ketika melakukan pijat bayi kepada dukun bayi yang tanpa dilandasi dengan pengetahuan yang baik tentang pijat bayi.
5.5. Kelompok Acuan
5.5.1. Keluarga Melakukan Pijat Bayi
Hasil penelitian pada tabel 4.16. dapat diperoleh bahwa sebagian besar responden menjawab Apakah keluarga ibu melakukan pijat bayi ke dukun bayi
sebanyak 55 orang responden 68,75 menjawab ya, dan sebanyak 25 orang responden 31,25 menjawab tidak.
Menurut Veranika 2011, proses sosialisasi yang paling efektif adalah keluarga hal ini dikarenakan
keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu. Keluarga sebagai media pertama dalam proses sosialisasi mempunyai banyak peran,
antara lain melatih penguasaan diri, pemahaman nilai-nilai dan norma-norma sosial, serta melatih anak dalam mempelajari peranan sosial Oleh karena itu, jika keluarga
telah melakukan pijat bayi sebelumnya maka akan menjadi sosialisasi bagi anak- anaknya maupun keluarga yang lainnya mengenai pijat bayi.
Hal ini sejalan dengan pandangan Miller dalam Notoadmodjo 2003 yang menyatakan bahwa akan terjadi
tingkah laku yang sama bila dua orang yang bertingkah laku balas berespon sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang sosialisasi keluarga yang terjadi memberikan dampak anggota keluarga tersebut memiliki kepercayaan
tersendiri terhadap aktivits yang dilakukan keluarganya. Dalam hal ini penulis berasumsi aktivitas yang dilakukan keluarga dalam melakukan pijat bayi membuat
Universitas Sumatera Utara
keluarga yang lain memiliki keyakinan bahwa pijat bayi yang dilakukan kepada dukun bayi merupakan suatu tindakan yang benar dan perlu untuk dicontoh.
5.5.2. Keluarga Menyarankan Pijat Bayi Ke Dukun Bayi
Hasil penelitian pada tabel 4.17. dapat diperoleh bahwa sebanyak 55 orang responden 68,75 menyatakan bahwa keluarga ibu menyarankan untuk melakukan
pijat bayi ke dukun bayi, dan sebanyak 25 orang. Menurut Notosoedirjo dalam Apriadi 2012 bahwa keluarga merupakan
lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Didalam keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang
lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta mampu membentuk homeostatis akan dapat
meningkatkan kesehatan para anggota keluarganya, dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan para anggota keluarganya dari adanya permasalahan
kesehatan yang didapatkan para setiap anggotanya. Untuk ini memang tidak lepas dari kemampuan setiap anggota keluarga dan khususnya orangtuanya menciptakan
iklim yang dapat mengembangkan kondisi homeostatis agar keluarganya melakukan hal yang sama dilakukanya yaitu melakukan pijat bayi ke dukun bayi. Hal ini juga
sejalan dengan Teori Reason Action yang menyatakan bahwa kelompok referensi yang didalamnya termasuk keluarga dapat mempengaruhi niat individu dalam
melakukan suatu hal. Penulis berasumsi bahwa dengan banyaknya keluarga responden yang
menyarankan responden untuk melakukan pijat bayi kepada dukun bayi akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kepercayaan responden daam
Universitas Sumatera Utara
melakukan pijat bayi kepada dukun bayi sehingga niat responden akan semakin besar untuk melakukan pijat bayi ke dukun bayi.
5.6. Sarana dan Prasaran.