5.2.5. Sikap Responden Tentang Dukun Bayi Yang Tidak Membutuhkan Pedoman Pijat Bayi
Menurut hasil penelitian pada tabel 4.11 diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang buruk tentang dukun bayi tidak membutuhkan
pedoman pijat untuk melakukan pemijatan, yaitu, sebanyak 41 orang responden 51,25 menyatakan setuju dengan pernyataan dukun bayi tidak membutuhkan
pedoman pijat untuk melakukan pemijatan, sebanyak 19 orang responden 23,75 menyatakan tidak setuju, sedangkan 17 orang responden 21,25 menyatakan
sangat setuju dan 3 orang responden 3,75 menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan dukun bayi tidak membutuhkan pedoman pijat untuk melakukan
pemijatan. Pijat bayi yang seharusnya menjadi salah satu bentuk pengobatan yang
banyak memberikan manfaat tetapi jika tidak dilakukan dengan perlakuan yang sesuai dengan kesehatan maka dapat menimbulkan permasalahan dalam kesehatan,
hal ini sejalan dengan pernyataan Subakti dalam Ameilia 2011 yang menyatakan pijat bayi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping. Namun bila pemijatan
dilakukan terlalu dalam, dapat menyebabkan perdarahan pada organ vital seperti hati dengan adanya pembentukan penumpukan darah. hal ini juga sejalan dengan
pandangan Rakhmawati 2007 yang menyatakan jika ingin melakukann pijat bayi maka sebaiknya memperhatikan waktu pemijatan,persiapan sebelum memijat, selama
pemijatan, dan urutan pijat bayi agar mendapatkan hasil yang maksimal dari pijat bayi yang dilakukan, akan tetapi jika hal ini tidak diperhatikan maka akan dapat
menimbulkan gangguan yang akan dirasakan oleh bayi
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi hasil pengamatan yang penulis dapatkan selama melakukan peneltian terdapat suatu kepercayaan yang tinggi terhadap dukun bayi dalam
melakukan pijat bayi. Hal ini sejalan dengan pandangan Sarwono 2004 yang
menyatakan bahwa tindakan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan salah satunya adalah pengetahuan tentang sakit dan penyakit, sikap dan kepercayaan
masyarakat terhadap provider sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa salah satu yang membuat masyarakat
cenderung pergi malaksanakan pijat bayi kepada dukun bayi dikarenakan kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi yang besar walaupun dukun bayi tidak
menggunakan pedoman pijat bayi yang telah disarankan dalam kesehatan tetapi tetap saja masyarakat yakin dan percaya dengan kemampuan dukun bayi dlaam melakukan
pijat bayi. yang dapat dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan responden tentang
pijat bayi 5.3.6. Kategori Tingkatan Sikap
Dari hasil penelitian, pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa sikap responden terhadap perilaku pijat bayi adalah sedang yaitu sebanyak 72 orang responden 90,
responden yang memiliki sikap baik sebanyak 5 orang responden 6,25, dan responden yang memiliki sikap kurang sebanyak 3 orang responden 3,75.
Sebahagian besar responden yang memiliki sikap sedang tentang pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi dikarenakan tingkat pendidikan yang masih rendah
dan kurang optimalnya informasi yang didapat melalui penyuluhan kesehatan sehingga membuat responen bingung dalam menentukan sikap. Hal ini sejalan
dengan menurut Notoatmodjo 2003 menyatakan pengetahuan dan sikap mengenai
Universitas Sumatera Utara
kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan hal itu dikarenakan dari pengetahuan dan sikap itulah akan
tercipta upaya pencegahan kekambuhan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ameilia 2010 yang menunjukkan bahwa
responden yang 53,1 memiliki tingkat pendidikan tinggi dan 56,2 memiliki pengetahuan dalam tingkatan baik sejalan dengan sikap responden yang masuk
kedalam kategori baik yaitu 100. Hasil penelitian Wijayanto 2011 juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, tentang pijat bayi
memiliki hubungan dengan frekuensi pemijatan bayi yang akan dilakukan ibu.
Menurut Notoatmodjo 2003 sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam
kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon
secara positif atau negatif terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosionalafektif senang, benci, sedih, setuju. Selain bersifat positif dan
negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda sangat benci, agak benci, tidak setuju.
Menurut asumsi peneliti dengan hasil penelitian yang menunjukkan kategori sikap responden yang termasuk dalam tingkatan sedang akan membuat responden
akan semakin sulit untuk menentukan tindakan yang akan diambilnya dalam hal
Universitas Sumatera Utara
memberikan pijat bayi yang ditambah dengan masih rendahnya pengetahuan responden tentang pijat bayi dan minimnya informasi yang diberikan tenaga
kesehatan tentang pijat bayi.sehingga jika melakukan pijat bayi kepada dukun bayi pun responden tidak mengetahui manfaat ataupun dampal yang akan mereka
dapatkan
5.4. Niat Responden Dalam Melakukan Pijat Bayi Kepada Dukun Bayi