Instrumen Tes Kalibrasi Instrumen

n = banyaknya item S 2 = varians Selanjutnya pengujian reliabilitas diklasifikasikan sesuai kriteria pada tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Kriteria Keterangan 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Kurang Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I Statistik r hitung 0,81 Kesimpulan Tingkat reliabilitas tinggi Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II Statistik r hitung 0,80 Kesimpulan Tingkat reliabilitas tinggi

c. Uji Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. 19 . Rumus mencari P sebagai berikut : 20 JS B p  Dimana : P = Tingkat kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa Tolak Ukur untuk menginterprestasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut : 21 a. P = 0,00, soal sangat sukar. b. P = 0,00 ˂ P ≤ 0,30, soal sukar. c. P = 0,30 ˂ P ≤ 0,70, soal sedang. d. P = 0,70 , ˂ P ≤ 1,00, soal mudah. e. P = 1,00, soal sangat mudah. Perhitungan pengajuan taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates versi 4.0. hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tael di bawah ini : Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Siklus I Kategori Soal Jumlah Soal Presentase Sangat sukar 2 6,7 Sukar 3 10 Sedang 14 46,7 Mudah 4 13,3 Sangat mudah 7 23,3 Jumlah 30 100 19 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, h. 179 20 Ibid., hal. 180 21 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2014, h. 246 Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Siklus II Kategori Soal Jumlah Soal Presentase Sangat sukar - - Sukar 4 13,3 Sedang 13 43,3 Mudah 7 23,3 Sangat mudah 6 20 Jumlah 30 100 c. Daya Pembeda Daya beda butir soal yaitu butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta didik. Karena butir soal yang didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah atau kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah : 22 D = Ba Bb Ja Jb Dimana : D = Daya Pembeda Ba = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar Bb= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Ja = Banyaknya peserta kelompok atas Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah Klasifikasi interprestasi daya pembeda : 23 D = ≤ 0,00 : Sangat Jelek D = 0,00 ˂ Dp ≤ 0,20 : Jelek D = 0,20 ˂ Dp ≤ 0,40 : Cukup D = 0,20 ˂ Dp ≤ 0,70 : Baik D = 0,70 ˂ Dp ≤ 1,00 : Sangat Baik 22 Ibid., hal. 241 23 Ibid., hal. 243. Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates versi 4.0. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Siklus I Kategori Soal Jumlah Soal Presentase Baik sekali 8 26,7 Baik 10 33,3 Cukup 5 16,7 Jelek 7 23,3 Jumlah 30 100 Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Siklus II Kategori Soal Jumlah Soal Presentase Baik sekali 11 36,7 Baik 14 46,7 Cukup 4 13,3 Jelek 1 3,3 Jumlah 30 100 2. Instrumen Nontes Pada umumnya data nontes bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pengukuran sehingga dapat kecenderungan jawaban responden melalui alat ukut tersebut. 24 Penelitian ini menggunakan instrumen nontes berupa pedoman obsevasi. Pengamatan atau Obsevasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indra secara langsung. Pengamatan atau observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan yang dilakukan. 25 24 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, h. 128 25 Ibid., hal. 169.

K. Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini terdapat dua teknik pengolahan data yang digunakan yaitu teknik pengolahan data tes dan teknik pengolahan data nontes. Data yang dihasilkan dari pedoman observasi diolah secara deskriptif untuk mengukur kualitas pembelajaran selama diberi perlakuan berupa penerapan metode eksperimen, sedangkan pada hasil evaluasi berupa soal tes dihitung dengan menggunakan perhitungan sederhana.

1. Teknik Pengolahan Data Tes

Peneliti melakukan penjumlahan yang diperoleh siswa, kemudian dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga dapat diperoleh nilai rata- rata tes. X = ∑X ∑n Dimana : X = Nilai rata-rata ∑X = Jumlah seluruh nilai siswa ∑n = Jumlah siswa

