35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian menunjukkan 1 dari 5 sampel air minum isi ulang di Kelurahan Pondok Cabe Ilir tercemar bakteri Coliform. Hasil tersebut hampir
sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu ada beberapa sampel air minum isi ulang yang tercemar bakteri Coliform.
Bakteri Coliform tidak menyebabkan penyakit akan tetapi dapat digunakan sebagai salah satu indikator hadirnya bakteri patogen yang dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit Khoeriyah dan Anies, 2015. Hadirnya bakteri
Coliform yang terdapat pada sampel D2 menunjukan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi
kesehatan seperti Salmonella, Shigella dan Staphylococcus Bambang et al., 2014, seperti yang terjadi di Charsadda, Pakistan penduduk menderita penyakit
gastoentritis, kolera, disentri, diare, dan hepatitis karena mengonsumsi air yang tercemar bakteri Coliform Shahnaz et al., 2012 dalam Khoeriyah dan Anies,
2015. Higienitas dan sanitasi berpengaruh terhadap ada tidaknya cemaran bakteri Coliform dalam air minum isi ulang Natalia, et al., 2014. Tercemarnya sampel
D2 oleh bakteri Coliform dapat disebabkan karena air baku tercemar, sistem transportasi pengangkutan air baku ke depot, penanganan wadah air, pemeliharaan
bangunan dan peralatan, kondisi depot yang tidak memenuhi syarat Walingitan et al., 2016. Jumlah bakteri Coliform akan meningkat dengan meningkatnya waktu
penyimpanan, pada depot D2 air baku tersimpan cukup lama dalam bak penampung karena air baku hanya datang setiap 2-3 minggu sekali sehingga
meningkatkan risiko tercemarnya mikroba Rahayu et al., 2013; Violita et al., 2010.
Media Brilliant Green Lactose Bile broth 2 BGLB 2 digunakan untuk uji penegasan karena adanya brilliant green mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif selain Coliform dan adanya garam empedu mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak
hidup dalam gastrointestinal manusia. Kandungan ini yang menjadi pembeda dengan media Lactose Broth LB. Media ini juga mengandung laktosa sehingga
indikatornya sama seperti uji sangkaan dimana jika positif Coliform maka akan terbentuk gas Bambang et al., 2014; Oxoid, 2015; Radji, 2008.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4. Hasil Uji Identifikasi Escherichia coli
Uji identifikasi Escherichia coli merupakan uji lanjutan dari uji sangkaan dan uji penegasan. Pada uji sangkaan dan uji penegasan didapatkan kesimpulan
bahwa bakteri yang terkandung dalam sampel merupakan bakteri kelompok Coliform.
Mengacu pada
Peraturan Menteri
Kesehatan No.492MENKESPerIV2010, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu
mengidentifikasi bakteri Coliform yang terkandung pada sampel D2 apakah merupakan bakteri Escherichia coli atau bukan. Escherichia coli dianggap sebagai
indikator kontaminasi fekal terbaik pada air minum Edberg, 2000. Pada uji identifikasi terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu inkubasi
sampel D2 pada media E.C Broth, media Eosin Methylene Blue Agar, pewarnaan Gram, uji IMViC, uji Triple Sugar Iron, uji motilitas, dan uji produksi H
2
S. 4.4.1.
Hasil Uji pada Media Escherichia coli Broth E.C Broth
Sampel D2 replikasi tabung ke-2 pengenceran 10
-1
yang menunjukkan hasil positif pada uji sangkaan dilanjutkan ke uji identifikasi. Hasil uji sangkaan
dibiakkan pada media Escherichia coli Broth E.C broth. Pada masa inkubasi 24 jam, tabung hanya menunjukkan kekeruhan pada media sehingga diputuskan
untuk diinkubasi kembali hingga 48 jam. Pada masa inkubasi 48 jam, tabung menunjukkan hasil positif karena terbentuk gelembung pada tabung durham dan
kekeruhan pada media. Hasil seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3. Hasil positif pada uji ini dianggap positif Escherichia coli APHA, 1992.
Media E.C Broth merupakan media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri Escherichia coli ketika diinkubasi pada suhu 44ºC-45,5ºC. Komposisi
yang membedakannya dengan media Brilliant Green Lactose Bile broth 2 BGLB 2 dan Lactose Broth LB yaitu kandungan laktosa broth dengan
penambahan 0,15 garam empedu. Sama halnya dengan media BGLB dan LB, laktosa akan digunakan oleh bakteri untuk mendapatkan energi yang kemudian
menghasilkan asam dan gas yang akan terlihat pada perubahan media. Garam empedu berfungsi untuk menghambat bakteri Gram positif secara selektif,
terutama streptococcus fekal dan basilus Acumedia, 2015.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.3
Media E.C broth yang telah diinokulasi bakteri sebelum diinkubasi A, hasil uji identifikasi pada media E.C broth pada masa inkubasi 48 jam terlihat terbentuk
gelembung gas pada tabung durham dan terjadi kekeruhan media B
4.4.2. Hasil Uji pada Media Eosin Methylene Blue Agar EMBA
Sampel D2 replikasi tabung ke-2 pengenceran 10
-1
yang telah menunjukkan hasil positif pada media E.C broth kemudian diinokulasi pada
media Eosin Methylene Blue Agar. Hasilnya yaitu terdapat koloni kilap logam berwarna hijau dan membentuk koloni tunggal yang merupakan spesifik
Escherichia coli Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hasil uji identifikasi pada media Eosin Methylene Blue Agar masa inkubasi 24
jam terbentuk koloni berwarna hijau kilap logam
Uji identifikasi pada media Eosin Methylene Blue Agar dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa benar bakteri tersebut adalah Escherichia coli.
