peserta didik terutama pada pokok bahasan operasi hitung matematika. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dianggap penting melakukan
penelitian yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan
Penjumlahan dan Pengurangan ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dikemukakan identifikasi masalahsebagaiberikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung.
3. Guru belum menggunakan media atau alat peraga yang variatif.
4. Kurangnya kemampuan guru dalam menguasai metode, pendekatan dan
strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.
C. PembatasanMasalah
1. Alat peraga Block Dienes ini adalah alat peraga yang dikembangkan oleh
Zoltan Paul Dienes yang bertujuan untuk memahami konsep dasar bilangan dan nilai tempat untuk berbagai bilangan dasar. Blok model
Dienes ini dapat dibuat dengan mudah dari kayu. Untuk dasar sepuluh , blok model Dienes ini terdiri atas satuan berupa dadu kecil, puluhan
berupa batang, dan ribuan berupa kubus besar.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif yaitu setelah
siswa diberikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga block dienes, kemudian siswa diberikan tes untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi hitung perkalian. 3.
Pokok bahasan yang akan diteliti adalah tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
D. PerumusanMasalah
Adapunperumusanmasalahnyaadalah:
1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi
hitung penjumlahan dan penguranga antara yang menggunakan alat peraga block dienes dengan yang tidak menggunakan alat peraga?
2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan alat peraga
block dienes lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan alat peraga?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
operasi hitung penjumlahan dan penguranga antara yang menggunakan alat peraga block dienes dengan yang tidak menggunakan alat peraga.
2. Untuk mengetahui Apakah hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan alat peraga block dienes lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan alat peraga.
F. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Siswa, memberikan visualisasi proses berhitung dan membantu
siswa dalam menguasai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan mudah dan menyenangkan sehingga menarik perhatian siswa dan
memotivasi siswa untuk belajar.
2.
Bagi guru , membantu meningkatkan keterampilan dalam memilih dan
mendesain media atau alat peraga yang sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran matematika.
3.
Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.
4.
Bagi Peneliti, dapat memperluas wawasan tentang proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan media atau alat peraga dan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang kelak ingin menggunakan alat
peraga ini.
9
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori Hasil Belajar Matematika
1. Pengertian
Matematika
Matematika menurut Russefendi adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola
keteraturan, dan struktur yang terorganisasi. Sejalan dengan pernyataan tersebut pengertian matematika menurut Soedjadi 2000, adalah ilmu yang
memiliki objek tujuan yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola berfikir yang deduktif.
1
Sedangkan menurut Tinggih dalam Hudojo, 2005 matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya,
melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Lebih lanjut Hudojo 2005 mengungkapkan bahwa
“matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir
.”
2
Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan
IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak MISD.
Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian matematika di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai ilmu memliki karakteristik
berupa bahasa simbol dengan pola berfikir deduktif dan memiliki objek tujuan yang abstrak dan alat untuk mengembangkan cara berfikir. Dengan
mengetahui karakteristik yang dimilikinya diharapkan para guru dapat menyesuaiakan pembelajaran matematika dengan fase perkembangan
kognitif siswa, agar tercapainya tujuan pembelajaran matematika, dan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
1
Heruman, Model Pembelajaran Mtematka di Sekolah Dasar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012, h. 1
2
Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, Surabaya : Aprinta, 2009, h.8
2. Pengertian Belajar
Sebelum membahas apa itu hasil belajar terlebih dahulu akan dipaparkan apa yang dimaksud dengan belajar, belajar adalah suatu aktifitas
atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.
3
Selain itu beberapa pakar Psikologi mengemukakan pendapatnya tentang definisi belajar, yaitu :
a. Hilgard dan Bower, dalam buku Theoritis of Learning 1975
mengemukakan, “ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamnnya
yang berulang ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan, atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya
kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya” b.
Gagne dalam buku the Conditioning of Learning 1977 menyatakan bahwa : “ belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya performancenya dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi”. c.
Morgan, dalam buku Introduction to pshycology 1978 mengemukakan : “Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
d. Wetherington, dalam buku Educational Pshycology mengemukakan : “
belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola batu dari pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.
4
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas Ngalim Purwanto lebih lanjut mengemukakan beberapa elemen penting yang mencirikan
pengertian tentang belajar, yaitu bahwa suatu kegiatan dapat disebut belajar apabila memenuhi empat kriteria sebagai berikut 1 adanya
perubahan tingkah langkh laku, yaitu perubahan yang mengarah pada tingkah laku yang baik. 2 Perubahan tingkah laku terjadi melalui latihan
dan pengalaman, artinya perubahan terjadi karena pertumbuhan dan
3
Suyono, Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 9
4
NgalimPurwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya, 1985, h.80
kematangan. 3 perubahan relatif menetap.4 perubahan tingkah laku menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.
