d. Refleksi Siklus II
Pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki kekurangan pada siklus I. Hal ini ditujukan pada peningkatan hasil postes siklus I ke siklus II dari rata-rata 68,48
menjadi 80,65. Dapat dilihat pula adanya peningkatan pada hasil belajar siswa yang telah mencapai KKM pada siklus II, yaitu sebanyak 21 siswa dan terdapat 2
siswa atau 8,7 yang belum tuntas. Artinya pembelajaran dengan menerapkan metode eskperimen sudah mencapai indikator keberhasilan.
Proses pembelajaran yang terjadi lebih bermakna dengan melibatkan siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dan mengaitkan dengan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pada siklus II juga menunjukkan bahwa metode ekperimen yang diterapkan mampu memotivasi
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran seperti melakukan tanya jawab dan aktif dalam diskusi kelompok. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil obeservasi
guru dan siswa. Terdapat peningkatan kegiatan guru dalam mengelola kelas dan penerapan metode eksperimen pada siklus I ke siklus II dari 67,5 menjadi 90
atau dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik.
Gambar 4. 4 Suasana saat pembelajaran
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen pada konsep Membandingkan Sifat
Kemampuan Menghantar Panas dari Berbagai Benda telah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90 siswa telah mencapai KKM. Oleh sebab
itu, tindakan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada konsep Sifat Kemampuan Menghantar Panas dari Berbagai
Benda proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru dengan penyajian pembelajaran secara verbal, Sehingga siswa kurang aktif selama proses
pembelajaran berlangsung. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan metode eksperimen pada konsep tersebut, pencapaian hasil
belajar siswa yang dipengaruhi oleh sumber belajar dan metode pembelajaran yang diterapkan selama pembelajaran, mengalami perubahan. Siswa melakukan
pembelajaran dengan antusias dan penuh semangat. Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada siklus I diketahui sebanyak 9 siswa
yang belum mencapai KKM atau 39,13. Hal tersebut menunjukan hasil tes belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hal senada juga terlihat dari hasil
observasi siswa, dimana masih terdapat nilai yang terkategori cukup misalnya, kelas belum terkondisikan dengan baik karena masih ada siswa yang menolak
pembagian kelompok yang telah ditentukan, diskusi masih didominasi oleh siswa yang pintar saja serta siswa masih terlihat pasif dalam bertanya tentang materi
pembelajaran yang disampaikan. Namun kegiatan guru yang terlihat pada lembar obesrvasi guru telah mendapat kategori baik. Guru dapat memfasilitasi siswa
dalam melakukan eksperimen sebagian besar siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran, hanya beberapa siswa saja yang masih terlihat kurang serius dalam
melakukan kegiatan diskusi. Kekurangan dalam pembelajaran pada siklus I, tentu saja harus diperbaiki
pada siklus II agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Setelah tindakan
perbaikan yang dilakukan pada siklus II, ternyata hasil belajar siswa meningkat. Jika pada siklus I terdapat 9 siswa yang belum mencapai KKM, pada siklus II
hanya 2 siswa yang belum mencapai KKM, sehingga hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 90. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyanih bahwa metode eksperimen dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
1
Hasil observasi guru menunjukan bahwa terdapat peningkatan, dari ketegori baik menjadi sangat baik.
Peningkatan juga terjadi pada kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Hasil obsevasi kegiatan siswa, pada siklus I yang terkategori cukup, pada siklus II
meningkat menjadi terkategori sangat baik. Peningkatan-peningkatan yang terjadi pada siklus II menunjukan bahwa
metode eksperimen yang diterapkan mampu membangun pengetahuan siswa melalui pengalaman langsung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Immaratul Izzah bahwa menggunakan metode eksperimen yang dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa, aktivitas belajar siswa dan
guru dalam pembelajaran.
2
Metode eksperimen merupakan metode yang didesain untuk mengembangkan seluruh potensi dalam diri siswa, dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami sendiri dan mencari kebenaran dari sesuatu yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah, metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.
3
Pengalaman langsung membuat belajar menjadi lebih bermakna.
1
Sri Mulayanih , “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Melalui
Metode Eksperimen ”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hudayatullah Jakarta, h. i,
tidak dipublikasikan.
2
Immaratul Izzah , “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Eksperimen”,
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hudayatullah Jakarta,.tidak dipublikasikan.
3
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2009 , h. 137