Media ini secara selektif mengisolasi bakteri Gram negatif yang berbentuk batang. Eosin Y dan methylene blue yang terkandung di dalamnya mampu menghambat
A B
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pertumbuhan bakteri Gram positif dan dalam suasana asam akan memproduksi kompleks ungu tua yang biasanya disertai dengan kilap logam berwarna hijau.
Kilap logam berwarna hijau merupakan indikator telah terjadinya fermentasi laktosa dan atau sukrosa oleh fekal Coliform yakni Escherichia coli Leboffe dan
Pierce, 2010.
4.4.3. Hasil Pewarnaan Gram
Bakteri yang telah diremajakan pada media Nutrient Agar NA kemudian dilakukan pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram pada penelitian ini
dilakukan untuk mengamati morfologi sel bakteri yang terkandung pada sampel D2. Pada gambar 4.5 terlihat hasil pewarnaan Gram yang diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100x terlihat bakteri berwarna merah dan berbentuk batang pendek.
Prinsip dari pewarnaan Gram yaitu berdasarkan struktur lapisan dinding bakteri. Dinding sel bakteri Gram negatif memiliki kandungan lipid yang lebih
banyak dan memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis daripada dinding sel bakteri Gram positif Leboffe dan Pierce, 2010.
Gambar 4.5 Hasil pewarnaan Gram sampel D2 yang dilihat di bawah mikroskop perbesaran
100x A dan B, dan hasil pewarnaan Gram Escherichia coli kontrol perbesaran 1000x C.
Muatan positif kristal violet melewati dinding sel dan membran sel kemudian berikatan dengan komponen di dalam sel yang bermuatan negatif. Iodin
ditambahkan untuk meningkatkan pewarnaan kristal violet dengan membentuk kompleks kristal violet-lugol. Langkah berikutnya yaitu dilakukan penghilangan
warna dengan menggunakan alkohol. Pada bakteri Gram negatif, alkohol dapat meningkatkan porositas dinding sel dengan melarutkan lipid pada lapisan
membran terluar dan meluluhkan kompleks kristal violet-lugol dari sel sehingga A
B C
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
akan terjadi penghilangan warna. Ketika diteteskan safranin, sel bakteri Gram negatif menyerap pewarna tandingan yang menyebabkan bakteri Gram negatif
akan menunjukkan warna merah Bambang et al, 2014; Leboffe dan Pierce, 2010.
4.4.4. Hasil Uji IMViC
Uji IMViC dilakukan untuk mengidentifikasi kelompok bakteri yang meliputi
Klebsiella, Enterobacter, dan Escherichia coli Zahera et al., 2011.
Uji IMViC terdiri dari uji indol, uji metil merah, uji voges proskauer dan uji sitrat.
Pada uji indol, setelah masa inkubasi 24 jam pada suhu 37°C biakan bakteri diteteskan reagen KOVAC dan menghasilkan cincin berwarna merah. Pada uji
merah metil, setelah masa inkubasi 48 jam pada suhu 37°C biakan bakteri diteteskan merah metil dan mengubah warna biakan menjadi merah. Pada uji
voges proskauer, setelah masa inkubasi 48 jam pada suhu 35°C biakan bakteri diteteskan reagen Barritt A dan Barritt B kemudian dikocok dan menghasilkan
warna coklat tua. Pada uji sitrat, pada masa inkubasi 48 hingga 96 jam pada suhu 35°C diamati setiap harinya dan hasilnya yaitu media tidak berubah warna
menjadi biru. Hasil Uji IMViC disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji IMViC Sampel D2 Pengenceran 10
-1
Uji Indol Uji Merah Metil
Uji Voges Proskauer Uji Sitrat
Positif memproduksi indol
Positif menghasilkan asam
Negatif menghasilkan asetil
metilkarbinol Negatif
membentuk natrium karbonat
4.4.4.1. Hasil Uji Indol
Hasil uji sampel D2 menunjukkan bahwa bakteri tersebut memproduksi indol dengan ditandai terbentuknya cincin warna merah ketika diteteskan reagen
KOVAC Gambar 4.6. Uji Indol dilakukan untuk membedakan bakteri dari famili
Enterobacteriaceae berdasarkan kemampuannya mendegradasi asam amino triptofan dan produksi indol. Mikroorganisme uji diinokulasi pada media yang