Populasi Sampel Populasi dan Sampel Penelitian

45 oleh peneliti harus berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2014: 120. Sampel sangat dibutuhkan terutama jika jumlah populasinya banyak. Sehingga memudahkan peneliti dalam penelitiannya. Adapun pembahasannya yaitu sebagai berikut.

3.3.1 Populasi

Riduwan 2015: 11 menjelaskan populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memehuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut, populasi yang dipilih oleh peneliti memiliki beberapa kesamaan berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan. Syarat-syarat populasi disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN Banjaranyar Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah populasi 53 siswa. Terbagi menjadi kelas VA yang berjumlah 25 siswa dan kelas VB yang berjumlah 28 siswa. Alasan penentuan populasi tersebut adalah, sekolah memiliki kelas paralel dengan harapan karakteristik pembelajaran dan kemampuan awal siswa sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

3.3.2 Sampel

Riduwan 2015: 11 menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari pupulasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel yang dipilih harus dapat merepresentasikan populasi. Kesimpulan yang berlaku untuk sampel juga harus bisa berlaku untuk populasi karena sampel 46 mewakili populasi. Riduwan 2015: 11 mendefinisikan, “Teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative dari populasi. ” Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono 2014: 126 sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Musfiqon 2012: 91 menjelaskan jika jumlah populasi kurang dari 100 sebaiknya diteliti semuanya. Berdasarkan penjelasan tersebut, semua siswa kelas V lima dijadikan sebagai sampel penelitian, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53 siswa.

3.4 Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBASIS TEORI VAN HIELE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN KARANGDADAP KABUPATEN BANYUMAS

0 41 341

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 11 323

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGBAWANG BANYUMAS

0 14 194

PENDAHULUAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Malanggaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT (PTK Pembelajaran Matematika Ke

0 0 17

METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERJUANGAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SDN SUSUKAN ABUPATEN SEMARANG

0 0 58

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN PATI

0 0 72