29 bagi  tipe  hasil  belajar  berikutnya.  Kedua  adalah  tipe  hasil  belajar  pemahaman.
Misalnya  menjelaskan  dengan  susunan  kalimatnya  sendiri  sesuatu  yang  dibaca atau  didengarnya,  memberi  contoh  lain  dari  yang  telah  dicontohkan,  atau
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Ketiga adalah tipe hasil belajar aplikasi. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau khusus.
Abstraksi  tersebut  berupa  ide,  teori,  atau  petunjuk  teknis.  Keempat  adalah  tipe hasil  belajar  analisis.  Analisis  adalah  usaha  memilah  suatu  integritas  menjadi
unsur-unsur  atau  bagian-bagian  sehingga  jelas  hirarkinya  dan  atau  susunannya. Terakhir  adalah tipe hasil belajar evaluasi. Evaluasi  adalah pemberian keputusan
tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dan lain-lain Sudjana, 2012: 22-8.
Hasil  belajar  adalah  perubahan  perilaku  secara  keseluruhan  bukan  hanya salah  satu  aspek  potensi  kemanusiaan  saja.  Faktor-faktor  yang  mempengaruhi
hasil belajar menurut Anitah 2011: 2.10 adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kecakapan, minat,
bakat,  usaha,  motivasi,  perhatian,  kelemahan,  dan  kesehatan  serta  kebisaaan siswa.  Faktor  dari  luar  diri  siswa  meliputi  lingkungan  fisik  dan  non  fisik,
lingkungan  sosial  budaya,  lingkungan  keluarga,  program  sekolah,  guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
2.1.9  Aktivitas Belajar
Di dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk selalu berperan aktif. Hamalik  2011:  170  menjelaskan  bahwa  pendidikan  tradisional  tidak
menggunakan  asas  aktivitas  dalam  proses  belajar  mengajar.  Kegiatan  mandiri dianggap  tidak  ada  maknanya,  karena  guru  adalah  orang  yang  serba  tahu  dan
30 menentukan  segala  hal  yang  dianggap  penting  siswa.  Berdasarkan  pernyataan
tersebut  maka  siswa  hanya  mendengar  hal-hal  yang  diinformasikan  oleh  guru. Siswa menerima saja hal-hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru. Guru
cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.
Seharusnya  guru  menyediakan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  belajar  sendiri atau melakuan aktivitas sendiri.
Jenis aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada teori jenis  aktivitas  menurut  Dierich  1979  dalam  Hamalik,  2011:  172-3.  Jenis
aktivitas  tersebut  adalah:  1  Kegiatan-kegiatan  visual;  2  Kegiatan-kegiatan lisan;  3  Kegiatan-kegiatan  mendengarkan;  4  Kegiatan-kegiatan  menulis;  5
Kegiatan-kegiatan  menggam-bar;  6  Kegiatan-kegiatan  metrik;  7  Kegiatan- kegiatan  mental;  8  Kegiatan-kegiatan  emosional.  Uraian  selengkapnya  sebagai
berikut. Kegiatan  visual  contohnya  adalah  membaca,  melihat  gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja sama  atau  bermain.  Kegiatan  lisan  contohnya  adalah  mengemukakan  suatu  fakta
atau  prinsip,  menghubungkan  suatu  kejadian,  mengajukan  pertanyaan,  memberi saran,  mengemukakan  pendapat,  wawancara,  diskusi,  dan  interupsi.  Kegiatan
mendengarkan  contohnya  adalah  mendengarkan  penyajian  bahan,  mendengarkan percakapan  atau  diskusi  kelompok,  mendengarkan  suatu  permainan,  dan
mendengarkan radio. Kegiatan menulis contohnya adalah kegiatan menulis cerita, menulis  laporan,  memeriksa  karangan,  bahan-bahan  kopi,  membuat  rangkuman,
mengerjakan  tes,  dan  mengisi  angket.  Kegiatan  menggambar  contohnya  adalah
31 kegiatan  menggambar,  membuat  grafik,  chart,  diagram  peta,  dan  pola.  Kegiatan
metrik diantaranya adalah melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,  membuat  model,  menyelenggarakan  permainan,  menari,  dan  berkebun.
Kegiatan  mental  contohnya  adalah  merenungkan,  mengingat,  memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat
keputusan.  Kegiatan  emosional  contohnya  minat,  membedakan,  berani,  tenang, dan lain-lain.
Delapan  jenis  aktivitas  yang  telah  diuraikan  tersebut,  peneliti  hanya menggunakan  enam  jenis  aktivitas  saja.  Jenis  aktivitas  tersebut  yaitu  kegiatan
visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan mental, dan  kegiatan  emosional.  Hal  ini  dikarenakan  terdapat  aktivitas  yang  tidak
diperlukan  di  dalam  pelaksanaan  metode  pembelajaran  Cooperative  Script  yang diteliti pada penelitian ini.
2.1.10  Metode Pembelajaran Cooperative Script