Kategori Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan Ibu Dalam Melakukuan Pijat Bayi Oleh Dukun Bayi

orang 6,25 responden menyatakan mengalami iritasi dan sebanyak 5 orang 6,25 responden menyatakan gangguan struktur tulang dan pendarahan pada organ. Menurut Subakti dalam Ameilia 2010 yang menyatakan pijat bayi merupakan teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping namun jika dilakukan terlalu dalam dan tidak sesuai dengan pedoman pijat bayi dalam kesehatan dapat menyebabkan pendarahan pada organ vital dengan adanya pembentukan penumpukan darah. Hal berbeda dinyatakan oleh Istiana dkk 2009 yang menyataan bahwa tidak terdapat efek samping dari pemijatan bayi akan tetapi jika perlakuan yang dilakukan tidak sesuai dengan pedoman pijat bayi maka tidak akan menghasilkan efek yang positif maka pijat bayi yang dilakukan akan tidak ada manfaatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyaknya responden yang tidak mengetahui efek yang akan didapatkannya jika melakukan pijat bayi yang membuat responden nantinya akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dari pijat bayi yang dilakukannya bahkan dapat menimbulkan permasalahan yang baru terhadap kesehatan bayi mereka.

5.2.6. Kategori Tingkatan Pengetahuan

Hasil penelitian yang disajikan dalam tabel 4.10 dapat diperoleh bahwa sebahagian besar responden memiliki kategori pengetahuan pada tingkat kurang yaitu sebanyak 48 orang responden 60,00 dan responden yang memiliki pengetahuan sedang yaitu sebanyak 26 orang responden 32,50, sedangkan yang meiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 6 orang responden 7,50. Universitas Sumatera Utara Banyaknya responden yang memiliki kategori pengetahuan dalam tingkatan kurang dan sedang disebabkan karena tingkat pendidikan yang masih rendah dan kurang optimalnya informasi yang didapat melalui penyuluhan kesehatan yang disebabkan petugas kesehatan juga masih kurang mengetahui tentang pijat bayi dalam kesehatan sehingga masyarakat cenderung kurang mendapatkan informasi yang tepat mengenai pijat bayi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wijayanto 2011 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan frekuensi pemijatan bayi. Padahal menurut Brunner dalam Notoadmodjo 2003 bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab tingginya angka responden yang memiliki pengetahuan kurang baik salah satunya yaitu kurangnya informasi yang bisa diterima responden saat mendapatkan informasi kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2000 bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Istiana dkk 2009 menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan kepada ibu tentang pijat bayi dapat memberikan perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Pengetahuan seorang individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan. Kurangnya pengetahuan tentang pijat bayi akan mengakibatkan responden akan tida memperhatikan dampak positif dan negatif yang akan diterimanya dari perbuatannya dalam melakukan pijat bayi. Hal ini sejalan Universitas Sumatera Utara dengan hasil penelitian Wijayanto 2011 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pijat bayi dengan frekuensi pemijatan bayi. Oleh karena itu, peneliti memiliki asumsi bahwa mayoritas yang memiliki kategori pengetahuan pada tingkatan kurang disebabkan oleh pendidikan yang masih rendah, kepercayaan yang didapatkan dari pengalaman masa lalu yang nantinya akan dapat mempengaruhi perilaku yang akan diambilnya kedepannya seperti keputusan dalam melakukan pijat bayi kepada dukun bayi.

5.3. Sikap Responden Tentang Pijat Bayi Ke Dukun Bayi