36 visual, misalnya simulasi menerbangkan pesawat. Simulasi biasa
digunakan untuk menjembatani teori dan praktik. Hal penting yang harus diperhatikan adalah pemberian umpan balik setelah siswa mengikuti
program simulasi. d. Model Permainan Games
Model permainan dikembangkan untuk membangkitkan semangat belajar siswa dan menciptakan kegiatan belajar sambil bermain yang
menyenangkan. Pembelajaran dirancang seolah siswa mengikuti permainan yang di dalamnya siswa dapat menerapkan semua pengalaman
belajarnya untuk menyelesaikan tantangan pada permainan tersebut. Dalam penelitian ini model pembelajaran multimedia interaktif yang
digunakan adalah model tutorial, drill and practice, dan permainan. Model tutorial digunakan pada penyampaian materi unggah-ungguh bahasa Jawa,
model drill and practice pada penyajian soal-soal latihan berbentuk pilihan ganda, sedangkan model permainan yaitu pada permainan memasangkan
tembung ngoko dan tembung krama. Penggabungan ini bertujuan agar
multimedia interaktif yang dikembangkan dapat lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
6. Prinsip Desain Multimedia Interaktif
Agar penyampaian pesan pembelajaran efektif, Richard E.Mayer 2009 menjelaskan bahwa dalam mengembangkan multimedia pembelajaran harus
memperhatikan prinsip-prinsip desain pembelajaran sebagai berikut.
37 a. Prinsip Multimedia
Prinsip multimedia menyatakan bahwa siswa dapat belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada kata-kata saja. Artinya
siswa akan lebih mudah memahami materi apabila terdapat ilustrasi pada teks atau animasi pada narasi. Oleh karena itu presentasi multimedia
harus terdiri dari narasi dan animasi, bukan hanya narasi saja. b. Prinsip Kedekatan Ruang
Prinsip kedekatan ruang menyatakan jika kata-kata dan gambar- gambar yang saling berkaitan ditampilkan secara berdekatan dalam satu
halaman, maka siswa dapat belajar dengan lebih baik. c. Prinsip Keterdekatan Waktu
Prinsip keterdekatan waktu menyatakan bahwa siswa dapat belajar lebih baik apabila bagian-bagian yang terkait dari narasi dan animasi
ditampilkan secara bersamaan dalam waktu. d. Prinsip Koherensi
Prinsip koherensi menyatakan bahwa siswa bisa belajar baik apabila multimedia interaktif disajikan secara singkat, padat, dan
langsung ke sasaran. Penggunaan kata-kata, gambar-gambar, atau suara- suara yang tampaknya menarik namun tidak relevan terhadap pesan-
pesan konseptual utama pelajarannya harus dihindari karena dapat mengganggu fokus belajar siswa. Oleh karena itu dalam desain
multimedia tidak perlu ditambahkan kata-kata, gambar-gambar, serta suara atau musik yang tidak diperlukan.
38 e. Prinsip Modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa siswa dapat belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-screen. Artinya
siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata dalam pesan multimedia disajikan sebagai teks yang terucapkan narasi daripada teks yang
tercetak di layar. Sebagai implikasi, saat membuat presentasi multimedia berisi animasi dan kata-kata, sajikanlah kata-kata dalam bentuk narasi
daripada teks on-screen. f. Prinsip Redudansi
Prinsip redudansi menyatakan bahwa siswa dapat belajar dengan lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi, narasi, dan teks on-
screen. Teks on-screen yang hanya mengulang kata-kata dari dalam narasi tidak perlu ditambahkan saat membuat presentasi multimedia yang
berupa animasi bernarasi padat. g. Prinsip Perbedaan Individual
Prinsip perbedaan individual menyatakan bahwa pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengetahuan rendah daripada
berpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa berkemampuan spasial tinggi daripada berspasial rendah. Karakteristik yang dibawa siswa ke dalam
situasi pembelajaran bisa memengaruhi keefektifan dalam penerapan prinsip-prinsip desain multimedia.
Ketujuh prinsip pengembangan multimedia di atas diperhatikan selama mengembangkan multimedia interaktif sehingga produk multimedia interaktif
39 unggah-ungguh bahasa Jawa yang dihasilkan benar-benar layak untuk
digunakan dalam pembelajaran.
7. Kriteria Penilaian Multimedia Interaktif