Keterampilan Berbicara Keterampilan Membaca

21 kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplian, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian. Menyimak sebagai suatu proses berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan mendengarkan, memahami, menilai, dan merespon. Menyimak dikatakan sebagai respon, sebab respon merupakan unsur utama dalam menyimak. Menyimak sebagai pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan memuaskan. Tujuan utama pembelajaran menyimak adalah melatih siswa memahami bahasa lisan. Itulah sebabnya pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus disesuaikan dengan karakteristik siswa SD. Cerita anak dianggap sesuai dengan karakteristik siswa SD sebab isi bacaan masih sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Faktor penting dalam menyimak adalah keterlibatan penyimak dalam berinteraksi dengan pembicara Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 3. Anak-anak tidak mungkin dapat melaksanakan tugas menyimak dengan baik apabila mereka terganggu oleh pembicaraan anak-anak yang lain. Berbagai strategi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Guru dapat memberikan cerita yang tidak terlalu panjang di kelas Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 4. Selain itu bahan bacaan mengandung makna yang menarik. Contohnya adalah cerita rakyat. Cerita rakyat dapat menarik perhatian siswa sebab isinya yang bersifat fiktif dan imajinatif.

2.1.5.2 Keterampilan Berbicara

Kegiatan berbicara dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari- hari untuk berkomunikasi. Berbicara merupakan kegiatan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Brown dan Yule 1983 dalam Santosa 2010: 6.34 22 menjelaskan berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Kegiatan berbicara dilakukan untuk mengadakan hubungan sosial Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 7. Kemampuan siswa dalam belajar bahasa terus meningkat secara bertahap. Semakin lama kemampuan tersebut menjadi semakin sempurna dalam arti strukturnya menjadi semakin benar, pilihan katanya semakin tepat, kalimat-kalimatnya semakin bervariasi. Melalui pembelajaran berbicara di SD diharapkan dapat melatih siswa dapat berbicara dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapainya, dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara. Misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali cerita yang pernah dibaca atau didengar, mengungkapkan pengalaman pribadi, bertanya jawab berdasarkan bacaan, dan sebagainya.

2.1.5.3 Keterampilan Membaca

Secara keseluruhan mata pelajaran bahasa Indonesia di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta membina persatuan dan kesatuan bangsa Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 30. Dengan kata lain membaca merupakan suatu kegiatan melisankan tulisan untuk mengetahui isi dari bacaan yang dibacanya oleh karena itu dibutuhkan kemampuan dalam bernalar tersebut. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis. Pada hakikatnya aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik 23 dan mental. Membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca Santosa, 2010: 6.3. Kesimpulannya adalah membaca sebagai produk merupakan suatu akibat dari proses membaca. Kegiatan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan, menceritakan kembali secara lisan atau tulisan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dalam membaca.

2.1.5.4 Menulis

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBASIS TEORI VAN HIELE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN KARANGDADAP KABUPATEN BANYUMAS

0 41 341

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 11 323

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGBAWANG BANYUMAS

0 14 194

PENDAHULUAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Malanggaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT (PTK Pembelajaran Matematika Ke

0 0 17

METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERJUANGAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SDN SUSUKAN ABUPATEN SEMARANG

0 0 58

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN PATI

0 0 72