Peneliti juga berasumsi bahwa sebahagian responden yang melakukan pijat bayi dikarenakan awalnya telah memiliki niat yang telah ada dalam diri mereka dan
ditambah dengan lingkungan sekitar yang mendukung sehingga niat tersebut dapat meningkat menjadi tindakan.dalam melakukan pijat bayi.
5.4.2. Niat Responden Tentang Alasan Memilih Pijat Bayi Ke Dukun Bayi
Menurut hasil penelitian pada tabel 4.14 diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki niat memilih pijat bayi ke dukun bayi yaitu, dikarenakan pijat
bayi merupakan salah satu pengobatan alternatif taitu sebanyak 58 orang responden 72,50, dan sebanyak 22 orang responden 27,50 menyatakan alasan memilih
pijat bayi ke dukun bayi karena dianjurkan teman, keluarga, dan kerabat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang responden telah memiliki
keyakinan tersendiri terhadap pijat bayi yang akan dilakukan kepada dukun bayi yang akan mempengaruhi dalam memberikan pijat bayi. Hal ini sejalan menurut Sarwono
2004 yang menyatakan sikap dan kepercayaan masyarakat terhadap provider sebagai pemberi pelayanan kesehatan menjadi alasan masyarakat dalam
mempertimbangkan pelayanan kesehatan.Dalam hal ini dukun bayi dapat memberikan kepercayaan kepada responden mengenai pijat bayi yang dilakukannya
sehingga responden memiliki sikap dan kepercayaan yang baik terhadap dukun bayi dan membuat responden memiliki niat untuk memberikan pijat bayi kepada dukun
bayi.
Universitas Sumatera Utara
5.4.3. Kategori Tingkat Niat Reponden
Hasil penelitian pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa sebagian besar niat dari responden sangat berperan dalam melakukan pijat bayi ke dukun bayi yaitu sebanyak
40 orang responden 50, sebanyak 38 orang responden 47,5 menyatakan berperan, dan sebanyak 2 orang responden menyatakan kurang berperan.
Hal ini sejalan dengan Teori Reason Action dalam Edberg 2009 yang menyatakan terdapat hubungan antara keyakinan belief, sikap attitude, niat
intention dan perilaku. Niat kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang dilakukan seseorang, cara terbaik adalah
mengetahui niat orang tersebut. Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian salience, yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting
Hal ini juga sejalam menurut Glanz dalam Notoadmodjo 2003 yang menyatakan niat ditentukan oleh sikap dan norma subjektif. Komponen sikap
merupakan hasil pertimbangan untung rugi dari perilaku tersebut dan pentingnya konsekuensi-konsekuensi bagi individu. Di lain pihak, komponen norma subjektif
atau sosial mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan apa yang dipikirkan orang-orang yang dianggap penting dan motivasi seseorang mengikuti
pikiran tersebut. Jika orang yang dianggap penting kelompok referensi menyetujui tindakan tersebut, terdapat kecenderungan positif untuk berperilaku
Menurut asumsi penulis bahwa responden telah memiliki kepercayaan tertentu tentang pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi sehingga mempengaruhi responden
dalam berniat melakukan pijat bayi oleh dukun bayi. Dalam hal ini responden telah mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang menurut mereka akan didapatkan
Universitas Sumatera Utara
ketika melakukan pijat bayi kepada dukun bayi yang tanpa dilandasi dengan pengetahuan yang baik tentang pijat bayi.
5.5. Kelompok Acuan