Apresiasi Karya Sastra Anak

23 dan mental. Membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca Santosa, 2010: 6.3. Kesimpulannya adalah membaca sebagai produk merupakan suatu akibat dari proses membaca. Kegiatan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan, menceritakan kembali secara lisan atau tulisan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dalam membaca.

2.1.5.4 Menulis

Menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun hasil. Secara sederhana menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 51 menjelaskan bahwa menulis dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi: pramenulis, penulisan draft, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan. Menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan. Gagasan yang dimiliki oleh seseorang nantinya diwujudkan dalam sebuah tulisan. Menulis dapat dikatakan sebagai kegiatan yang bersifat produktif.

2.1.6 Apresiasi Karya Sastra Anak

Sastra berfungsi menghibur dan mendidik. Anak akan terhibur apabila merasa puas terhadap karya sastra yang dinikmatinya. Karya sastra dapat dinikmati anak melalui kegiatan membaca maupun menyimak. Bentuk apresiasi sastra anak sangat beragam misalnya menanggapi karya sastra tersebut. Rofi’uddin dan Zuhdi 2001: 62 menyebutkan bahwa paling sedikit ada dua nilai yang diperoleh dari sastra yaitu memahami kebutuhan akan kepuasan pribadi dan 24 pengembangan kemampuan berbahasa. Kepuasan pribadi yang diperoleh anak- anak setelah membaca karya sastra sangat penting sebelum mereka diminta untuk menguasai keterampilan membaca. Sarumpaet 1976 dalam Santosa 2010: 8.4-5 menyatakan bahwa ada 3 ciri sastra anak yaitu unsur pantangan, penyajian dengan gaya secara langsung, dan fungsi terapan. Unsur pantangan merupakan unsur yang secara khusus berkenaan dengan tema dan amanat. Penyajian dengan gaya secara langsung adalah sajian cerita merupakan deskripsi secara singkat dan langsung menuju sasarannya, mengetengahkan gerak yang dinamis, dan jelas sebab-sebabnya. Fungsi terapan adalah sajian cerita bersifat informatif. Selain itu juga terdapat unsur-unsur yang bermanfaat. Manfaat yan dimaksud adalah manfaat untuk pengetahuan umum, keterampilan khusus, maupun untuk pertumbuhan anak. Ditinjau dari fungsi pragmatiknya sastra anak memiliki dua fungsi yaitu fungsi pendidikan dan hiburan. Fungsi pendidikan pada sastra anak memberi banyak informasi tentang suatu hal, memberi banyak pengetahuan, memberi kreativitas atau keterampilan anak dan juga pendidikan moral pada anak. Fungsi hiburan sastra anak jelas memberi kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri anak Santosa, 2010: 8.8-9. Kegiatan apresiasi karya sastra anak dapat berupa kegiatan apresiasi langsung dan kegiatan apresiasi tidak langsung. Kegiatan apresiasi langsung adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh nilai kenikmatan dan kehikmatan karya sastra yang diapresiasi Santosa, 2010: 8.19. Contohnya membaca sastra anak, mendengarkan sastra anak ketika dibacakan, menonton pertunjukan sastra anak. 25 Kegiatan apresiasi tidak langsung adalah suatu kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman terhadap karya sastra anak Santosa, 2010: 8.28. Kegiatan apresiasi tidak langsung contohnya adalah mempelajari teori sastra, mempelajari kritik dan esai sastra, dan mempelajari sejarah sastra. Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis dengan materi mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita anak dengan materi cerita rakyat melalui metode pembelajaran Cooperative Script merupakan cara apresiasi karya sastra anak secara langsung. Karena melalui pembelajaran ini, siswa dituntut untuk membaca, menuliskan dan menceritakan kembali cerita rakyat yang telah dibacanya. Melalui metode pembelajaran Cooperative Script siswa akan secara bergantian menceritakan kembali cerita yang telah mereka baca dan menyimak cerita yang sedang diceritakan kembali tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa apresiasi karya sastra anak adalah penghargaan terhadap sastra anak setelah terlebih dahulu memahami, baik segi bentuk maupun isi sastra anak itu sendiri.

2.1.7 Jenis dan Unsur-Unsur Cerita

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBASIS TEORI VAN HIELE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN KARANGDADAP KABUPATEN BANYUMAS

0 41 341

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 11 323

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGBAWANG BANYUMAS

0 14 194

PENDAHULUAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Malanggaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT (PTK Pembelajaran Matematika Ke

0 0 17

METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERJUANGAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SDN SUSUKAN ABUPATEN SEMARANG

0 0 58

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN PATI

0 0 72