25 Kegiatan apresiasi tidak langsung adalah suatu kegiatan apresiasi yang
menunjang pemahaman terhadap karya sastra anak Santosa, 2010: 8.28. Kegiatan apresiasi tidak langsung contohnya adalah mempelajari teori sastra,
mempelajari kritik dan esai sastra, dan mempelajari sejarah sastra. Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis dengan materi
mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita anak dengan materi cerita rakyat melalui metode pembelajaran Cooperative Script merupakan cara apresiasi karya
sastra anak secara langsung. Karena melalui pembelajaran ini, siswa dituntut untuk membaca, menuliskan dan menceritakan kembali cerita rakyat yang telah
dibacanya. Melalui metode pembelajaran Cooperative Script siswa akan secara bergantian menceritakan kembali cerita yang telah mereka baca dan menyimak
cerita yang sedang diceritakan kembali tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa apresiasi karya sastra anak adalah penghargaan terhadap sastra anak setelah
terlebih dahulu memahami, baik segi bentuk maupun isi sastra anak itu sendiri.
2.1.7 Jenis dan Unsur-Unsur Cerita
Rosdiana 2009: 6.8-9 menjelaskan bahwa terdapat 5 jenis cerita anak. Pertama adalah cerita jenaka. Cerita jenaka merupakan cerita yang
mengungkapkan hal ihwal atau tingkah laku seorang tokoh yang lucu. Kedua adalah dongeng. Dongeng merupakan cerita yang didasari angan-angan atau
khayalan. Di dalam dongeng terdapat cerita yang menggambarkan sesuatu di luar dunia nyata. Ketiga adalah fabel. Fabel merupakan cerita yang menampilkan
hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya. Keempat adalah legenda. Legenda merupakan cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda berkaitan
dengan sejarah yang sesuai dengan kenyataan ada pada alam atau cerita tentang
26 terjadinya sesuatu negeri, danau, atau gunung. Kelima adalah mite atau mitos.
Mite merupakan cerita yang berkaitan dengan kepercaaan kuno, menyangkut kehidupan dewa-dewa atau kehidupan makluk halus. Mite adalah cerita yang
memuat unsur-unsur misteri, dunia gaib, dan alam dewa. Cerita rakyat merupakan cerita yang ada di tengah-tengah masyarakat dan
sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut Suyatno, 2008: 44. Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pewarisan cerita rakyat dilakukan secara tradisional atau tidak didokumentasikan secara resmi. Cerita rakyat dapat berisi tentang asal usul
daerah, tempat, hal-hal atau peristiwa-peristiwa di luar kehidupan manusia biasa. Cerita rakyat ada yang benar-benar terjadi, ada juga cerita rekaan belaka, tetapi
dipercaya penduduk setempat. Ada beberapa unsur dalam cerita rakyat yaitu tema, tokoh dan penokohan,
alur, latar dan amanat. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan manusia Nur’aini dan
Indriyani, 2008: 107. Contoh tema misalnya “Pedagang yang dermawan”, “Anak yang berbakti”, dan sebagainya. Jadi tema menjadi inti dari isi cerita.
Tokoh adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh
utama, terdapat tokoh pendamping. Penokohan disebut juga dengan watak. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda. Karakter pada cerita
rakyat diklasifikasikan menjadi tokoh protagonist, antagonis dan figuran. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan utama pada cerita. Biasanya,
tokoh protagonis menjadi tokoh idaman dalam cerita. Tokoh antagonis adalah
27 tokoh yang berperan sebagai pesaing atau penentang tokoh utama pada cerita. Ia
adalah seseorang yang bermusuhan dengan tokoh protagonis. Figuran peran pembantu adalah tokoh yang kehadirannya mendampingi tokoh utama Suyatno
dkk, 2008: 19. Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu dan
suasana dalam cerita. Latar dapat dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana Suyatno dkk, 2008: 19. Latar tempat biasanya
menerangkan dimana saja tempat kejadian dalam cerita. Latar waktu menerangkan waktu suatu kejadian dalam cerita. Latar suasana merupakan
keterangan yang menunjukkan suasana suatu cerita. Alur merupakan salah satu unsur pembangun sebuah cerita dari dalam unsur
instrinsik. Alur merupakan urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi tiga yaitu alur maju, alur mundur dan alur
campuran. Dikatakan alur maju apabila peristiwa atau keadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal hingga akhir. Dikatakan alur mundur
apabila peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal. Alur campuran merupakan gabungan dari alur maju dan alur
mundur Suyatno dkk, 2008: 44. Sebuah sastra anak biasanya menggunakan alur maju karena untuk memudahkan pemahaman siswa secara keseluruhan. Sehingga
tidak ada kesalahpahaman dalam memahami sebuah cerita. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah
karya sastra. Adakalanya amanat berupa pesan moral Nur’aini dan Indriyani, 2008: 107. Setiap sastra anak pasti memiliki amanat. Amanat dalam sebuah cerita
ada yang disampaikan secara langsung dan ada yang disampaikan secara tidak
28 langsung atau tersirat. Amanat yang disampaikan secara tersirat membutuhkan
pemahaman secara mendalam. Sehingga amanat yang ingin disampaikan oleh penulis benar-benar tersampaikan kepada pembaca.
2.1.8 Hasil Belajar Siswa