
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E xp
ec te
d C
um P
ro b
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Keputusan pembelian
Untuk mengetahui variabel dependen dan independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat pada gambar 4.1.
berikut.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data
Sumber: Data Primer yang telah diolah
Berdasarkan gambar 4.1 diatas bahwa Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi layak digunakan atau berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Dalam penelitian ini, ada tidaknya gejala multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Model regresi yang bebas dari
masalah multikolinearitas menurut Triton P.B. yaitu pada nilai VIF Variance Inflation Factor bernilai tidak lebih dari 10 dan nilai Toleransinya tidak kurang
dari 0,1. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.34 berikut :
Table 4.34 Hasil Uji Multikolinearita
Coefficients
a
.954 1.048
.991 1.009
.976 1.024
.830 1.205
.804 1.244
Produk Harga
Lokasi Promosi
Kualitas Pelayanan
Model 1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Keputusan pembelian a.
Sumber: Data Primer yang telah diolah
Jika kita lihat tabel 4.34 di atas, dapat diketahui bahwa Variance Inflation Factor VIF pada hasil Output SPSS tabel coefficients, masing-masing variabel
independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Pada variabel produk VIF bernilai 1,048 dengan nilai Tolerance
sebesar 0,954. Pada variabel harga VIF bernilai 1,009 dengan nilai Tolerance sebesar 0,991. Pada variabel lokasi VIF bernilai 1,024 dengan nilai Tolerance
sebesar 0,976. Pada variabel promosi VIF bernilai 1,205 dengan nilai Tolerance sebesar 0,830. Pada variabel kualitas pelayanan VIF bernilai 1,244 dengan nilai
Tolerance sebesar 0,804. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak mengalami gangguan multikolinearitas atau tidak terdapat
korelasi antar variabel bebas sehingga model regresi layak digunakan. 3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan tujuan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.
Artinya bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya t-1 maupun nilai
periode sesudahnya T. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi maka peneliti menggunakan nilai Durbin-Watson DW pada model regresi
sebagai acuan Triton P.B., 2006 : 58. Jika Durbin-Watson bernilai antara -2 sampai dengan 2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 4.35 berikut ini :
Tabel 4.35 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
.326
a
.521 .659
1.827 .626
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, Kualitas Pelayanan, Harga, Lokasi , Produk, Promosi
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
b.
Sumber: Data Primer yang telah diolah
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin- Watson adalah sebesar 0,626 artinya nilai Durbin Watson berada diantara
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2 -3
R e
g re
s s
io n
S tu
d e
n ti
z e
d R
e s
id u
a l
2
-2 -4
Scatterplot Dependent Variable: Keputusan pembelian
-2 sampai dengan 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak ada atau tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode T dengan kesalahan pada periode t-1. 4. Uji Heterokedatisitas
Masalah heteroskedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual pada model yang sedang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke
observasi lainnya. Gejala heteroskedastisitas lebih sering terjadi apabila regresi menggunakan data berupa silang tempat cross-section dibandingkan dengan data
runtut waktu time-series. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data Primer yang telah diolah
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot
model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika Triton P.B., 2006 : 152 :
• •
• •
Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. •
• •
•
Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. •
• •
•
Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
• •
• •
Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Dari gambar 4.2 terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal
tersebut dapat dilihat dari plot yang terpencar serta tidak membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda bebas
dari heteroskedastisitas.
E. Analisa Regresi Berganda