2. Teknik Pengolahan Data Nontes

Pengolahan data nontes pada penelitian ini diolah secara kualitatif. Data nontes ini diperoleh dari pedoman oservasi berupa indikator-indikator kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Setelah dianalisis selanjutnya data tersebut dideskripsikan dalam paparan data secara naratif. Skor rata-rata dari data yang dihasilkan akan dibagi menjadi empat kategori skla ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, dan kurang seperti klasifikasi pada tabel 3.11 berikut : Tabel 3.13 Klasifikasi Kegiatan Guru Dan Siswa Skor Kategori 5 Sangat Baik 4 Baik 3 CukupSedang 2 Kurang 1 Sangat Kurang Untuk menghitung persentase kemampuan hasil belajar Sains KPS siswa dalam pedoman observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 26 x100 SM R NP  Hasil dari perhitungan persentase di atas dapat dikategorikan sesuai tingakat penguasaanya, dan kategorinya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14 Kriteria Nilai Persentase Instrumen Nontes 27 Rentang Kategori 80 - 100 Sangat Baik 70 - 79 Baik 60 - 69 CukupSedang 50 - 59 Kurang 0 - 40 Kurang Sekali

L. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami peningkatan kemampuan hasil belajar IPA apabila mencapai indikator sebagai berikut : Siswa mencapai ketuntasan minimal : 65 Kelas mencapai ketuntasan belajar : 90 Indikator keberhasilan ini merupakan ketentuan yang sudah ada di MI Ruhul Ulum Jatinegara Jakarta Timur sebagai acuan keberhasilan proses pembelajaran. 26 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Jakarta : Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Haidayatullah Jakarta, h. 32. 27 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2007, oct. 13. H. 153. 41

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri atas dua pertemuan yang berdurasi 4 x 35 menit dalam satu minggu. Materi yang akan diajarkan pada siklus satu pertemuan pertama adalah menjelaskan bahwa panas dapat dihantarkan dan menjelaskan perpindahan panas secara konveksi, radiasi, konduksi. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah menjelaskan pengertian konduktor dan isolator panas dan menyebutkan contoh konduktor dan isolator panas. Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu : 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang menggambarkan penerapan metode eksperimen 2 Membuat Lembar Kerja Siswa LKS 3 Menyiapakan alat peraga 4 Menyiapakan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk setiap pertemuan 5 Menyiapkan instrumen penilaian

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pertemuan Pertama

Tahap pelaksanaan untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 November 2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pukul 09.10 – 10.20 dengan jumlah siswa 23 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat atau observer adalah rekan peneliti. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan obsevasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah menjelaskan bahwa panas dapat dihantarkan dan menjelaskan perpindahan panas secara konveksi, radiasi, konduksi. G uru dan siswa memulai pembelajaran dengan berdo’a, kemudian guru mengabsen siswa. Pada tahap apersepsi guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru membangun pengetahuan siswa dengan bertanya tentang pengalaman siswa dalam merasakan panas dari sinar matahari. Pada kegiatan eksplorasi guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian membimbing siswa untuk mempersiapkan alat-alat yang telah dibawa untuk melakukan eksperimen perpindahan panas secara konveksi, radiasi, konduksi serta memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan-tahapan eksperimen yang harus dilakukan. Guru membantu menuangkan air panas ke tempat yang telah disediakan sebagai bahan untuk siswa melakukan eksperimen dan mengawasi siswa langkah-langkah yang sedikit berbahaya. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan menuliskan hasil eksperimen pada lembar kerja yang telah diberikan. Selanjutnya setiap perwakilan kelompok menyampaikan kesimpulan hasil eksperimen yang telah didiskusikan. Kegiatan diakhiri dengan bersama-sama siswa menyimpulkan meteri pembelajaran dan pemberian penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Gambar 4. 1 Siswa saat melakukan eksperimen perpindahan panas secara radiasi

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan hasil belajar IPS melalui project based learning (pembelajaran berbasis proyek) pada siswa kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal

1 26 253

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui metode eksperimen: penelitian tindakan kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Mukhlisin Pasar Minggu Jakarta Selatan

0 12 182

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GERAK BENDA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Benda Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry Discovery Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Ngraji Kecamatan Pu

0 2 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GERAK BENDA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Benda Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry Discovery Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Ngraji Kecamatan Pu

0 0 19

PENGGUNAAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas IV SDN Jimbaran 01 Kayen Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG MATERI SIFAT – SIFAT CAHAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat).

0 0 33

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE ...

1 2 105