5
Dari beberapa pengertian belajar yang diberikan oleh para ahli, penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku yang awalnya belum mampu menjadi sudah mampu karena adanya pengalaman, pengalaman tersebut diperoleh
seseorang atau individu melalui interaksi dengan lingkungannya yang terjadi secara berulang-ulang. Dengan demikian belajar selalu berhubungan
dengan perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Setiap perubahan tingkah laku yang diperolehnya merupakan hasil pengalamannya.
Dalam ranah ilmu psikologis Jean Piaget berpendapat bahwa belajar atau proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap
dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat periode. Urutan periode itu tetap bagi setiap orang, namun usia atau kronologis pada
setiap orang yang memasuki setiap periode berpikir yang lebih tinggi berbeda-beda tergantung kepada masing-masing individu. Empat tahap
perkembangan itu adalah sebagai berikut: a.
Tahap sensori motor dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun. b.
Tahap preoperasi dari sekitar umur 2 tahun sampai sekitar 7 tahun. c.
Tahap operasi konkrit dari sekitar umur 7 tahun sampai sekitar 11-12 tahun atau lebih.
d. Tahap operasi formal dari sekitar umur 11 tahun sampai dewasa.
6
Dari pembagian fase perkembangan intelegensi menurut Piaget tersebut, jelaslah bahwa struktur kognitif individu bukan suatu ketentuan
yang sudah ada sebelumnya dan bersifat statis, melainkan tumbuh dan berkembang bersamaan dengan bertambahnya usia melalui proses adaptasi
dan interaksi dengan lingkungannya. Semakin dewasa seseorang semakin banyak pengetahuannya, karena telah memperoleh banyak pengalaman, baik
secara langsung atau tidak langsung.
5
Ibid., h.81
6
Nadlir, dkk, Psikologi Belajar LAPIS PGMI, 2009, h. 15
3. Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar umurnya berkisar anatara 6 atau 7 tahun, samapai 12 atau 13 tahun, pada usia ini anak sudah dapat mereaksi rangsangan
itelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis dan berhitung atau biasa
disingkat CALISTUNG, dan dalam periode umur ini menurut Jean Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak
pada fase ini adalah tingkat permulaan berfikir rasional dan anak belum mampu berurusan dengan materi abstrak, seperti hipotesis dan proposisi-
proposisi verbal dan selama periode ini kemampuan berbahasa juga berubah dari egosentris menjadi sosiosentris dalam berkomunikasi. Mereka berusaha
unutk mengerti orang lain dan mengemukakan perasaan dan gagagsan- gagasan mereka kepada teman-temannya.
7
Dari usia perekembangan kognitifnya, siswa Sekolah Dasar masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera.
Dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, siswa memerlukan alat bantu benda
–benda konkret berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran khususnya matematika guru harus memperhatikan karakteristik dan perbedaan-perbedaan tersebut untuk meningkatkan
evektifitas pembelajaran matematika di Sekolah DasarMI. Hal ini sejalan dengan Yul
iani Nuriani Sudjono bahwa “anak lebih mengingat suatu benda- benda yang dapat dilihat, dipegang lebih membekas dan dapat diterima oleh
otak dalam sensasi dan memorylong term memory dalam bentuk simbol- simbol.
8
Dalam tahap ini siswa harus diberikan pembelajaran dengan benda- benada yang nyata agar anak tidak menerawang dan bingung, pada kegiatan
ini siswa diharapkan dapat berpikir melalui media benda-benda konkret atau yang terdekat dengan anak secara langsung, anak usia dini dapat
7
Ibid., h. 16
8
Yuliani Nuriani Sujiono, konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT. Indeks, 2011, h. 93
menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-benda yang bersifat konkret nyata. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan media yang nyata
untuk memberikan pembelajaran terhadap siswa. Terlebih pada mata pelajaran matematika yang memiliki karakteristik sebagai ilmu yang
memiliki konsep abstrak. 4.
Pengertian Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar atau achievement menurut Nana Syaodih “merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang
”.
9
Lebih spesifik Munawir mengungkapkan bahwa “Hasil belajar diartikan sebagai prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak
dalam usaha belajarnya ”.
10
Dari beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku baik itu dari
segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang ditunjukan melalui kecakapan-kecakapan yang dimiliki seseorang yang didapat melalui proses
dan pengalaman yang berulang-ulang. Dalam pengertian Lebih spesifik hasil belajar dalam dunia pendidikan diartikan sebagai prestasi yang dapat
dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang menggembirakan : prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara,
dimana cara tersebut dapat ditempuh melalui beberapa usaha.
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar terdapat dua faktor yang memepengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal atau faktor yang datang dari diri peserta didik
itu sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang datang dari luar peserta didik.
a. Faktor Internal
1 Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis yang baik seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung : 2011, h. 102
10
Munawir, beberapa faktor pendukung dalam mengantar keberhasilan belajar , Cendekia Jurnal kependidikan dan kemasyarakatan, vol. 4 No. 2 Juli
– Desember ,2006, h. 23