kelompok.Memotifasi siswa untuk belajar aktif secra mandiri atau kelompok .
h. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.
19
3. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Alat Peraga
E.T Ruseffendi menyatakan tentang tujuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran “bahwa pada dasarnya anak belajar melalui yang
konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit riil sebagai perantara atau visualisasinya”.
20
Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan
keabstrakan dari konsep, agar anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat
peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep, terutama dalam memahami konsep matematika.
Lebih lanjut E.T Ruseffendi mengungkapkan manfaat penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
a. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik murid maupun guru, dan
terutama murid, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan itu akan berdampak positif terhadap pengajaran matematika.
b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit dan karena
itu lebih dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat- tingkat yang lebih rendah.
c. Hubungan antar konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam
sekitar akan lebih dapat difahami. d.
Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat sipakai sebagai objek penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru bertambah banyak.
21
19
E.T. Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG Alat Peraga, Permainan dan Laboratorium Matematika Sederhana, Bandung: Tarsito,
1979, h. 2.
20
Ibid., h. 1
21
Ibid., h. 9
Dari tujuan dan manfaat alat peraga yang telah dikemukakan di atas diharapkan dengan bantuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
dapat memberikan permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang sedang melakukan kegiatan belajar. Karena penemuan-penemuan
yang diperoleh dari aktivitas anak biasanya bermula dari munculnya hal-hal yang merupakan tanda tanya, maka permasalahan yang diselidiki
jawabannya itu harus didasarkan pada obyek yang menarik perhatian anak. Jadi bila memungkinkan hal itu haruslah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan yang mengarah pada bahan diskusi dalam berbagai cabang penyelidikan, misalnya dari buku, dari guru atau bahkan dari anak sendiri.
Hal itu dapat ditentukan melalui peragaan dari guru dan diskusi yang melibatkan seluruh kelas atau oleh kelompok kecilseorang anak yang
bekerja dengan lembar kerja. Dengan menggunakan suatu lembar kerja, mereka dapat menggunakan bahan-bahan yang dirancang untuk
mengarahkan dalam menjawab pertanyaan yang akan membantu mereka menemukan suatu jawaban yang dimaksudkan pada arti pertanyaannya.
Oleh karena itu sebaiknya setiap alat peraga dilengkapi dengan kartu-kartu atau lembar kerja atau petunjuk penggunaan alat untuk menjawab
permasalahan.
C. Block Dienes
1. Pengertian Block Dienes
Alat peraga ini dikembangkan oleh Zoltan Paul Dienes yang bertujuan untuk memahami konsep dasar bilangan dan nilai tempat untuk berbagai
bilangan dasar. Blok model Dienes ini dapat dibuat dengan mudah dari kayu atau dari bahan lainnya. Untuk dasar sepuluh, blok model Dienes ini terdiri
atas satuan berupa dadu kecil, puluhan berupa batang, dan ribuan berupa kubus besar.
22
22
Ibid., h.9