Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

19 „Mbak, Anda tadi dicari bapak.‟ 2 Mas, tulung gawan kula niki mangandhapke riyin. „Mas, tolong barang bawaan saya ini Anda turunkan dulu.‟ b. Krama Alus Krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang seluruh kosakatanya terdiri dari leksikon krama dan dapat ditambah dengan leksikon krama inggil. Leksikon inti dalam krama alus hanyalah leksikon krama. Afiks yang digunakan dalam ragam krama alus yaitu dipun-, -ipun, dan –aken. Contoh: 1 Kula kancanipun Mbak Wida. Menawi saged, kula badhe pinanggih. „Saya teman Mbak Wida. Jika bisa, saya ingin bertemu.‟ 2 Kula dipunparingi priksa Bu Guru supados sregep sinau. „Saya diberi nasihat Bu Guru supaya rajin belajar.‟

C. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar berada pada kisaran usia enam sampai dua belas tahun. Rentang usia tersebut termasuk dalam tahapan perkembangan masa kanak- kanak akhir late childhood. Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase, yaitu masa kelas-kelas rendah dan masa kelas-kelas tinggi. Masa kelas-kelas rendah berlangsung pada saat siswa duduk di kelas I, II, dan III. Masa ketika siswa duduk di kelas IV, V, dan VI disebut masa kelas tinggi. Menurut Rita Eka 20 Izzaty, dkk 2008: 116-117 siswa pada masa kelas tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. 2. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. 3. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus. 4. Siswa memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. 5. Siswa suka membentuk kelompok sebaya atau peer group untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Pada masa kelas tinggi siswa mengalami perkembangan fisik, bahasa, moral, emosi, dan sosial. Pada masa ini siswa sudah mulai bergaul dengan orang-orang di luar rumah, seperti teman sekolah dan teman bermain di sekitar rumah. Siswa pun mulai belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Havighurst Hurlock, 1980: 10 mengemukakan salah satu tugas perkembangan siswa pada masa akhir kanak-kanak adalah mengembangkan hati nurani, pengertian moral, serta tata dan tingkatan nilai. Siswa perlu diberikan bimbingan tentang hal yang terpuji dan tercela untuk membentuk sikap serta kepribadian. Sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget, siswa Sekolah Dasar berada dalam tahap operasional konkret. Pada tahapan ini siswa sudah mampu berpikir logis, namun terbatas pada hal-hal yang konkret, dapat digambarkan, atau pernah dialami oleh mereka Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 117. Desmita 2010: 156 menjelaskan bahwa pada usia SD daya ingat siswa menjadi sangat kuat sehingga siswa benar-benar berada dalam suatu stadium belajar. Menurut teori otak, pada masa anak-anak peluang mengembangkan jalur-jalur syaraf baru akan lebih maksimal apabila ada rangsangan multisensorik. 21 Rangsangan sensorik tersebut bisa dihadirkan melalui komputer Pujiriyanto, n.d: 6-7. Komputer merupakan sarana hiburan sekaligus media belajar yang pasti disukai oleh siswa. Saat ini mayoritas siswa suka beraktifitas dengan komputer dan bermain game karena menarik serta menyenangkan. Smaldino, Lowther, Russell 2011: 71 menjelaskan apabila siswa menyukai visual berwarna yang tersedia dalam komputer. Siswa menyukai warna-warna yang cemerlang seperti merah, merah muda, kuning, dan jingga. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dipahami apabila unggah-ungguh bahasa Jawa merupakan suatu hal yang penting untuk dipelajari oleh siswa sekolah dasar. Unggah-ungguh bahasa Jawa berkaitan dengan tugas perkembangan siswa untuk bisa berbicara secara baik ketika berkomunikasi dengan orang lain. Multimedia interaktif bisa menjadi salah satu alternatif untuk membelajarkan unggah-ungguh bahasa Jawa secara menyenangkan karena kebanyakan siswa suka beraktifitas dengan komputer dan menyukai visual yang berwarna. Jika siswa telah dikenalkan dan diajarkan unggah-ungguh sejak kecil, maka siswa akan terbiasa berbicara dan berperilaku sopan hingga dewasa kelak.

D. Kajian Mengenai Media Pembelajaran