Karakteristik Anak SD Pembelajaran Bahasa di SD

18 ganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Subjek pembelajaran adalah siswa Suprijono, 2011: 13. Pernyataan ini bertentangan dengan anggapan bahwa proses pendidikan harus berpusat pada guru yang mana guru dapat bertindak secara otoriter. Akibatnya siswa tidak dapat secara bebas mengemukakan gagasannya dalam proses pembelajaran.

2.1.3 Karakteristik Anak SD

Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk SD adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun Desmita, 2012: 35. Anak-anak usia SD memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang kerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan. Guru harus mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Bentuk nyata upaya guru dalam melakukan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Di jaman modern sekarang ini sudah banyak jenis metode pembelajaran kooperatif yang dapat guru gunakan. Metode pembelajaran kooperatif disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang memperhatikan alokasi waktu serta kemampuan siswa. Sehingga diharapkan proses pembelajaran akan berlangsung menyenangkan dan mengesankan bagi siswa. 19

2.1.4 Pembelajaran Bahasa di SD

Pembelajaran bahasa di SD berbeda dengan pembelajaran bahasa di jenjang pendidikan yang lain. Hal ini disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa SD yang berbeda dengan tingkat pemahaman siswa pada jenjang pendidikan lain. Umumnya pembelajaran bahasa Indonesia di SD mencakup keterampilan dasar berbahasa Indonesia. Pemahaman tentang pembelajaran bahasa di SD akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan benar. Diperlukan upaya agar terbentuk kemampuan kebahasaannya sehingga fungsi bahasa dapat diperoleh secara maksimal. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara menggiatkan latihan-latihan kebahasaan. Semakin awal upaya ini dilakukan akan semakin baik hasilnya. Latihan keterampilan berbahasa sebaiknya dilakukan sejak anak masih SD. Usia SD merupakan masa yang tepat untuk melatih kegiatan berbahasa Santosa, 2010: 5.18. Hal ini dikarenakan pada usia SD, siswa dapat dengan mudah dilatih keterampilan-keterampilan dasar dalam berbahasa. Usia SD adalah usia dimana anak mudah menyerap suatu konsep baru. Kesimpulannya, pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa, yaitu kondisi eksternal dan internal. Kondisi eksternal adalah faktor di luar diri siswa seperti lingkungan sekolah, guru, teman sekolah, keluarga, orang tua, dan masyarakat. Kondisi internal adalah faktor dalam diri siswa yang terdiri atas motivasi positif dan percaya diri dalam belajar, tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa, adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak 20 Santosa, 2010: 1.7-8. Faktor eksternal lebih cenderung ditangani oleh guru. Faktor internal lebih cenderung dikembangkan sendiri oleh siswa. Kedua faktor ini harus diperhatikan oleh guru dalam belajar bahasa. Faktor-faktor eksternal yang salah satunya adalah guru dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar bahasa. Apabila guru mengabaikan aspek ini, faktor eksternal dapat menimbulkan dampak negatif terhadap faktor internal siswa.

2.1.5 Keterampilan Berbahasa

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBASIS TEORI VAN HIELE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN KARANGDADAP KABUPATEN BANYUMAS

0 41 341

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 11 323

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGBAWANG BANYUMAS

0 14 194

PENDAHULUAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Malanggaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Script Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII.C SM

0 1 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT (PTK Pembelajaran Matematika Ke

0 0 17

METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERJUANGAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SDN SUSUKAN ABUPATEN SEMARANG

0 0 58

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN PATI

0 0 72